Nggak kerasa udh lama bgt hiatus cerita ini:'(( sedih bgt nggak bisa selesein dengan cepet. Ternyata cari ide itu nguras banget ya, susah😣 gampang kalo otak lagi encer.
Btw, seperti biasa kalo lagu yang aku saranin ganggu bisa di skip aja yakk pemirsa, kalo lagunya kane cepet di download!!! oke enjoy🖤
Selamat Membaca!
-
-
-
🌵Gerimis turun sepanjang perjalanan pulang menuju rumah Kirana. Raga mengemudikan motornya dengan cepat, menerobos jutaan tetes air.
Sesekali Raga tersenyum, gadis itu seolah memanfaatkan punggungnya yang lebar untuk bersembunyi dari keroyokan hujan.
Tidak lama kemudian, motor Raga terhenti tepat di halaman rumah Kirana. Nacha bergegas turun seraya melepas jaket dan mengembalikannya pada si pemilik.
"Makasih atas jaketnya," ucap Nacha tersenyum.
Raga menerima jaketnya kembali. "Sama-sama." Seraya memasukkan kain tebal itu kedalam tas.
"Jalanan licin, Ga. Jangan terlalu ngebut baliknya. Oke?" Refleks Raga menoleh, menatap Nacha sebentar. Hanya pernyataan biasa namun hal itu begitu berkesan dalam hati Raga.
Raga mengangguk, "Oke." Tepat saat menyalakan mesin motor tiba-tiba saja hujan jatuh mengeroyok bumi dalam tempo cepat.
Byur!!
Gerimis menderas, mengguyur tuntas badan Raga maupun Nacha. Tanpa pikir panjang Nacha segera berlari menuju ke tempat yang lebih kering.
Tempat pertama yang terlintas di pikiran si gadis adalah teras rumah Kirana.
"Raga, neduh dulu!"
Raga yang sama terkejutnya dengan ulah hujan segera memarkirkan motor sembarang, tanpa melepas helm yang ia kenakan Raga cepat-cepat membersamai tempat dimana Nacha berteduh.
Cowok tampan itu mengeluh, "Huh!" Seraya melepaskan helm yang masih dikenakan.
Nacha melirik pergerakan Raga, wakil pentolan Adhistama itu tengah sibuk mengusap lengannya yang basah.
Sontak saja hal tersebut membuat naluri alamiah Nacha peka untuk mengambil sesuatu dari dalam tasnya.
"Pakai ini, Ga," kata Nacha seraya menyodorkan satu bungkus tisu ke arah Raga.
Bukannya menerima, Raga justru menatap bingung ke arah Nacha. Eskpresi wajahnya seolah mengatakan 'Untuk Apa?'
Melihat respon tersebut, Nacha menarik napas, kemudian berkata, "Buat ngelap lengan lo 'kan?"
"Aah! Iya," sahut Raga lantas segera menerima tisu pemberian Nacha.
Nacha tersenyum melihat tingkah Raga yang mendadak seperti orang linglung. Gadis itu menggeleng, tatapannya kini beralih kepada hujan.
"Untung hujan turun begitu kita sampai di rumah."
Raga menoleh sejenak, lalu merespons ucapan Nacha, "Hujan tahu kapan dia harus turun di waktu yang tepat. Meskipun tetep aja seragam kita dibuat basah." Kaki jenjangnya berjalan ke arah tong sampah di sudut teras. Melemparkan tisu yang sempat ia gunakan untuk mengelap lengannya.
Nacha manggut-manggut setuju, lima detik kemudian hening. Disaat Raga mulai menapak berdiri di samping si gadis, Nacha justru memilih untuk berjalan ke arah pintu rumah.
"Di deketin malah menjauh," kesal Raga, membuat Nacha lantas menjawab. "Lo mau berdiri disitu sampai kapan? Masuk dulu ..."
Tapi, saat tangannya mencoba membuka gagang pintu, yang terjadi adalah ....

KAMU SEDANG MEMBACA
Raga
Romance⚠️HARAP BIJAK DALAM MEMBACA!! BANYAK MENGANDUNG KATA KASAR DAN ADEGAN KEKERASAN!! BUKAN UNTUK DITIRU!!⚠️ ©cover by tiadesign ••• Teruntuk cowo Adhistama, Raga Driangkara yang berhasil jadi urutan pertama pada lembar BK sebagai predikat anak bermasal...