You Don't Know XV

177 24 0
                                    

Seharian Arkan, Tono, Louise, dan Rey menghabiskan waktu bersama. Mereka bersenang-senang dan tidak ada lagi kecanggungan di antara mereka. Ia tak pernah tau jika ucapan Louise benar tentang Rey yang sebenarnya orang baik. "Mau main futsal?" Tanya Rey. "Boleh," jawab Louise. "Kurang satu orang," ucap Tono. "Azzam!" Pekik Rey, melambaikan tangan memanggil seseorang yang sedang lewat di sana, namanya Azzam.

Azzam mendekat bersama dua orang temannya, "Futsal yuk?" Ucap Rey yang tampak akrab dengan Azzam. "Gak, malas gua," jawab Azzam. "Ayolah bro kurang satu nih, kalian ada yang mau main?" Ucap Rendy menawarkan teman-teman Azzam. "Gua aja," ucap salah satu teman Azzam. "Gue Rendy," ucap Rendy sambil berjabat tangan dengan teman Azzam. "Rangga," ucapnya.

Mendengar nama Rangga Arkan tertegun, ia mengamati wajah Rangga dengan seksama, "Maaf apa nama lo Rangga Abraham?" Tanya Arkan. "Lo kenal gue?" Rangga terkejut, ia memperhatikan wajah Arkan dan mengingat sesuatu. "Ah gue ingat Lo pemenang olimpiade waktu itu kan? Padahal selisih poin kita tipis banget," Ucap Rangga cepat. "Lo pemenang olimpiade Ar? Kok gue gak tahu?" Celetuk Tono. Arkan terdiam, ia menyesal mengatakan hal itu.

"Oiya Lo kemana aja, siapa sih nama Lo? Lupa gue! Kok Lo ngilang padahal gue udah niat mau ngalahin Lo pas SMA," ucap Rangga. "Gue Tono, ini Arkan, dan dia Louise," ucap Tono menyelamatkan Arkan, ia memahami perasaan temannya itu. Rangga tersenyum ramah. "Oh, ini teman gue ini Azzam dan ini Luqman," ucap Rangga. "Guys! main bareng kami, ya! gua traktir!" Pekik Rendy pada sekelompok pemuda seusia mereka yang baru datang. "Gass!" Jawab kelompok itu serempak.

Arkan teringat sesuatu jika Rey pernah memintanya membunuh Azzam namun, ia menolaknya. Mereka terlihat seperti teman baik, arkan penasaran apa alasan Rendy ingin membunuh Azzam kala itu?

~~~

Saat dalam perjalanan pulang, Arkan menyadari jika tadi pandangan Rey tak lepas dari Rangga, apakah ada sesuatu yang ia ingin lakukan? "Ren, gue perhatikan Lo tadi merhatiin Rangga mulu, kenapa?" Tanya Arkan, "Jangan-jangan Lo benci cewe malah doyan cowo," celetuk Tono. "Bukan, gue salah fokus aja soalnya nama lengkap gue juga Rendy Abraham," jelas Rendy. "Abraham Itu nama keluarga?" Tanya Tono. "Iya," jawab Louise. "Soalnya...Gue kehilangan saudara gue," ucap Rendy. "Sebenarnya salah papa mama gue, kenapa mereka harus selingkuh jadi, ada anak lain yang menderita," lanjutnya. "Jadi nama Abraham bikin Lo salfok ya? Gue doain semoga Lo segera bertemu saudara Lo," Tono. "Ya meskipun ada kemungkinan lain, yang namanya Abraham bukan cuma keluarga gue," Ucap Rendy. "Kita semua punya kisah rasa sakit," ucap Louise. "Jujur, gue sebatang kara dari kecil, kedua pihak keluarga gue selalu kisruh soal harta. Masa kecil gue penuh dengan penculikan dan penganiayaan pastinya," tutur Louise.

"Gue punya Orangtua tapi gak kayak punya orang tua, mereka cuma bisa buat anak tapi gak mau ngurusin. Baik gue ataupun semua saudara gue tidak ada yang dipedulikan karena itu kami juga saling tidak peduli. Bahkan gue sampai gak tahu sebenarnya berapa jumlah saudara kandung gue karena kebanyakan di jual atau di kasih ke orang sama mereka, Bahkan ketika salah satu kakak gue wafat mereka gak ngerasa sedih samasekali, malah mereka menggunakan uang duka untuk kesenangan mereka berdua. Dan gue bisa sekolah karena minta tolong pak RT sih bukan karena mereka," Tono juga bercerita.

"Kenapa Lo mikir buat sekolah?" Tanya Rey. "Karena waktu kecil gue mikir pengen suatu saat bisa bangun keluarga utuh yang bisa bahagiakan anak gue," jelas Tono. "Well, Sebelumnya gue punya hidup yang indah, sampai pada akhirnya semua berubah sejak nyokap gue berkhianat, she's cheating on my dad," tutur Arkan. "Meskipun saat ini ada seorang ibu sambung yang sempurna, bokap gue gak bisa berubah ya gue tau karena kehadiran gue selalu mengingatkannya akan luka masa lalunya." lanjut Arkan setelah menjeda beberapa detik.

Tono paham maksud dari ucapan Arkan, karena ia pernah menyaksikan Arkan di aniaya ayahnya. "Sepertinya kita sangat cocok menjadi teman," Tanya Rey. "Ya, sebelumnya kita tenggelam ke arah yang salah karena merasa tidak pernah ada yang bisa mengerti," Tono. "Kita pasti bakal sesekali berada di titik lemah, dan kita butuh support. Karena itu kita pasti bisa saling menguatkan," ucap Louise. Mereka bercengkrama bersama, dan memutuskan menjadi sahabat.

~~~

Do you ever feel like breaking down?
Do you ever feel out of place?
Like somehow you just don't belong
And no one understands you

Do you ever want to run away?
Do you lock yourself in your room?
With the radio on turned up so loud
That no one hears you screaming

No you don't know what its like
When nothing feels alright
You don't know what its like to be like me
To be hurt, to feel lost
To be left out in the dark
To be kicked when you're down
To feel like you've been pushed around
To be on the edge of breaking down
And no one there to save you
No you don't know what its like
Welcome to my life
...

Empat sekawan, Arkan, Tono, Louise, dan Rey menyewa studio musik dan bersenang-senang. Mereka benar-benar menjadi dekat. Mereka membawakan lagu yang dipopulerkan oleh Band Rock Simple Plan yang berjudul Welcome to My Life. "Dalem banget lagunya," celetuk Tono. "No You Don't Know What it's Like," tutur Arkan menyanyikan sepatah lirik lagu itu kembali. "Gue pengen ngomong ke paman kalau gue mau pensiun," ucap Rey, "Tapi, sebelum itu ada yang harus gue lakukan," ucap Rey, "Jangan bilang itu soal Aifa," tebak Louise.

Arkan terkejut mendengar nama Aifa, apakah itu Aifa yang sama dengan Aifanya? "Aifa itu cewek yang sering Lo ceritain?" Tanya Tono. "Mau ngapain sih Lo?" Tanya Louise. "Ya Gue mau pastiin kalau dia sekarang bersama orang yang tepat," ucap Rey. "Gue gak mau apa yang dilakukan ayah gue ke istri pertamanya terjadi ke Aifa." lanjutnya. "Lo benar-benar mencintainya,. ucap Tono. "Dan ada satu masalah lain yang harus gue selesaikan." Ucap Rey.

You Don't Know What It's Like ✅(COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang