Chapter 25 Menunggu (selesai)

92 6 0
                                    

Selamat membaca dan berimajinasi!

!Tolong di komen kalau udah enggak nyambung ya! Hehe, gue nulis buat suka-suka aja enggak berharap lebih!

***

Perdebatan yang tak pernah usai tentang siapa Lina yang sebenarnya membuat gadis yang tak kunjung menjawab pertanyaan dari Rajanya Xavier! Harus menerima nasibnya—ya, kembali terkurung dalam ruangan yang di sebut kamar.

Inikah yang ia berikan pada ratunya, mereka bahkan tidak tahu kalau aku hancur selama berada di dunia ini, tempat ini, apalagi tentang Raja kejam dan pengikutnya. Pikir Lina membatin!

"Kita memang satu, tetapi aku merasa ini adalah pelanggaran," ucap Lina, dia mendekat ke arah jendela yang telah di tutup mati dengan kekuatan Xavier! Berharap—andai saja saat itu aku tidak penasaran, andai saja aku tidak mencoba menjadi pahlawan, andai saja aku tidak menjalani hidup di dunia ini. Mungkin saat ini aku masihlah Lina dari desa Refugio yang misterius!

"Apakah sekarang ini aku tengah menyesal, seorang gadis...ck! Bahkan aku tak bisa dikatakan sebagai gadis. Aku punya anak!" Lina mulai terisak. "Aku punya anak, aku punya keluarga! Aku mungkin pernah menikah lebih buruk lagi...aku pernah mati!"

Lina kemudian berpikir-pikir kembali, apakah hidupnya memang sesulit ini? Dia bahkan tidak tahu apa yang ia pikirkan saat ini!

"Half Fairy!" Aku muak, aku lelah, aku ingin kembali saja! Ingin hidup normal menjadi manusia biasa. Bukan menjadi seorang Ratu Lina, pahlawan, gadis pemberani, penjahat atau apapun. Aku...aku cuma ingin kembali menjadi....

"AKU INGIN PULANG!"

Lina kembali menjadi gadis yang begitu lelah, tak ada lagi tatapan menantang atau ide gila yang ada hanya rasa ingin pulang!

Xavier yang berdiri di depan pintu kamar Lina, kini mengengam tangannya kuat-kuat. Merasa kalau dia—sejak awal telah gagal membuat gadis itu menjadi miliknya. 'Sia-sia!' ya, mungkin hanya kata-kata itu saja yang dapat Xavier ucapkan saat ini.

BRAK!

Xavier masuk tanpa mengetuk pintu, ia kemudian menutup pintu kembali dengan amarah yang semakin menjadi-jadi. Mendekat ke arah Lina yang terkejut akan kehadirannya!

"Yang mulia...."

"Saya harus apa agar kamu tetap tinggal Lina? Saya harus apa agar pikiran, Hati, juga jiwamu tidak memikirkan hal lain selain saya! Saya sudah bersikap baik, tetapi kamu menolaknya, menjadi jahat pun...apakah kamu ingin saya menghancurkan desa yang kau maksud itu agar kamu TETAP MENGINGAT NAMAKU?!" bentak Xavier di akhir pada Lina yang saat ini menatapnya berkaca-kaca, namun ia tak menagis—hanya sedang berusaha menahan air matanya saja.

"Lihatlah yang mulia, dari segi apapun kita sudah berbeda! Saya tidak bisa menemukan apapun selain amarah. Bukankah kamu memang seperti itu, kamu hanya bisa mengancam...."

"Iya, karena Ratuku mencoba untuk lari lagi dariku! Kamu pikir aku senang saat kamu menjauh."

"Tetapi aku senang!"

DEG!

Kata-kata kejam lagi yang dapat Ed dan Liam dengar meski ada pada jarak yang cukup jauh, perkataan Lina penuh dengan nada menantang. Jujurly—mereka berdua juga tidak tahu lagi harus bagaimana disaat Lina menginginkan kebebasannya Lagi dan lagi.

"Lina! Mengapa kamu begitu membenci saya saat ini? Kamu berubah, kamu bukan lagi Linaku yang ceria yang penuh dengan tipu muslihat, dimana ide-ide gilamu yang selalu membuat Raja ini kejam?" tanya Xavier, kali ini dengan nada yang sopan. "Apakah kamu ingin saya membunuhmu agar kamu bisa benar-benar pulang?"

Lina kemudian terisak. Berkata, "aku telah mati, tetapi malah di bangkitkan! Semuanya karena kamu... Yang mulia. A-aku tak bisa mengubahmu...."

"Bisa!" sambung Xavier. "Kamu bisa mengubahku, dengan syarat kamu harus menjadi milikku!"

"Iya, aku akan menjadi milikmu! Tetapi kamu harus lepaskan aku dari dunia ini. Kalau memang takdir, maka kita akan kembali bertemu. Aku hanya tidak ingin menjadi Lina yang sekarang! Xavier," Lina menunda sembari mengengam tangan rajanya itu. "Aku ingin mencintai kamu kembali sebagai orang lain!"

"Tetapi aku menyukaimu yang sekarang!" ucap Xavier dengan nada halus, mencoba untuk meyakinkan Lina kalau dia sempurna.

"Aku tau itu, tetapi kali ini aku tidak ingin mengenalmu lagi! Aku ingin bebas, ingin sendiri hingga akhirnya aku menyerah...yang mulia!"

Xavier terdiam selama beberapa saat sebelum akhirnya pria itu mencium bibir ratunya, yang sama sekali tak di tolak oleh Lina.

"Saya baru saja menemukanmu, tetapi kalau ingin bersama denganku selamanya...dengan cara berpisah! Maka saya akan melakukannya!" ucap Xavier sembari mengelus bibir Lina dengan pelan. Melanjutkan, "tetapi kamu harus berjanji untuk kembali!"

"Maka tunggulah aku, maka Linamu pasti akan kembali."

Setelah mengatakan itu, Xavier mencabut pedang yang entah datang dari mana. Kemudian detik berikutnya....

Tes!
Tes!
Tes!

Darah Lina mengalir dari pedang itu, tetapi rasa sakit Lina tertutupi oleh Rasa bahagianya. "Ka-kamu be-benar, ak-aku berhasil mengubahmu!"

Setelah kata-kata itu Lina membiarkan dirinya di gigit oleh Xavier, sebab ia ingin terus menyatu dengan Xavier meski berada dalam tubuh, jiwa yang berbeda.

"Aku akan percaya pada Reinkarnasi Ratuku, Linaku! Gadis nakalku."

Lina tersenyum mendengar itu, sebelum akhirnya matanya benar-benar tertutup!

Saat itu juga, semua mahkluk ajaib dan legendaris menghilang digantikan oleh kegelapan abadi. Ad dan Liam akhirnya sadar kalau Lina kembali menghilang!

Tetapi kali ini mereka tak cemas, sebab kegelapan di sekitar kerajaan adalah bukti cinta Lina. Dia—menjadikan nafas terakhirnya di dunia ini sebagai pelindung terkuat yang tak akan pernah pudar.

"Kami akan menunggumu, Lina!"

Selesai.

Kira-kira authornya sedikit tidak becus, karena akun hilang, tak bisa masuk! Hingga lupa sama cerita sendiri... Maklum enggak ada outline yah, gininih jadinya.

Tamat aja... Hehehe🙃 Typo beterbangan dimana-mana 🍃🍃🍃

Baca cerita yang satu aja, judulnya: Ervina.
Sedang dikembangkan cara menulisnya juga! Not Bad lah.

Thanks ya yang udah baca, 1 view aja udah seneng banget. See you...

Mother Of Choice ✔ [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang