Happy Reading 📖
.
.
.
.
Kini setelah membiarkan Sana diam cukup lama Dahyun yang mendengar ceritanya pun ikut tertegun dan berusaha menenangkan Sana dengan mengusap bahu gadis itu pelan"Lalu.. Eomma mu yang membawa mu untuk pergi meninggalkan Appa mu itu?"
Sontak Sana mengangguk pelan saat mendengar pertanyaan dari pria di sebelah nya dengan mengusap satu tetes air mata yang ternyata sudah turun membasahi pipi mulusnya sedari tadi
"Nde, aku dan Eomma pergi untuk meninggalkan Appa, Eomma hanya ingin tinggal berdua bersama ku untuk memulai kehidupan baru, beberapa bulan berlalu tanpa kehadiran Appa di kehidupan ku dan Eomma ternyata malah menjadi beban berat, Eomma selalu saja memikirkan Appa hingga sampai membuatnya sakit dan mengakibatkan penyakit jantung yang telah lama di deritanya malah bertambah semakin parah" Selesai mengucapkan perkataan itu Sana berusaha untuk menahan air matanya yang ingin kembali jatuh
Dan pria Kim disebelah Sana belum usai mengusap pelan pundak gadis itu, sambil tak pernah lepas menatap wajah Sana yang begitu tersirat kesedihan dan kesakitan di wajah cantik itu, kini Sana menatap Dahyun dengan seulas senyum tipis yang terlihat begitu miris
"Hidupku sudah bisa dikatakan tidak baik-baik saja saat itu Kim, Eomma ku tidak kuat untuk melawan penyakitnya, hingga pada akhirnya.. Eomma pergi untuk meninggalkan ku selama-lamanya, bahkan sebelum Eomma meninggalkan ku dia sempat menitipkan ku pada Bibi, karena hanya Bibiku satu-satunya keluarga yang Eomma punya, jadi itulah alasan ku kenapa harus tinggal dengan Bibi ku. Detik itu juga saat kepergian Eomma rasa kecewa dan benci pada Appa terus menjalar sampai saat ini, Appa ku sama sekali tidak datang mengantarkan Eomma ke tempat peristirahatan terakhirnya dan hal itu yang membuat ku tak ingin lagi memperdulikan keberadaannya Kim, atau mungkin kini Appa ku itu sudah lebih bahagia dengan keluarga barunya, tanpa memikirkan keadaan putrinya yang hidup sebatang kara sekarang" Suara Sana terdengar parau kali ini sebab ucapan itu disertai dengan tangisannya
Tubuh gadis di sebelahnya mulai bergetar menahan tangis, bahkan kini Dahyun bisa merasakan kehidupan Sana yang berjalan tidak baik, seakan pria Kim itu ikut masuk ke dalam dunia Sana yang pernah di rasakan nya dulu, dan kini dengan refleks ditarik nya pelan tubuh Sana ke dalam pelukan Dahyun lalu menyandarkan kepala gadis itu pada dada bidang miliknya
"Gwenchana? tidak usah menangis, mian.. karena telah meminta mu untuk menceritakan tentang keluarga mu, harus nya kau tidak perlu menceritakan nya pada ku jika kau harus menangis seperti ini" Dahyun berkata dengan nada begitu lembut, bahkan kini lengan kekarnya tengah mengelus lembut sebelah lengan Sana untuk menenangkan gadis itu
Berada dalam dekapan hangat Dahyun membuat Sana entah kenapa begitu tenang, dalam hidupnya Sana tak pernah merasakan pelukan hangat yang begitu menenangkan seperti pelukan Dahyun ini, perlahan Sana mulai mengusap air mata dengan punggung tangannya lalu perlahan mulai melepaskan dekapan Dahyun
"Mian, aku terlihat cengeng seperti ini Kim, Gwenchanayo.. Justru aku berterima kasih padamu karena sudah mau mendengarkan cerita keluargaku, dan ternyata rasanya sedikit melegakan karena aku baru berani menceritakan hal ini kepada orang lain setelah beberapa tahun lamanya" Sana kembali menghapus air matanya dengan lembut kali ini, lalu kembali menatap mata teduh milik Dahyun di sebelahnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake But Enuine Marriage [END]
Roman d'amour"Untuk membalas kebaikan ku, maka kau.. harus menikah dengan ku" Kata si pria sambil menatap teduh wanita di sampingnya "Hey.. kau bicara apa tadi? kau tampan tapi kau gila baru saja kita bertemu beberapa jam yang lalu dan kau sudah mau menikahi ku...