19.

123 24 29
                                    

"Lili?".

"Apa, Hali?".

"Uh... Anu... Hmm... Uh...".

"Ada apa, Hali? Kenapa kamu ragu-ragu?".

"Uh... Hmmm... Bagaimana aku mengatakannya? Hmm... Aku gugup sekali!".

"Tarik nafas dalam-dalam, lalu keluarkan dengan perlahan!".

Halilintar menarik nafasnya dalam-dalam dan membuangnya kembali dengan perlahan-lahan, sesuai dengan petunjuk dari Lili. Ia lakukan itu hingga berkali-kali agar keraguannya hilang dan ia dapat mengungkapkan perasaannya dengan tenang.

"Sudah merasa lebih baik, Hali?".

"Hmm... Sudah!".

"Sekarang katakan padaku! Apa yang ingin kau katakan?".

"Huh....." hela nafas Halilintar dengan pelan. "Lili?".

"Iya?".

"Aku.....".

"Hm? Aku apa?".

"Aku..... jatuh.....".

"Jatuh apa?".

"Hmm... Aku jatuh... cinta...".

"Jatuh cinta? Siapa yang kau cintai?".

"Hmm... aku... jatuh cinta... pa... pa... pa...".

"Papalepapalepapalepapale.....".

"Ih, Lili! Jangan bercanda lah! Aku serius nih!".

"Ya habisnya kau susah sekali mengatakannya! Katakan siapa yang kau cintai?".

"Hmmm... aku... jatuh cinta... pa... pa... pa... pa... pa... pa...".

"Hali!"

"Padamu!! Ups!!". Halilintar langsung menutup mulutnya dengan menggunakan kedua tangan dan seketika wajahnya menjadi berwarna merah merona.

Otak Lili sedang mencerna apa yang telah dikatakan oleh Halilintar tadi. Ia terdiam sejenak untuk memahami situasi yang sedang terjadi.

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

"Hali? Kau bersungguh-sungguh mengatakan itu padaku?" tenang Lili.

Halilintar menggangguk dalam keadaan wajah yang tertutupi topi untuk menutupi rona merah di wajahnya karena malu.

Lili mengamit tangan Halilintar dan menggenggam erat tangan lelaki itu. "Hali? Apa kamu merasa hangat setelah aku menyentuhmu?".

Lagi-lagi anggukkan dari Halilintar menjadi jawaban dari pertanyannya itu. Lili membuka topi yang menutupi wajah lelaki yang berada di sampingnya dengan pelan, namun terkesan menggoda.

"Hali? Look at me!".

"Uh... Loket me? Apa itu, Lili?".

"Maksudnya lihat aku!".

Dengan pelan, Halilintar menolehkan kepalanya kearah Lili yang sedang menatap dirinya. Wajah mereka kian mendekat hingga berjarak beberapa inci saja.

"Uh... Lili? A... Apa yang kamu lakukan?" gugup Halilintar melihat Lili yang mulai menggodainya.

"Hali? Aku mau jujur sama kamu!".

My Vengeance 2 (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang