Acara pemakaman Yaya yang diselenggarakan di Pemakaman Pulau Rintis telah usai. Para pelayat telah meninggalkan pemakaman Yaya dan kembali ke gedung evakuasi. Tersisa Taufan, Gempa, Ying, Halilintar, Plasma, Thunderfreeze, Springwind, Fohner, Nova dan Blizzard yang berada di pemakaman. Tampak Taufan menangis terisak-isak di makam Istrinya, Yaya. Halilintar dan Springwind menenangkan Taufan yang tidak henti-hentinya menangisi kepergian Yaya. Gempa dan Ying menggendong Angin yang berusia beberapa hari dan Tanah yang berusia tiga tahun. Mereka berdua juga merasakan kesedihan yang dirasakan oleh Taufan.
"Tabah ya, Tuan Taufan! Nanti Nyonya Yaya sedih lho melihat Tuan seperti ini" prihatin Springwind melihat kesedihan Taufan.
"Hiks... Hiks... Hiks... Hiks... Hiks... Aku tidak menyangka kalau Yaya bisa meninggalkan kami secepat ini! Hiks... Hiks... Hiks...".
"Namanya juga sudah takdir. Kita tidak bisa melawan takdir seseorang yang sudah ditentukan oleh Tuhan. Kita hanya bisa menerimanya dengan lapang dada" ujar Halilintar.
(Tumben nih anak otaknya sudah berjalan! Biasanya lemot sekali!) batin Plasma memandang heran kearah Halilintar
"Hiks... Hiks... Kau benar, Hali! Hiks... Hiks... Hiks... Aku harus tabah menghadapi cobaan ini! Hiks... Sekarang, aku harus merawat anakku! Gempa?".
Gempa sudah tahu dengan maksud Taufan dan ia memberikan Angin kepada Sang Ayah. Taufan mengelus pelan kepala Angin dan mencium kening anaknya yang tertidur bahagia dengan senyuman lebar di wajahnya.
"Angin sayang...? Ayah janji akan merawatmu sampai kamu tumbuh dewasa! Hiks... Suatu hari nanti, kamu akan menjadi orang yang sukses seperti Ayah dan Ibu! Ayah sangat menyayangimu, Nak!".
Semuanya tidak kuasa menahan tangisannya karena melihat Taufan bersama dengan anaknya yang bernama Angin. Gempa menenangkan Taufan yang dan mengajaknya ke Kafe miliknya untuk menghibur sahabatnya yang sedang berduka atas meninggalnya Yaya.
"Taufan? Bagaimana kalau kita ke Kafeku? Nanti akan kubuatkan makanan spesial untukmu! Bagaimana?".
"Hiks... Benarkah?".
"Tentu saja!".
"Bayar nih?" celetuk Blizzard.
"Tidak! Hari ini, aku akan mentraktir kalian semua! Ayo kita ke kafe-ku!".
"ASIK...!!" kompak para sahabat Halilintar.
"Gempa? Kamu urus anak kita ya! Aku yang akan masak untuk kita semua!".
"Kamu yakin mau masak?".
"Iya, Gempa!".
"Baiklah!".
"Aku bantu ya, Nyonya Ying?" kata Halilintar yang bersedia membantu Ying untuk memasak di Kafe milik Gempa.
"Terima kasih, Hali! Tapi aku ingin sendiri saja!".
"Oh... Baiklah, Nyonya!".
"Angin? Tanah? Kita akan makan bersama di Kafe! Kalian pasti senang!" kata Taufan.
"Benar tuh! Anak-anak kita pasti doyan sekali dengan masakan Ying!" kata Gempa.
Mereka pun menuju ke Kafe Cokelat Elemental milik Gempa untuk makan bersama disana. Ying akan memasak untuk Taufan, Gempa dan yang lainnya untuk menghibur mereka dan dirinya sendiri yang berkabung atas kepergian Yaya untuk selamanya.
Kota Pulau Rintis sudah bisa dihuni lagi walaupun masih ada beberapa tempat yang harus dibersihkan dari wabah bakteri Rubulus Bacteria. Tampak petugas kesehatan medis dengan seragam APD lengkap sedang membersihkan perkotaan dengan semprot desinfektan untuk mematikan bakteri mematikan yang datang melalui perantara hujan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Vengeance 2 (✔)
Action🅲🅾🅼🅿🅻🅴🆃🅴🅳 (Sequel dari Buku "My Vengeance (Boboiboy Frostfire)") Sudah 3 tahun lamanya, Frostfire Fusion mengasingkan diri di Kamp Kinabalu atas kejahatan yang telah ia lakukan dan divonis "bebas bersyarat" oleh hakim militer. Frostfire ber...