Chapter 21 - Legenda Refugio

36 4 0
                                    

Selamat membaca dan berimajinasi.

Liam berdiri di hadapan Lina dan Ad berdiri di hadapan Xavier mencoba melindungi mereka yang begitu berharga.

Xavier terdiam, matanya terus menatap ke arah Lina yang telah memasang mimik wajah yang tak bersahabat. Liam dan Ad tak tahu apa yang akan datang? begitu juga dengan Ad tapi berbeda dengan Xavier, yang mana ia telah mengetahui segalanya.

"Anda berbohong pada saya yang mulia!"

Mata mereka kini tertuju pada Lina, "tidak! saya tidak berbohong. Bukankah aku pernah berkata kalau kau tak boleh muncul lagi ... Sekali, ku bebaskan. tapi, saat ini--" Xavier menggelengkan kepalanya. "Tidak, Lina!" ujarnya.

Lina tersenyum miring, memutar bola matanya tak peduli dengan perkataan dari Xavier. Sebelum mengeluarkan sayapnya keluar dari istana menuju gerbang utama.

"Yang mulia--"

"Tidak sekarang Ad, Lina harus mengerti diriku. Juga kemauanku!" Xavier menatap Ad juga Liam bergantian. "Bukankah kalian menginginkan seorang Ratu, seperti seorang Lina!" Mereka terdiam.

Xavier membentangkan sayap kokohnya keluar, menyusul Lina.

Sementara itu di gerbang, Lina menerobos perbatasan. "Akh!" Namun ia gagal, ada sebuah kekuatan yang memaksa Lina untuk mendarat di bebatuan nisan.

Aku tak peduli pada luka, ataupun goresan yang ku terima. Saat ini aku hanya ingin keluar dari tempat ini! Itu saja. Aku tidak ingin bersama DENGANNYA!

BUKH!

Sekali lagi Lina membuat pemakaman runtuh, hancur berkeping-keping karena tubuhnya yang terus menabrak tanpa arah.

Xavier sampai, dan betapa terkejutnya ia saat melihat Lina dan tekadnya yang perlahan melukai dirinya.

Dengan wajah datarnya Xavier mendekat ke arah Lina sembari berkata, "seharusnya kau tak pernah datang ke tempat ini. Ini bukan salahku Lina, ini salahmu! Kau yang jelas-jelas mengikuti kemauan takdir. Kau, kau juga yang datang padaku."

Lina tak peduli, wanita itu terus-menerus menerobos gerbang yang tak bisa ia kendalikan.

"Hentikan apa kau lakukan saat Lina! Kau menyakiti dirimu sendiri."

Tapi ia tetap tak peduli. Bukan ini yang aku inginkan! Bukan raja itu, dunia ini atau pun kehidupan seperti ini. Aku cuma ingin terus berpetualang dalam rasa penasaran. Bukan terjebak di dalamnya.

"Lina dengarkan raja mu ini--"

"KAU, BUKAN, RAJAKU! TAKDIRKU, APALAGI MUSUHKU. Ka-kau hanyalah rasa penasaran ku saja. Y-ya, tak lebih dari itu."

Xavier terdiam, ia tak ingin memperumit keadaan lagi. Langkahnya yang mendekat membuat Lina kembali membentangkan sayapnya, dari langit ia mengendalikan air mengarahkannya pada Xavier.

Setelah itu Lina terbang semakin tinggi, bermaksud untuk menantang kuasa sang penciptanya.

Saat api mulai membakar sayapnya Xavier datang dan menarik tubuhnya. Memaksa sayap Lina untuk tertutup!

Mereka jatuh membentur tanah. Lina bangkit dan kembali terbang namun kali ini ia layangkan kekecewaannya pada hutan, pada desa yang tak bersalah.

"Lina," panggil Xavier dengan kelembutan yang perlahan berubah menjadi ketegasan. "Lina! Untuk setiap perbuatan ada batasannya," ucapnya penuh penekanan.

Lina kini menatap semua perbuatannya dengan mata yang berkaca-kaca.

Kini para penduduk menganggap Lina tak jauh berbeda dari raja mereka yang kejam. Berbuat sesuka mereka!

Mother Of Choice ✔ [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang