"Ar ini lanjutannya gimana sih?" Tanya Faruq yang sedang mengerjakan PR Fisika, Arkan melihat soal itu sejenak,
Sebuah benda kecil bermassa 𝑚 digantungkan pada atap ruangan dengan panjang tali yang dapat diabaikan. Ruangan tersebut bermassa 𝑀 dan memiliki tinggi 𝐻 serta berada di atas sebuah pegas dengan
konstanta pegas 𝑘. Sistem tersebut sedang berada dalam kondisi setimbang. Pada 𝑡 = 0, tali penggantung dipotong sehingga benda 𝑚 jatuh dengan percepatan g terhadap tanah. Asumsikan nilai 𝑀 sangat besar. Tentukan waktu yang ditempuh benda 𝑚 hingga
menumbuk lantai ruangan. (Petunjuk: untuk nilai 𝑥 kecil, maka cos 𝑥 ≈ 1 − 𝑥2/2).Lalu ia memperhatikan gambar untuk soal itu dan jawaban Faruq yang belum rampung, lalu ia melanjutkan jawaban Faruq tanpa menjelaskan. "Eh, iya juga wah bener bener, thx bro," ucap Faruq. Arkan kembali rebahan di kasur Faruq sambil memainkan ponselnya, membiarkan temannya yang terus mempertahankan hobi aneh menurut Arkan yaitu belajar.
Faruq memandang sahabatnya itu, ia mengenang Arkan sewaktu awal ia kenal. Sang siswa teladan dan bintang disekolah, bahkan tanpa belajar keras Arkan bisa dengan mudah menjawab soal eksak. Arkan berulangkali menjuarai olimpiade dari tingkat kecamatan hingga provinsi hanya saja ia gagal menjuarai tingkat nasional karena kesalahan kecil dalam menjawab soal. Faruq, menduga kekalahannya itu yang membuat Arkan berubah.
"Ar, Lo ga minat ikut olimpiade lagi?" Tanya Faruq. Mendengar ucapan sahabatnya Arkan terbayang reaksi papanya saat ia terakhir kali mengikuti olimpiade, "Gua udah tau lu gak berguna!" "Gak usah sok sok ikutan olimpiade, Lu itu pembawa sial!" "Lu gak jauh beda sama wanita rendahan itu!" Ucapan kasar dan makian sang papa yang menjadi makanan sehari-hari membayangi nya, Arkan merasakan tubuhnya melemas, dadanya sesak, dan kepalanya pusing ia merasa ingin pingsan, Gangguan paniknya pasti sedang kambuh sekarang. Faruq panik melihat sahabatnya kesulitan bernafas, segera ia meminta tolong ke kakak laki-laki keduanya untuk membantu membawa Arkan ke rumah sakit.
Saat mendengar penjelasan dokter Faruq terkejut. Bagaimana mungkin Arkan memiliki gangguan panik? Trauma macam apa yang ia miliki? Apa karena kekalahan dalam olimpiade membuatnya depresi? Tapi, Arkan tak pernah belajar keras untuk itu. Faruq penasaran hal apa yang sebenarnya disembunyikan sahabatnya itu.
~~~
Arkan membuka mata, ia mendapati sahabat dan kekasihnya berada di hadapannya. "Sayang, " ucap Luna manja dan langsung memeluk Arkan. Arkan tidak merespon, ia merasa tubuhnya masih lemas. Namun, ia merasakan sesuatu yang aneh saat kekasihnya itu memeluknya. "Kamu dari mana?" Tanya Arkan. "Dari rumah, aku langsung ke sini pas Faruq bilang kamu masuk rumah sakit," jelas Luna,
Arkan melihat jam dinding rumah sakit, jam menunjukkan pukul 02.00. Arkan tersenyum simpul mendengar jawaban kekasihnya. Sejatinya penjelasan Luna tidak logis, Arkan yang idealis dapat menebak pasti sebelumnya Luna memang tidak sedang di rumah, kekasihnya pasti berbohong.
Saat waktu menunjukkan pukul 3 ia melihat sahabat dan kekasihnya sudah tertidur, Luna di kursi bersandar di ranjang, dan Faruq di sofa yang berada di ruangan itu. Segera Arkan bangkit dan mencari ponselnya namun nihil, pasti ponselnya tertinggal di rumah Faruq. Segera Arkan keluar kamar dan pergi meninggalkan kekasih dan sahabatnya. Arkan memeriksa sakunya, mendapati kunci motornya di sana. Arkan memutuskan untuk berjalan kaki ke rumah Faruq yang tak jauh dari rumah sakit untuk mengambil motornya. Di tengah jalan ia di cegat tiga orang pria, Jason and the gank!
Belum sempat Jason mengeroyok Arkan, tiba-tiba datang sekelompok gank motor berhenti mendekati mereka, "Lo temennya Adek gue, kan?" Ucap salah satu anggota gank motor tersebut,
Arkan menoleh ke arah orang itu, ternyata dia adalah Anthony, salah satu kakak laki-laki Faruq. "Iya Kak," jawab Arkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Don't Know What It's Like ✅(COMPLETE)
Teen Fiction⚠️ DON'T COPAST!⚠️ Brandal, Pembuat masalah, dan pembangkang! Itulah kesan banyak orang yang mengenal Arjuna Dwi Arkan, Pria menyebalkan yang hidupnya seakan tanpa beban meskipun meresahkan, juga tak sedikit orang yang tidak menyukai pria itu. Namu...