Warning⚠️⚠️
Bijaklah dalam berkomentar sayang♥️Dengan memberi vote cerita ini, kalian sudah menghargai karya author, Big Thanks 💐
___________________________________________Selamat Membaca!
-
-
-
🌵Jam pelajaran pertama telah berakhir. Kharisma memungut beberapa buku yang tergeletak pada mejanya, kemudian memasukkan sebagian buku tersebut ke dalam tas, sisanya ia pegang.
"Selamat istirahat." Wanita itu tersenyum tipis, lalu segera berlalu meninggalkan kelas IPA 1 untuk menuju ke ruang guru.
Sementara itu, disaat yang sama, seluruh anak IPA 1 berhamburan keluar kelas. Kemana lagi jika bukan bengkel weteng? (bengkel perut). Ya, itulah sebutan terkenal yang digunakan 'kantin' di SMA Adhistama. Tempat dimana tersedia berbagai makanan favorit mulai dari cilok rainbow, namanya saja 'rainbow' sudah pasti banyak pilihan warna pelangi. Lalu, ada cireng isi, batagor, soto ayam maupun babat, bakso, aneka minuman, dan masih banyak lagi.
Termasuk Nacha dan Nara yang sudah siap meluncur untuk menghilangkan dahaga, sebab sudah sejak pagi tenggorokan mereka kering kerontang bak padang pasir yang gersang. Bahkan beberapa kali mereka juga kerap menelan ludah sendiri, tapi tak kunjung meredakan rasa haus tersebut.
Sedangkan Nevan, Raga, Jalu dan juga Dito mereka masih duduk di dalam kelas, asyik berkutat dengan ponsel masing-masing. Hingga suara dering dari telepon milik Raga berbunyi, panggilan yang mengharuskan mereka untuk segera transit menuju kantin.
"Apa Mbon?"
"Ditunggu Zargas di kantin."
"Oke, on the way."
Raga menutup sambungan telepon lalu kembali menyimpan ponselnya di saku celana osisnya.
"Cabut, Zargas udah nunggu," ucap Raga memberitahu pada se-pergengnya."Bentar," tahan Nevan, lalu memandang aneh pada seragam yang dikenakan Raga. Agaknya seragam yang dipakai Raga sedikit berbeda dengan seragam osis biasanya.
"Damn it! Seragam lo kaya orang mau ngelamar kerja, kosongan gini, stupid!" protes Nevan saat mengetahui bahwa tidak ada logo osis di saku baju Raga bahkan logo sekolahnya sendiri pun tidak bertengger disana. Polosan, sama persis seperti kemeja orang yang mau melamar pekerjaan.
Raga memang meminjamkan seragam osisnya semalam pada Nacha bukan? Tapi, ia enggan untuk mengungkit kejadian yang dialami oleh gadis itu semalam pada teman-temannya. Biar, nanti masalah mengenai seragam itu dia sendiri yang mengurus. Alasan lain kenapa Raga tidak ingin bercerita pada teman-temannya adalah mereka mungkin akan menindaklanjuti kejadian ini pada Zargas. Dan saat Zargas tau, mungkin akan terjadi masalah besar detik itu.
"Lo tau kan? gue najis banget sama guru yang suka makan gaji buta. Makannya, gue cari masalah biar Pak Sigit ada kerjaan, setidaknya nyatetin nama gue di buku laporannya."
"Random bener alesan lo, Ga!" ucap Jalu geleng-geleng.
"Tapi, seriusan gue juga baru sadar kalo seragam lo polos gini. Emangnya Bu Kharisma daritadi juga ga sadar?" kata Dito.
"Mana gue tau lah!" ketus Raga,
"Gausah pada banyak omong! Cepet ke kantin ditunggu Zargas," sela Nevan menyadarkan tujuan utama mereka yaitu bengkel weteng alias kantin.
Namun, lagi-lagi langkah mereka terhenti tepat sebelum ke empat laki-laki itu benar-benar keluar kelas. Kali ini bukan karena Nevan, Dito, Jalu atau bahkan Raga sendiri. Tapi, akibat spiker kelas yang tiba-tiba berbunyi menghasilkan suara dari Sang Kesiswaan, siapa lagi jika bukan Pak Sigit. Guru yang berhasil meraih nominasi sebagai 'the most hated teacher in Adhistama high school.'

KAMU SEDANG MEMBACA
Raga
Romance⚠️HARAP BIJAK DALAM MEMBACA!! BANYAK MENGANDUNG KATA KASAR DAN ADEGAN KEKERASAN!! BUKAN UNTUK DITIRU!!⚠️ ©cover by tiadesign ••• Teruntuk cowo Adhistama, Raga Driangkara yang berhasil jadi urutan pertama pada lembar BK sebagai predikat anak bermasal...