Selamat membaca dan berimajinasi.
"Aku tahu ada satu harapan kecil yang akan kau berikan hanya untukku."
Tetesan-tetesan hujan tak membuat Xavier maupun Lina beranjak dari tempat mereka. Semua penghuni istana keluar menyaksikan kembalinya Lina begitu juga dengan Ad dan Liam.
"Maaf!" ucapku padanya.
Sayapnya di bentangkan sebelum akhirnya terbang ke langit yang disusul oleh Xavier dari belakang.
Mereka kini terbang menembus awan dan dahsyatnya curah hujan yang mengguyur tubuh mereka. Kini mereka terbang berdampingan, Xavier menggenggam tangannya erat. Bahagia dengan kehadiran Lina saat ini!
Ada gejolak aneh yang dia rasakan saat Lina tersenyum tulus padanya.
Aku merasa tubuhku pulih saat tangan itu menyentuhku. Apakah mungkin, Xavier adalah jawaban paling tepat yang aku butuhkan?
Di tegah kebahagiaan tiba-tiba saja aura kebiruan muncul dalam penglihatan Lina. "Akh!" sakit, seperti tersengat listrik.
Saat ku tatap Xavier. Nyawaku perlahan tertarik ke atas seiring dengan mataku yang memutih naik ke atas! Setelahnya aku tak mengingat apapun....
Melihat tubuh Lina yang dengan cepat jatuh dengan bebas membuat Xavier cemas. Ia dengan segera menangkap wanita itu sebelum Lina jatuh.
"LINA!" Teriak cemas mereka.
~~~
Lina terbangun dan tatapan matanya hanya mengarah pada langit-langit.
"Yang mulia Lina sudah sadar!" ucap Liam penuh suka cita.
Xavier langsung menggenggam tangan Lina mencoba untuk tersenyum pada wanitanya itu. Dan Ad melihat senyuman tulus yang tak pernah Xavier tunjukan pada rakyatnya, matanya kemudian tertuju pada Lina. "Perubahan sikapnya itu bisa terjadi, semua karena dirimu Lina," Batin Ad sembari mengukir senyuman tipis di sudut bibirnya.
Senyuman itu perlahan berubah saat mata Lina mengeluarkan air mata. "Lina ada apa?" tanya Xavier cemas.
"Aku sudah sadar?!" Suara Lina terdengar parau. Itu jelas melukai hati mereka terutama Xavier, Mereka menganggukkan kepala mereka sebagai jawaban. Tapi mengapa semuanya begitu gelap, tak ada warna apapun? "Apa yang mulia mendekorasi tempat ini?!" tanya Lina lagi.
Kini mereka merasa kalau pertanyaan Lina cukup aneh.
Lina tertawa kecil. "Kenapa kalian diam!"
"Lina tatap aku!" minta Xavier.
Merasa keadaan di luar kendali, membuat Ad juga Liam pamit undur diri karena sesungguhnya mereka tak bisa menyaksikan apa yang telah pikirkan sedari tadi.
Pintu di tutup. Tangan Lina bergetar hebat saat bahkan ia tak bisa melihat telapak tangannya! Dada Lina terasa sesak bahkan sulit untuk bernafas. Tak ada pilihan lain selain terisak pada satu jawaban lain yang Lina dapatkan.
HIKS!
Lina menangis tersedu-sedu. "Ke-kenapa i-ini se-selalu saja terjadi padaku hiks ... 'Lina tertawa di sela tangisannya' me-mengapa aku selalu ha-harus hiks, me-memilih pilihan yang sa-sama saja? Me-mengapa aku tak punya pilihan lain--" Xavier langsung mendekap Lina meminta Lina untuk sabar. Padahal seharusnya Xavier tahu kalau penyebab kondisi Lina saat ini adalah karena dirinya dan masa lalunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mother Of Choice ✔ [Tamat]
FantasyThe Legend of Trangquilina diganti judul menjadi MOTHER OF CHOICE:) Karena rasa penasaran aku memberanikan diri untuk mencari tau makhluk apakah yang berada didalam istana tersebut?! Namun keputusanku membawaku pada takdir yang begitu rumit dan itu...