Chapter 13 - Pintu bunga terlarang

71 19 0
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.

Merasa rajanya akan menghabisi mereka berdua melalui Lina membuat Liam sontak saja mengeluarkan satu kata yang selalu ia pikirkan saat ini padanya.

"Kepercayaan!"

Siapa yang sangka kalau Lina akan menghentikan semua tindakannya hanya karena satu kata dari Liam.

"Apa maksudmu?" tanya Lina.

"Kami membutuhkan kekuatanmu untuk mencari keberadaan seseorang!" jawab Liam jujur. Nafas mereka berdua tersegel-segel karena kewalahan.

"Kenapa kalian tidak mengatakannya sedari tadi? Kalo kalian berdua bilang mungkin ini tak akan terjadi!"

"Bagaimana mengatakannya pada mu kalau kau saja menyerang sedari tadi!" ujar Ad.

Lina tertawa kecil. "Maafkan aku!" Mereka berdua menghembuskan nafas mereka kasar. "Jadi apa yang harus aku lakukan?!" tanya Lina.

"Jadi kau menerimanya?!" tanya Xavier sembari mengangkat satu alisnya menatap Lina.

Lina berpikir, "bagaimana ya. Tapi setelah semua misi berakhir aku--"

"Akan ku kabulkan satu permintaanmu!" sambung Xavier yang membuat ketiga orang tersebut membulatkan mata mereka sempurna. Tatapan Xavier tertuju pada mereka berdua pertanda menyuruh mereka keluar dari ruangan!

"Kami permisi yang mulia." Pamit mereka berdua yang ingin ikuti oleh Lina tapi dengan cepat Xavier menghentikannya dengan berkata, "tidak kau!"

Lina mengerutkan keningnya bingung. "Mengapa aku tidak bisa keluar yang mulia?!"

"Ada perjanjian yang harus di sepakati!" jawab Xavier sembari mengambil sebuah wadah yang terbuat dari emas, perak juga permata tak lupa ia mengambil sebilah pisau.

Lina menelan saliva-nya kasar. "Ke-kenapa de-dengan pi--"

Belum sempat Lina melanjutkan kalimatnya Xavier sudah menyat tangannya hingga darah pun menetes. Jelas Lina terkejut akan hal itu!

Saat wadah itu mulai terisi penuh oleh darah Xavier pun sembari menyodorkannya pada Lina.

"Minum!" Lina mengeleng. "Ku bilang minum!"

"Tidak, apa yang tegah Anda pikirkan yang mulia?!"

"Perjanjian darah sama seperti yang kulakukan pada Ad."

"Tapi tak berlaku padaku."

"Mengapa begitu?!"

"Ya--" Mata Lina kesana-kemari. "Aku--" Aku ini manusia bodoh.

Melihat keraguan itu Xavier pun memilih menumpahkan kembali darahnya ke lantai. Itu jelas Membuat Lina kaget! Sebelum Xavier tersenyum sembari berkata, "kalau begitu baiklah!"

"Da-dan rahasiakan ini. A-aku tak ingin ada yang tahu!" minta Lina.

Seharusnya tingkahnya ini bisa membuat kecurigaan Xavier semakin nyata.

"Alasannya?!"

"Bukan urusan mu.

"Sepakat." Xavier menyetujui permintaan dari Lina tapi mengapa? Bukankah ia belum mengetahui segalanya. "Siapa namamu Nona?!"

"Alice Lynelle Ainanta."

~~~


Di luar.
"Jadi kami harus memanggilmu apa?" tanya Liam sok akrab.

Mother Of Choice ✔ [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang