Hujan yang mengguyur Kota Kuala Lumpur sudah berhenti dan beberapa pengungsi yang selamat di Bunker Petronas memutuskan untuk keluar dari sana. Air hujan yang menggenangi Bunker sudah mengering dan aman untuk dilewati.
Taufan, Halilintar, Lili, Daun, Cahaya, Springwind, Fohner, Storm, Angin, Tanah dan beberapa pengungsi lainnya keluar dari Bunker Petronas. Mereka melihat banyaknya mayat yang bergelimpangan di seluruh wilayah Kota Kuala Lumpur. Raut wajah sedih terlihat jelas di wajah mereka yang telah keluar dari Bunker Petronas.
"Bagaimana ini? Orang tua Tanah sudah tidak ada. Siapa yang akan mengurus Tanah nanti?" tanya Daun.
"Tentu saja aku yang akan merawatnya!" ujar Taufan. "Biar bagaimanapun, Tanah sudah kuanggap sebagai anakku".
"Tapi... kalau Tanah tahu orang tuanya tiada, apa reaksinya nanti?" tanya Cahaya.
"Yang pasti sedih lah, Cahaya" jawab Fohner. "Anak mana sih yang tidak sedih setelah mengetahui kalau orang tuanya sudah tiada?".
"Tapi aku yakin Tanah akan ikhlas menerima kenyataan ini! Dia pasti kuat sama seperti Ayahnya!" yakin Halilintar.
"Taufan? Sebaiknya kau cepat-cepat menikah demi anak-anakmu. Tidak enak rasanya kalau kedua anakmu tidak memiliki Ibu untuk merawatnya" usul Lili.
"Tidak! Aku masih setia dengan Yaya kalau aku tidak akan menduakannya! Walaupun kedua anakku terlahir tanpa Ibu, tapi aku bisa menjadi Ibu untuk mereka".
Mereka semua terharu dengan ujaran Taufan yang menolak untuk menikah lagi karena kesetiaannya terhadap Yaya yang sudah tiada.
"Semoga Tuhan memberkati Keluarga kecil kalian!" kata salah satu pengungsi laki-laki yang berusia 20 tahunan.
"Terima kasih!" balas Taufan dengan senyuman lebar khasnya.
"Kita sama-sama kehilangan orang yang kita kasihi. Misalnya Taufan kehilangan Yaya, Tanah kehilangan Gempa dan Ying, Hali kehilangan Stinger, Springwind dan Fohner yang kehilangan empat sahabat mereka, serta masih banyak lagi kerabat-kerabat kita yang telah meninggalkan kita. Sekarang, kita semua harus bisa menjaga beberapa orang terdekat kita yang masih ada sampai saat ini. Jagalah mereka seperti menjaga Keluarga kalian sendiri" pesan Storm kepada para pengungsi.
Lili mengamit tangan kekasihnya, Halilintar yang terlihat sedih setelah mengingat Stinger tiada oleh bencana Death Rain beberapa waktu yang lalu. Detik-detik kejadian Stinger tewas teringat jelas oleh Sang Kakak Kandung.
"Hali? Ikhlaskanlah Stinger! Stinger pasti sedih melihat kamu seperti ini. Tersenyumlah, Hali! Jangan biarkan rasa sedihmu mengalahkan rasa kebahagiaanmu! Kau tidak sendirian, Hali! Aku ada disini untukmu!".
"Lili.....". Halilintar memeluk kekasihnya itu dan setitik air mata mengalir dari kelopak matanya. Ia bersyukur mendapatkan perempuan baik hati seperti Lili yang menerima dirinya, walaupun dirinya sendiri mengalami kekurangan dari segi pekerjaan dan ekonomi. "Terima kasih karena kamu mau menerimaku apa adanya! Aku sangat senang sekali! Aku janji padamu, Lili! Aku akan bekerja keras untuk membahagiakanmu!".
"Aku percaya padamu, Hali! Aku juga akan membantumu!".
Disaat Halilintar dan Lili sedang mengungkapkan rasa syukur mereka, Daun dan Cahaya menyemangati Springwind dan Fohner yang masih berduka atas kehilangan empat sahabat mereka, Thunderfreeze, Plasma, Nova dan Blizzard.
"Kak Springwind? Kak Fohner? Kalian jangan sedih ya! Mereka juga sedih kalau kalian juga sedih" kata Cahaya.
"Iya! Kalian masih memiliki satu sama lain. Kakak dan Adik. Begitu juga dengan kami!" tambah Cahaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Vengeance 2 (✔)
Ação🅲🅾🅼🅿🅻🅴🆃🅴🅳 (Sequel dari Buku "My Vengeance (Boboiboy Frostfire)") Sudah 3 tahun lamanya, Frostfire Fusion mengasingkan diri di Kamp Kinabalu atas kejahatan yang telah ia lakukan dan divonis "bebas bersyarat" oleh hakim militer. Frostfire ber...