Chapter 15 - Kata yang begitu nyata.

44 9 0
                                    

Selamat membaca dan berimajinasi.

Lina ambruk tapi dengan cepat Xavier menahan tubuhnya, mengendong Lina membawanya menuju suatu tempat. Mereka yang menyaksikan pun hanya bisa diam sebagai seorang penonton.

Beberapa dari mereka juga terkejut akan kembalinya Lina tapi berita besar itu seakan tertutupi oleh Lina yang merupakan takdir terakhir Xavier, raja kejam yang tak memperdulikan apapun kecuali dirinya dan ambisinya tersebut. Mereka sangat-sangat takut jikalau Lina menderita berada bersama-sama dengan raja mereka itu.

Tak lama Xavier turun di sebuah hutan lebat yang di kelilingi pagar dan rumput hijau, danau kecil di depannya semakin menambah ketenangan di tempat tersebut. Di tegah-nya ada sebuah rumah kecil yang sangat nyaman, Xavier masuk ke dalam kamar sederhana membaringkan tubuh Lina yang berdaya di atas sebuah kasur jerami.

Mengingat istana tak mungkin untuk ditinggali dalam keadaan hangus terbakar. Jadi, Xavier meminta Ad juga Liam mengurus masalah istana sedangkan ia akan mengurus Lina.

"Hah, kau sangat hebat hmmm?!"

Di tatap lah wanita tersebut dengan penuh kelembutan. Tak ada lagi amarah dalam kornea mata pria itu yang ada hanyalah rasa cinta untuk melindungi!

Malam pun berlalu dengan begitu cepatnya, matahari yang menyilaukan matanya membuat Lina terbangun.

"Akh!" tiba-tiba kepalanya di serang rasa sakit hingga membuat Lina meringis kesakitan. Itu membangunkan Xavier yang berada di sebelahnya. "Aku mau pulang!" minta Lina langsung.

Ia tak menatap Xavier tapi Xavier masih setia menatap wanitanya itu. "Kau akan tinggal bersamaku sekarang. Mengapa meminta pulang?!" jelas Xavier yang tidak dihiraukan oleh Lina. Wanita itu justru berjalan keluar dari tempat tidurnya tapi dengan cepat Xavier menahan tangannya hingga Lina kembali terduduk di pinggir kasur. "Lina, aku tahu aku salah tapi maafkanlah raja mu ini."

"Kau bukan rajaku!"

"Aku raja mu Lina, dan kau adalah ratuku--"

"Cukup, aku ingin pulang!"

"Baik, setidaknya biarkan aku mengobati mu hanya seminggu lagi saja biarkan kondisimu lebih baik." minta Xavier. Dia yang ini benar-benar berbeda dari dia yang ku kenal dulu, dia yang ini jauh lebih sopan tapi, tapi mengapa harus sekarang?!

"Baik ku lakukan, dan sebaiknya tepati janjimu itu!" tegas Lina yang membuat Xavier mengukir senyuman tipis di bibirnya. Ia bahagia!

"Aku janji akan membuatmu bahagia Lina, aku janji!" ujar Xavier membatin.

~~~

Keesokan harinya Xavier merasa bingung dengan perubahan sikap Lina yang sepertinya sangat bersahabat saat ini.

Lina tersenyum bahagia saat mereka menghabiskan waktu memancing ikan bersama. Lina bahakan di nilai sangat cerewet oleh Xavier karena sedari pagi Lina terus bercerita tanpa hentinya mengenai kisah hidupnya dan semua hal yang telah Lina alami sebelumnya.

"Kamu tidak lelah?!" tanya Xavier pada Lina yang masih bermain kejar-kejaran dengan seekor ikan tuna besar. "Kemari lah!"

Lina dengan cepat mendekat ke arah Xavier dengan baju yang sudah basa kuyup tapi senyumannya tak henti-hentinya terukir membuat hati Xavier menjadi sangat-sangat tenang.

"Ya, ada apa yang mulia?!"

"Panggil Xavier."

"Siap bos Xavier--"

Mother Of Choice ✔ [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang