"Akrab beut mereka." celetuk Tono sambil merangkul Arkan dan Louise yang berjalan beriringan. "Ga heran sih, Rangga emang cepat akrab sama orang." ucap Arkan sambil melihat punggung Rangga dan Rey yang berjalan mendahului mereka. "Apalagi kalau dia tahu Rendy saudaranya ya kan?" Bisik Louise. "Btw kok Rangga mau ikut sama kita?" Tanya Arkan. "Gue cuma bilang kalau Lo bakal mau balik belajar seperti sediakala kalau dia mau ikut staycation sama kita." jelas Tono. "Alasan macam apa itu?" Arkan. "Dia kelihatan banget care sama Lo si Ar soalnya Lo pernah ngalahin dia kan pas olimpiade." ucap Louise. "Jadi anak itu benar-benar mau kompetisi sama gue lagi?" ucap Arkan. "Orang pintar kadang kelakuannya emang aneh-aneh," ucap Tono. "Gue rasa dia cuma mau Lo ga sia-siakan kemampuan Lo," Ucap Louise.
"Sebenarnya kita juga ngajak temennya Rangga, siapa tuh yang temennya Rendy juga?" Tono. "Azzam?" Arkan. "Iya, tapi dia gak mau katanya ada acara keluarga," jelas Tono. Arkan hanya mengangguk. Mereka pun sampai di parkiran, mereka langsung masuk ke dalam mobil, kali ini yang menyetir Louise. Sebelum ke pantai mereka pergi ke swalayan membeli perlengkapan kemah.
***
"Gila sepi banget ini pantai! Padahal indah banget!" Ucap Tono namun ia terdiam sejenak. "Jangan bilang si bos nyewa satu pantai ini cuma buat kita bertiga kemping." lanjutnya. "Kita semua tau kan kalau Rendy sangat menjaga privasinya," ucap Louise. "Udah gak papa, kapan lagi kita bisa leluasa bersenang-senang di pantai ya kan?" Ucap Arkan,
Lima sekawan itu membangun tenda kemudian nyebur ke pantai bersamaan. Mereka bersenang-senang, menikmati senja di pantai yang sangat indah. Ketika malam tiba mereka membuat api unggun, bernyanyi bersama mengelilinginya kebetulan ada Arkan yang sangat mahir menggunakan gitar, keberadaan Rangga yang sangat jago meracik masakan membuat Makanan yang mereka bakar menjadi sangat enak.
Mereka mengobrol sepanjang malam sebelum masuk ke dalam tenda untuk beristirahat. Keesokan harinya Arkan mendapatkan pesan dari Hanna untuk memberitahu alamat Rey karena Hanna akan menjemput Arkan untuk mengunjungi rumah neneknya. Namun, sebelum Arkan memberitahu pesan Hanna Rey memberitahu bahwa ia harus segera pulang karena ada urusan yang harus ia selesaikan. Lima sekawan itu pun segera berkemas.
***
Di tengah perjalanan pulang, Arkan memberitahu pesan ibundanya pada Rey. Rey pun menawarkan agar ia saja yang mengantar Arkan ke rumah neneknya. Karena itu lima sekawan itu menuju rumah neneknya Arkan terlebih dahulu untuk mengantarkan Arkan.
Hanna menyambut kebaikan Rey dan teman-temannya yang mau mengantarkan Arkan. Setelah teman-temannya pergi Arkan kaget melihat sepeda motor miliknya sudah ada di sana. "Bunda? Kenapa motor Arkan ada di sini?" Tanpa Arkan. "Bunda putuskan kamu pindah sekolah sekarang, dan untuk sementara kamu tinggal di rumah Oma sementara, ya" ucap Hanna. "Tapi, Arkan belum pamitan sama Faruq bund," ucap Arkan. "Teman sekolah kamu, ya?" Tanya Hanna. "Iya," jawab Arkan. "Pamit lewat sosmed aja ya, bunda gak mau kamu ke sana!" ucap Hanna. Arkan mengerti maksud Hanna, karena di sekolah lamanya itu tidak lagi aman. Ada ibu kandungnya di sana. Dan tentu saja rumahnya di kota sebelumnya tidak pernah bisa menjadi rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Don't Know What It's Like ✅(COMPLETE)
Teen Fiction⚠️ DON'T COPAST!⚠️ Brandal, Pembuat masalah, dan pembangkang! Itulah kesan banyak orang yang mengenal Arjuna Dwi Arkan, Pria menyebalkan yang hidupnya seakan tanpa beban meskipun meresahkan, juga tak sedikit orang yang tidak menyukai pria itu. Namu...