You Don't Know XXX

304 25 0
                                    

"Ar!" Pekik Louise dari kejauhan, Arkan yang sedang duduk di kursi rumah sakit bersama beberapa orang polisi menoleh ke arahnya. Louise berlari menuju Arkan, nafasnya terengah-engah. Raut wajah Arkan yang masih terlihat shock. Louise berdiri dihadapan Arkan, dan kedua sahabat itu langsung berpelukan. Beberapa saat kemudian Rangga datang bersama seorang pria paruh baya.

"Allex it's real?" Ucap pria itu pada Allex. "I'm sorry uncle," tutur Allex lirih, untuk pertama kalinya Arkan melihatnya menangis. Seorang petugas polisi mendekati pria paruh baya itu sembari menunjukkan sebuah dompet berisi identitas korban, dan menunjukkan gambar motor korban yang ringsek. Seketika pria paruh baya itu pingsan.

Arkan yang shock membuat gangguan cemasnya kambuh, seketika Louise memerintahkan anak buahnya untuk mengantarkan Arkan pulang. Arkan benar-benar tidak tahu apa yang terjadi setelahnya.

---

Keesokan harinya Arkan kembali kerumah sakit dan seketika shock mengetahui sang Korban tidak bisa di selamatkan. Beberapa saat kemudian pihak rumah sakit memperbolehkan jasad korban untuk di lihat. Arkan memilih untuk tidak lagi melihatnya, karena korban dari kecelakaan maut itu adalah sahabat baik nya, Rendy Abraham. Tentu saja ia tak sanggup untuk melihat kondisi jasad Rey lagi karena ia tahu persis apa yang terjadi pada jasad itu. Hanya Louise dan Rangga yang masuk ke ruangan itu untuk melihat, kemudian mereka keluar dari ruang jenazah dengan linglung.

Louise tampak menyesal karena ia sedang tak bersama Rey saat hal ini terjadi. Perasaan Louise hancur dan Rangga benar-benar terluka. Arkan menebak mungkin saja Rangga sudah tau kenyataan bahwa Rey adalah saudara satu ayah dengannya.mArkan bisa melihat bahwa Ayahnya Rey sangat terpukul. Rangga yang sudah mengetahui fakta sebenarnya tentang dirinya itu berusaha menangkan ayah kandungnya meskipun ia sendiri terluka.

***

Usai pemakaman Rey, Arkan, Tono dan Louise belum meninggalkan pemakaman. Terlihat Rangga orang terakhir di sana selain mereka sedang memapah Pak Abraham, Ayah Rey kembali ke mobilnya. "Keep strong Lex," tutur Tono sembari menepuk pundak Louise. "Lo ga sendiri, masih ada kita," ucap Arkan.

Tono merangkul Louise dan Arkan lalu berkata, "Rendy pasti gak mau ngelihat kita sedih, mau bagaimanapun kita harus melanjutkan hidup." "Lo bener, Rendy sekarang pasti punya kehidupan yang lebih baik tidak ada lagi luka dan pedih." ucap Louise. Tiga sekawan itu pun pulang, Arkan yang masih shock menunda masuk sekolah hingga dua Minggu kemudian tiga sekawan itu memutuskan untuk bertemu kembali,

Mereka mengawali dengan bertos, memasang ekspresi bahagia walaupun terlihat jelas mereka bertiga memaksakan hal itu. "Jadi apa yang harus kita lakukan ke depan?" Tanya Tono mengawali pembicaraan. "Rendy selalu minta gue untuk bertahan hidup jadi gue bakalan tetap berusaha hidup. Jadi jika gue milih mati sekarang gue juga ga tau apa yang harus gue katakan ke Rendy di akhirat. Jadi Gue udah putusin bakal pindah ke Jepang, gue mau bangun kehidupan baru di sana. Karena Jepang adalah negara impian gue dan Rendy dari dulu jadi, mungkin ini waktu yang tepat untuk mewujudkannya." ucap Louise.

"Ya Gue mau nyelesaikan sekolah, gue akan berusaha semaksimal mungkin untuk berubah menjadi lebih baik dan juga mewujudkan apa yang gue cita-citakan, ya kebetulan gue udah mengajukan pembuatan KK, so gue bakal jadi kepala keluarga buat gue sendiri haha." ucap Tono.

"Gue memilih akan melanjutkan perjuangan Rendy," ucap Arkan. "Perjuangan Rendy?" Louise terkejut. "Memastikan Aifa bahagia, dan Rangga mendapatkan haknya." ucap Arkan memaksa tersenyum namun, matanya berkaca-kaca. Mau bagaimanapun Rey sudah mengisi bab terbaik dalam buku kehidupannya.

Mereka makan siang bersama, kemudian berpelukan lalu saling berpamitan. "Jadi sekarang waktunya kita berpisah, ya?" Ucap Louise. "Terimakasih ya guys, sudah hadir di kehidupan gue," ucap Tono. "Ya. Terimakasih atas keberadaan kalian di dalam kehidupan gue," ucap Louise. "Terimakasih sudah menjadi bagian dari cerita kehidupan gue," Arkan. "Sampai jumpa di masa depan," ucap Louise. Mereka ber tos untuk terakhir kalinya lalu berpisah.

***
Setelah memarkirkan sepeda motor miliknya Arkan terdiam sejenak memperhatikan gedung sekolahnya. Ini hari pertama dirinya memulai hidup meninggalkan masa lalunya. Meskipun gangguan cemasnya belum sepenuhnya hilang, ia akan berusaha menyembuhkan dirinya sendiri.

Pemikirannya waktu kecil untuk membuat ayahnya bahagia sudah berubah, ia sadar kehadiran Hana dalam kehidupan ayahnya sudah menyembuhkan luka ayahnya, hanya saja kehadiran Arkan kecil membangkitkan luka itu. Arkan sudah ikhlas menjauh dari ayahnya, sesuatu yang seharusnya ia lakukan sejak dulu. Seharusnya ia memang tidak perlu hadir di dalam kehidupan baru ayahnya. Saat ini ia memiliki trauma berat jika bertemu kedua orangtua kandung nya, lagi-lagi peran ibu sambungnya yang menjadi penyemangat untuknya.

Arkan menarik nafas panjang dan melirik sekitar tempat parkir. Ia melihat Azzam dan Aifa yang keluar dari mobil yang sama. "Tanpa Lo minta gue pasti akan pastikan dia bahagia, ren. Karena Lo juga tau kan kalau dia cinta pertama gue." Batin Arkan.

"Ar, Lo di sini untuk bunda! Lo gak boleh ngecewain bunda!" Gumamnya, lalu melangkah masuk ke dalam gedung sekolah.

***

You Don't Know What it's Like, End!
Thanks for reading 💞


Bismillah,
Dear readers,
Saya ucapkan terimakasih atas dukungannya ❤️
Karena jika bukan karena dukungan kalian, saya mungkin sudah berhenti dari dunia kepenulisan.
Sayang kalian banyak banyak!
Tidak terasa cerita kali ini sudah sampai bagian akhir, saya akui masih banyak kesalahan dan kekurangan, saya hanyalah penulis amatir. Karena itu saya mohon maaf.

Jujur, Untuk sampai di titik ini tidaklah mudah terlebih saya yang memiliki pribadi yang sulit untuk bersosialisasi, karena itu saya jarang sekali mempromosikan karya saya. Sekali lagi Terimakasih atas dukungannya, karya ke-3 saya bisa di publish hingga part terakhir.

You Don't Know What It's Like ✅(COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang