"Kak Hali!!".
"Stinger!!".
Stinger berlari kearah Halilintar, begitu juga dengan Halilintar yang berlari kearah Adiknya. Mereka berdua saling berpelukkan dan menangis karena sudah lama mereka tidak bertemu selama beberapa tahun. Pertemuan mereka terjadi di luar rumah Stinger dengan disambut suasana haru dan sedih.
Lili terharu melihat Kakak Beradik yang sudah lama terpisah itu. Ia seolah-olah melihat Keluarganya melalui Halilintar dan Stinger yang sedang berpelukkan itu. Air matanya terjun begitu saja dari kelopak mata tanpa diusap oleh pemilik air mata.
"Huuuuwwwaaaaa..... Kak Hali...! Stinger rindu dengan Kak Hali! Huhuhuhuhuhu..... Stinger tidak ingin jauh dari Kak Hali lagi! Huhuhuhuhu...... Hiks... Hiks... Hiks...".
"Hiks... Hiks... Hiks... Kakak juga rindu padamu, Stinger! Hiks... Hiks... Kakak sangat merindukanmu! Sudah lama sekali kita tidak pernah bertemu seperti ini! Hiks... Hiks... Bagaimana dengan keadaan Keluarga kita di Kota Bahru? Apa mereka selamat?".
Halilintar melepaskan pelukkannya dengan Stinger dan mengusap air mata Adiknya itu. Stinger juga melakukan hal yang sama dengan Halilintar.
(Seandainya aku punya Adik seperti Hali! Tapi sepertinya itu tidak mungkin! Semua anggota Keluargaku meninggal karena wabah bakteri ini!) batin Lili.
"Hiks... Hiks... Hiks... Keluarga kita semuanya sudah tiada, Kak! Hiks... Hiks... Keluarga kita meninggal karena wabah ini! Huhuhuhu...... Tapi untungnya Stinger masih keluarga! Hiks... Kakak Kandung Stinger ternyata ada disini! Hiks... Hiks... Kak Hali...! Hiks... Hiks..." peluk lagi Stinger memeluk Halilintar, Kakak Kandungnya.
"Jadi hanya kita berdua saja yang selamat ya?".
"Hiks... Iya, Kak! Hanya kita berdua saja yang selamat! Hiks... Hiks...".
"Stinger? Sekarang kamu jangan khawatir! Kakak akan menjagamu! Kamu adalah Adikku satu-satunya yang tersisa dalam Keluarga kita! Kakak tidak akan membiarkanmu pergi lagi!".
"Stinger? Aku juga akan menjagamu dan Hali! Dari caramu menyayangi Hali, hatiku tersentuh sekali! Kamu mengingatkan aku dengan Keluargaku yang sudah tiada. Bolehkah aku menganggapmu sebagai Adikku juga?".
Betapa senangnya Stinger karena Lili hendak menerimanya sebagai Adik. Halilintar juga demikian senangnya dengan Lili. Tidak sia-sia bagi Halilintar untuk meminang Lili sebagai kekasihnya.
"Tentu saja Stinger mau! Akhirnya Stinger punya Kakak Perempuan! Terima kasih, Kakak Lili!". Stinger beralih memeluk Lili yang ia anggap sebagai Kakak Kandung Perempuannya.
Lili membalas pelukkan Stinger dengan memeluk tubuh Adik dari Halilintar tersebut. Halilintar sendiri merasa bahagia melihat Lili dan Stinger saling berpelukkan satu sama lain. Baginya, dua orang yang berada di hadapannya adalah sebuah anugerah terindah yang ia dapatkan dari Tuhan. Ia bukan hanya menjaga Lili saja, tetapi ia juga akan menjaga Adiknya, Stinger.
"Kamu ternyata besar juga ya! Hampir sebesar badan Hali! Tapi kamu lebih lucu, imut dan menggemaskan!".
"Hehehehehe..... Menurut Kakak begitu ya?".
"Ha'ah. Beda sama Kakakmu! Kalau Kakakmu orangnya pemalu, agak dingin dan kadang-kadang humoris kalau sudah mengenal cukup lama".
"Enak saja aku dibilang pemalu! Jangan didengarkan omongan Lili! Dia bohong, Stinger!".
"Eh? Memang benar kok! Kamu kan orangnya memang seperti itu, Hali!".
"Hahahahahaha....." tawa Stinger melihat pertikaian menggelitik antara Halilintar dengan Lili. "Sudahlah, Kak Hali! Kak Lili! Bertemu dengan kalian saja, Stinger sudah sangat senang! Katakan pada Stinger! Apa kalian akan melanjutkan hubungan ini hingga ke jenjang pernikahan?".
KAMU SEDANG MEMBACA
My Vengeance 2 (✔)
Action🅲🅾🅼🅿🅻🅴🆃🅴🅳 (Sequel dari Buku "My Vengeance (Boboiboy Frostfire)") Sudah 3 tahun lamanya, Frostfire Fusion mengasingkan diri di Kamp Kinabalu atas kejahatan yang telah ia lakukan dan divonis "bebas bersyarat" oleh hakim militer. Frostfire ber...