You Don't Know II

470 39 4
                                    

"Astaghfirullahal'adzim" gumam Zakhwan, Kakak laki-laki Arkan yang akan berangkat shalat subuh mendapati adiknya tertidur di teras tepat di depan pintu.

Ia sangat terkejut melihat wajah adiknya yang berlumuran darah, ia memeriksa tangan adiknya dan mendapati punggung tangan yang lecet dan bengkak, "dia pasti berkelahi lagi," batinnya. Zakhwan segera membopong adiknya ke kamar, tak lama kemudian bundanya keluar dan terlihat panik setelah melihat kondisi Arkan. Zakhwan segera membersihkan luka-luka adiknya, ternyata wajahnya tidak terluka parah bisa dipastikan darah yang melumuri wajah adiknya bukan darah miliknya. Zakhwan mengelus kepala adiknya, melihat wajah penuh penderitaan di sana. "Apa harus kamu melakukan ini?" Ucapnya. Saat mendengar adzan subuh berkumandang Zakhwan segera bergegas ke masjid.

Sepulang dari masjid Zakhwan terkejut melihat adiknya jatuh tersungkur ke lantai dan mendapati luka baru di sana. Arkan hanya diam ia tidak melakukan perlawanan samasekali, ia mendorong Zakhwan yang ingin membantunya, "jangan ikut campur urusan gua!" Tukas Arkan. Zakhwan yang melihat sang ibunda tak jauh dari sana segera memeluknya.

~~~

Saat Arkan sedang mengikat tali sepatunya, Zakhwan mendekati adiknya itu dan duduk di sebelahnya. "Lo gak papa dek?" Tanya Zakhwan. Arkan hanya diam. "Mau Mas anter?" "Bisa gak sih Lo gak usah ganggu hidup gue?" Ucap Arkan. "Ar emang Lo bisa ngendarain motor dengan kindisi kayak gini?" Zakhwan. "Gak usah sok baik," ucap Arkan ketus. "Ar, kenapa Lo gak mau lapor polisi? Perlakuan papa itu udah di luar batas," ucap Zakhwan,

Arkan hanya diam, dia yakin jika ayah kandungnya itu membencinya bukan tanpa alasan, pasti darah ibu kandungnya yang mengalir di tubuhnya yang bikin sang ayah seperti itu, wanita gila itu menghancurkan hidupnya, ia yakin bahwa ibunya adalah ibu terburuk di dunia yang bahkan tak pantas di sebut ibu. Kemudian ia langsung beranjak dari tempatnya dan pergi menggunakan sepeda motornya.

Zakhwan menarik nafas panjang, memperhatikan adiknya yang semakin menjauh. Arkan memang bukan adik kandungnya namun, ia sangat menyayangi nya. Sejatinya ia tahu papa tirinya nya bukan orang yang jahat, sedikit pun papa Arkan tak pernah menyakiti Zakhwan dan bundanya. Tapi, berbeda dengan Arkan, enth kenapa perlakuan kasar rutin didapatkannya setiap hari.

~~~

"Ruq!" Tukas Arkan sembari menepuk pundak sahabatnya, saat sedang berjalan di lorong kelas. "Siapa lu?" sahut Faruq, sembari melihat ke arah jam tangannya. "Kepentok apa lu tadi pagi langsung amnesia?" Arkan. "Gak ada sejarahnya teman gue datang ke sekolah lebih awal," jelas Faruq, meskipun di sisi lain ia merasa senang karena memang itu yang seharusnya sahabtnya lakukan. "Bener juga, yaudah gua ke kantin dulu ntar jam pertama baru gua ke kelas," ucap Arkan yang langsung berlalu pergi. "Ga waras emang tuh orang," gumam Faruq. "Udah tau gak waras masih aja lu temenin," ucap seseorang yang langsung mengambil posisi di samping Faruq, Aysha.

Aysha adalah teman sekelas Arkan dan Faruq, gadis cantik yang smart dan sensible, dan sangat jago public speaking. Aysha juga salah satu teman dekat Arkan dan Faruq sejak awal masuk SMA dan Tentu saja Faruq naksir pada bintang sekolah itu. "Gua heran deh kok bisa manusia kayak Lo sahabatan sama makhluk aneh kayak dia, " Aysha. "Dia orang baik, gua lebih lama kenal dia," jelas Faruq singkat. Aysha hanya mengangguk, "ehm lo udah siap PR Fisika?" "Udah." "Nomor 4 gimana sih, bisa ajarin gue ga? Gue bingung jalanin rumus nya gimana." Pinta Aysha, "Ya nanti di kelas gue ajarin." "Makasiii, yuk buruan!" Aysha langsung menarik tangan Faruq dan berlari ke ruang kelas.

You Don't Know What It's Like ✅(COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang