Chapter 11 - Keyakinan yang mustahil

76 16 0
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.

Karena Liam dan Lina terlalu banyak bicara Xavier memutuskan untuk menghabisi mereka berdua. Keputusan itu membuat semua kaget tak terkecuali Ad.

"Yang mulia kenapa tiba-tiba?" tanya Ad pada Xavier.

Xavier kemudian menjelaskan kalau saat ini ia tegah di permainkan oleh wanita tersebut. Ed yang mendengar itu hanya membulatkan matanya lebar menatap ke arah Lina yang malah tersenyum sinis padanya!

Para prajurit kini mengepung mereka, membuat mereka berada di antara tegah -tegah prajurit.

"Kalian berdua akan mendapatkan hukuman yang setimpal!" ujar Xavier sembari memberi kode pada para prajurit lewat matanya.

Hah! Apa mereka lupa kalau aku pernah menyelamatkan nyawa mereka sebelumnya? Benar-benar tak tahu terima kasih.

"Liam, apa yang sebaiknya kita lakukan?!" tanya Lina yang membuat Liam kebingungan menatap Lina gugup!

"Tentu saja menyerang mereka! Apalagi memangnya?! Setelah itu mereka langsung menyerang para prajurit secara membabi buta!

Hosh!

Hosh!

Hosh!

Mereka mulai kehabisan akal pasalnya mereka semua tak bisa mati! Karena sebagian dari mereka adalah Vampir yang tentunya abadi.

"Me-mereka tak bisa mati!"

"Kenapa kau terus bertanya dan bukannya melawan?" tanya Liam yang mulai kewalahan menyerang para prajurit.

Memangnya saat ini kau pikir aku sedang apa?!

"Li-liam!"

Liam pun menatap Nesya yang hanya menghindar saja tanpa melakukan perlawanan. "Kenapa kau jadi selemah ini Nesya?!" tanya Liam merasa bingung.

"Liam aku ini manusia!"

"Nesya jangan bercanda," ujar Liam sembari tertawa. Berpikir kalau Lina hanya membuat lelucon saja.

Lina pun berlari ke arah Liam membuat serangan yang akan di arahkan pada Liam malah menembus kulitnya.

Tes!
Tes!
Tes!

Darah menetes membuat semuanya kebingungan.

Tapi Liam tetap berpikir kalau Nesya saat ini tegah berbohong. Tapi, saat Lina berkata kalau ia tak bohong Liam hanya bisa diam, tengelam dalam pikirannya sendiri.

"Lalu bagaimana dengan menghancurkan tembok? Mengendalikan air! Menyembuhkan... Lalu itu semua apa?!" pikir Liam tak mengerti.

Tiba-tiba ada yang menyerang Liam dari belakang tapi yang terjadi justru di luar dugaan. Lina yang sadar lebih dulu memutuskan untuk mengorbankan dirinya demi Liam.

Liam menahan tubuh Lina agar kepalanya tak membentur lantai. "Lina, tidak!"

Lina hanya tersenyum lirih menatap Liam.

"Nesya berjanjilah kau akan tetap menjadi temanku selamanya dan selalu berada di sisiku!" minta Liam pada Lina.

"Aku janji."

Setelahnya mata Lina benar-benar tertutup!

"Nesya!" teriak Liam dengan rasa marah, kekecewaan juga kesedihan saat melihat Lina yang saat ini sudah tak berdaya lagi. "Nesya kau sudah berjanji maka tepati lah janjimu. Kembalilah dan sembuhkan lukaku!"

Mother Of Choice ✔ [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang