Chapter 9 - Kebebasan paling menyakitkan

84 17 0
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.

"Kalo hamba boleh tau apa syaratnya yang mulia?" tanya Liam hati-hati.

"Mudah, kau hanya perlu menghabisi orang yang membuatmu berada di penjara. Jika kau berhasil maka dia akan bebas! Bagaimana menurutmu Liam?!" ujar Xavier tanpa dosa. Tak lupa ia memperlihatkan senyuman devil-Nya.

Liam berpikir sebentar sebelum menjawab, "Baik yang mulia hamba bersedia menghabisi orang itu!"

Ketidaktahuan Liam akan sosok Nesya yang sebenarnya membuat Xavier memberikan syarat yang mustahil untuk ia lakukan.

Karena Liam setuju maka ia diminta untuk datang esok hari untuk memenuhi persyaratan Xavier. Dengan begitu Nesya akan bebas!

"Kalau begitu hamba permisi yang mulia."

Ad merasa kalau Bella yang adalah Lina saat ini tegah merencanakan sesuatu. Begitu juga dengan tanggapan Xavier! Ia tahu betul kalau wanita tersebut tegah merencanakan sesuatu.

"Apa yang bisa di rencanakan oleh wanita sepertimu?!" Batin Liam berpikir kritis.

~~~

D

i penjara....

"Bagaimana keadaanmu sekarang Nesya?" tanya Liam. Ia bermaksud memberitahukan kabar bahagia tersebut padanya.

Tanpa Liam sadari Ad ternyata mengikutinya dari belakang.

Ed tak berniat menghalangi liam menemui bella yang adalah lina dia hanya menunggu waktu yang tepat saja

"Nesya!" panggil Liam pada Nesya yang adalah Lina.

Lina mengangkat kepalanya menatap Liam dengan bahagia. "Kau rupanya, bagaiman bahagia karena sudah bebas?!"

"Tentu tidak!"

"Tidak tapi aku bisa melihat kalau kau tengah berbahagia!" ucap Lina tersenyum menggoda pada Liam.

Liam tersenyum simpul sebelum kembali berkata. "Ya, besok kau akan--"

"Aku akan apa?"

"Coba tebak?"

Nesya mencoba untuk berpikir, "Kalau kau tak berniat memberitahuku maka tidak usah memberitahuku jika kau hanya membuat aku mati penasaran sebaiknya kau kembali bekerja atau kau akan di penjara lagi!" sinis Nesya kejam.

"Kau akan bebas besok! Yeay."

"Bohong!"

"Aku benar Nesya, yang mulia raja sendirilah yang mengatakannya. Kau tau aku tak mungkin berbohong padamu menggunakan nama yang mulia!" ujar Liam yang membuat Lina percaya. Lina tersenyum walau senyumannya itu mengartikan hal lain.

Mengapa aku merasa kalau ini tidak benar? Apa yang sebenarnya mereka inginkan darinya?!

Karena penasaran Lina bertanya apakah itu gratis atau tidak dan jawabannya tentu saja tidak gratis. Liam menyipitkan matanya sempurna bertanya pada Lina bagaimana ia bisa tahu kalau itu tidak gratis? Dan Lina hanya menjelaskan kalau ia hanya menebak saja.

Mother Of Choice ✔ [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang