Happy reading
.
.
.
.
."Jika ingin jujur aku sebenarnya tak senang saat kau tertangkap!" ucap Ad pada Lina.
Lina yang mendengar itu hanya diam
Saja seolah-olah tak peduli dengan keberadaannya saat ini. Setelah mengatakan itu Ad membatu Lina untuk pergi ke penjara, karena tidak mungkin ia dapat berjalan sendiri.Tak ada yang bicara selama perjalanan.
"Sekarang kau masuklah dan beristirahatlah semoga kau mempertimbangkan kembali sikapmu yang angkuh itu!" saran Ad sembari meninggalkan Lina di dalam penjara yang gelap tak ada cahaya lampu yang ada hanya suara jeritan tangisan bau anyir dan juga sinar bulan yang masuk melalui celah-celah dinding bangunan. Hampa!
"Awww!" Lina meringis menahan luka yang ada di tubuhnya. Bersandar di tembok sembari menghembuskan nafasnya pasrah.
Tiba-tiba! sebuah suara membuat Lina terkejut. "Hey apa kau baik baik saja?" tanya sebuah suara yang membuat Lina mencari-cari asal suara tersebut yang ternyata berada di bagian sebelahnya.
"Si-siapa di sana?" tanya Lina tergagap menahan sakit. Perlahan Lina mendekat kearah sumber suara tersebut dan tampak lah seorang lelaki yang bisa dibilang masih muda dalam kondisi tak berdaya sama seperti Lina. "Siapa kau?" tanya Lina lagi.
"Sama seperti mu! seorang tahanan," jawab pria tersebut pada Lina. Kondisinya sama dengan Lina saat ini!
"Oh."
"Kau ini dari kaum mana Vampir? serigala? atau apa?" tanya seorang pria yang ditahan di sebelah Lina penasaran dengan sosok Lina yang jauh lebih kuat dari penampilannya.
"Ma-manusia!"
Pria tersebut malah tertawa. "Di saat seperti ini kau masih saja bisa bercanda!" ucap pria tersebut. Lina mengerutkan keningnya.
"Apa aku terlihat berbohong?" tanya Lina dengan nada serta raut wajah yang serius.
Pria itu membisu sejenak, "Ta-tapi bagaimana bisa aku sama sekali tak tertarik pada darahmu dan kau tak terlihat seperti manusia biasa!" Jelas, perkataan Lina sama sekali tak bisa ia percayai.
"Bisa. Semua bisa dunia ini!" tegas Lina.
Pria itu tersenyum lagi. "Kuakui kau manusia yang hebat karena walaupun tersiksa kau tetap tidak mengeluarkan air mata sedikitpun! Luar biasa," pujinya pada Lina. "Kalo boleh tau siapa namamu?" tanya pria tersebut pada Lina.
Tanpa beban Lina menjawab, "Venus Adora Nesya." Lagi-lagi Lina mengubah identitasnya.
Mendengar itu membuat pria tersebut kaget karena namanya yang begitu panjang. "Wow!"
"Terlalu panjang? panggil saja aku Nesya Lebih singkat atau kalo mau lebih singkat lagi panggil saja Nes!" sambung Lina.
"Baiklah Nes perkenalkan namaku Liam seorang mermaid!" Lina terdiam kaget. "Kenapa kau tak kaget?"
"Tidak apa-apa. Emmm, dan mengapa kau bisa berada disini dan bukannya dilautan?!" tanya Lina panjang lebar.
"Sebenarnya aku adalah seorang penjaga kandang-kuda di istana ini. Aku mengabdi disini agar aku serta keluargaku merasa aman! Aku disini, semua karena ada seseorang yang membongkar kereta kuda yang sudah disiapkan Tuan Ad." Lina hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Ini salahku.
"Terus-terus?!"
"Kau tau kadang aku heran ada saja ya orang yang berani melakukan hal nekat yang membahayakan nyawanya sendiri untuk berhadapan dengan Ad dan sang Raja. Mereka adalah dua orang paling ditakuti di istana ini!" Liam tertawa. Ia bingung tapi ia senang karena pada akhirnya ada yang bisa melawan mereka berdua.
"Maaf!"
"Untuk apa?" tanya Liam bingung. Lina mengigit lidahnya karena kelepasan!
Ehem, "Tidak apa-apa. Mungkin orang itu juga yang akan membuat kau diampuni dan diterima lagi! Apa kau percaya itu?!" Liam tertawa kecil.
"Pemikiran mu luar biasa."
Kruk!
Perut Lina berbunyi. Ia jelas-jelas sangat lapar saat ini! "Jadi kita dapat menu apa?!" tanya Lina.
"Tidak di kasih makanan apapun!" Lina kembali terdiam saking kagetnya. Liam tertawa, "kau lihat! Ada banyak tahanan disini dan semua mati karena kekejaman sang Raja. Tak ada yang bertahan mungkin kau dan aku yang selanjutnya."
"Kalau begitu dia sadis juga!" Lina mulai berbicara akrap.
"Dan kau mengapa bisa berada dalam penjara ini dan dihukum?" tanya Liam pada Lina.
Lina menggaruk kepalanya yang tak gatal sebelum menjawab, "Oh, itu karena aku menjatuhkan makanan di pakaian sang raja." Ampunilah aku karena telah berbohong. Batin Lina merasa bersalah!
"Jadi begitu!" Liam sepertinya tak curiga.
Melihat Liam membuat Lina kembali merasa bersalah. Lina pun mendekat pada pria itu sembari berbisik bertanya padanya, "apakah kau bisa di percaya Liam?!"
"Te-tentu," jawab Liam sedikit bingung dengan maksud dari Lina.
"Ulurkan tanganmu padaku!"
"Untuk apa?"
"Sudah, ulurkan saja tanganmu percayalah padaku!"
Tanpa berpikir Liam mengulurkan tangannya pada Lina kemudian Lina meneteskan darahnya pada luka Liam. Darah itu meresap, mengalir ke seluruh tubuh Liam. Tiba-tiba luka yang ada di tubuh Liam perlahan membaik!
"Hebat!" puji Liam pada Lina.
"Kemampuan setiap manusia!" Lina tersenyum. Tapi ia bohong!
"Kau bukan manusia biasa!" Liam menyipitkan matanya tak percaya menatap ke arah Lina yang juga telah membaik.
"Sudahlah jika kau bertanya mengapa aku membantumu itu karena kau temanku!" Lina mencoba mencari topik lain..
"Kalo begitu aku tak akan bertanya?" Tiba-tiba! perut Liam berbunyi karena lapar. "Hah, lapar." Tapi Liam tak bisa berbuat apa-apa. Ia tak punya kuasa.
"Berapa lama kau tak makan?" tanya lina memastikan.
"Saat kejadian itu!"
"Kira-kira di sekitar sini ada air atau danau atau apalah gitu?!" tanya Lina pada Liam. Lagi-lagi pertanyaan yang aneh!
"Yah masa kau tidak tau disini dikelilingi arus sungai yang sangat kencang!"
Lina merasa bodoh saat ini. "Oh iya, kalo begitu akan sangat mudah dan satu lagi apakah ada penjaga di belakang istana ini?"
"Te-tentu saja tidak! tunggu dulu apakah kau berusaha untuk kabur? jika ya maka aku sama sekali tidak setuju karena itu sama saja membuat maut datang lebih cepat!" Liam curiga ia sama sekali tak akan pernah melakukan itu! Berpikir pun tak akan mungkin.
"Tentu saja kita tidak akan kabur aku juga tau risikonya dan jika aku mau aku bisa saja kabur dari sini dengan selamat tapi karena suatu alasan, aku tak bisa keluar dari sini."
"Terus kau mau apa?!" tanya Liam sembari menyipitkan matanya pada Lina.
Tak menjawab Lina hanya memperlihatkan senyuman penuh artinya saat ini pada Liam. Sedangkan Liam hanya meneguk saliva-nya kasar menatap ke arah Lina pasalnya luka yang sembuh ini saja sudah cukup berisiko!
Bukh!
Kira-kira apa yang saat ini tegah dilakukan oleh Lina?!
- To Be Continued -
Darah Fairy membuat Lina mampu untuk mengobati luka. Melalui darah miliknya....
Jangan dukungannya ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Mother Of Choice ✔ [Tamat]
FantasyThe Legend of Trangquilina diganti judul menjadi MOTHER OF CHOICE:) Karena rasa penasaran aku memberanikan diri untuk mencari tau makhluk apakah yang berada didalam istana tersebut?! Namun keputusanku membawaku pada takdir yang begitu rumit dan itu...