You Don't Know XIV

204 23 7
                                    

Arkan mengenakan jaketnya, kemudian keluar kamar rawat. Ia merasa sudah baik baik saja dan memutuskan untuk memantau keadaan Dzakwan. Saat akan masuk ke ruangan Dzakwan, Arkan terdiam melihat Papanya sedang menjenguk Dzakwan dan mereka sedang bercengkrama di sana. Terbesit rasa iri dalam hatinya, ia sangat ingin hidup tentram dengan ayah kandungnya itu. "Sepertinya papa akan tetap bahagia tanpa gue," gumamnya.

Arkan memundurkan langkahnya, mengundurkan diri untuk menjenguk Dzakwan, kemudian berlari menyusuri lorong rumah sakit sembari menahan air mata. Di depan gerbang rumah sakit sudah ada Louise yang menunggunya dari dalam mobil. "Sakit mulu Lo," celetuk Louise. "Lo tau gua di sini?" Tanya Arkan. "Bukannya Rumah Sakit rumah kedua Lo?" Louise. Arkan segera masuk ke dalam mobil dan duduk di bangku samping Louise. "Lo ngeliat Rey nangis, kan?" Tanya Louise. "Gak sengaja gua." "Beberapa bulan sebelumnya dia putus sama pacarnya." "Apa urusannya sama gue? Kok Lo ngasih tau gue?" "Biar Lo tau kalau Rey itu masih punya hati."

~~~

"Gua sadar, gua memang gak pantes buat dia," Ucap Rey, suaranya menggema di ruangan itu."Tapi, gue sayang sama dia. Sial! Gara-gara kekhilafan gue, gue harus kehilangannya," lanjutnya. Louise yang ada di sana hanya diam, sesekali menepuk pundak sahabatnya itu. "Pokoknya Lo harus cari orang itu!" Ucap Rey sambil mencengkram kerah baju Louise. "Bukannya pihak kepolisian juga sedang mencarinya?" Tanya Louise. "Gua mau orang itu lenyap! Polisi hanya memberinya ganjaran bukan hukuman!" Rey. "Ren, Lo sendiri yang bilang kalau lo gak yakin dia akan mencintai Lo jika dia tau Lo udah menghilangkan banyak nyawa. Tapi, kenapa lo masih berharap kebaikan gadis itu?" Ucap Louise. "Shut up! Allex! You don't know what it's like," ucap Rey. "Ren, apa harus selalu seperti ini?" Ucap Louise. "Kill him! Orang itu udah berani nyentuh Aifa!"

Rey tetap kukuh dengan pendiriannya, wajahnya memerah karena emosi, "Dia bersalah Allex! Dia penyebab seseorang yang Aifa cintai mati!" lanjut Rey sembari menatap mata Louise tajam. "Lo Siapa? Hakim?" Ucap Louise membalas tatapan Rey. "Apakah setelah membunuh orang itu, Lo pantas buat Aifa? Aifa terlalu baik buat pendosa kayak Lo!" Tambahnya.

Bug!

Rey mendaratkan pukulan kepada Louise hingga pria itu tersungkur, tenaga Rey memang sangat kuat. "Gue sendiri yang akan bunuh orang itu!" Ucap Rey, ia bersiap pergi. "Apakah setelah membunuh orang itu, Aifa akan menerima Lo?" Ucap Louise sambil berusaha bangkit.

Seketika langkah Rey terhenti. "Ren, apasih yang Lo cari? Apa Lo bahagia dengan menjadi seperti ini?" Tanya Louise. "Gua... Gua udah kehilangan banyak hal Allex, " ucap Rey lirih. Louise melihat punggung sahabatnya yang sedang berdiri tak jauh darinya kini, Rey memiliki nama asli Rendy Abraham, hanya ia yang tahu nama aslinya dan jika sedang berdua mereka saling menyebut nama asli masing-masing. Rey dan Louise sudah bersahabat sejak kecil, karena itu ikatan mereka sangat erat. "Lo masih punya gue, Lo lupa jika kita adalah sahabat?" Tanya Louise.

Seketika bayangan kebersamaan mereka dari kecil terbayang, Rey menjatuhkan senjata api yang ia genggam. "Kalau bukan karena Lo gue gak akan hidup sekarang," ucap Louise. Rey terdiam, ia teringat jika Louise memiliki kehidupan yang lebih menyedihkan darinya, Louise sebatang kara.

Suatu ketika Louise pernah ingin mengakhiri hidupnya namun di cegat olehnya. Belum lagi banyak pihak keluarga yang memperebutkan harta warisan milik orangtua Louise, membuatnya berkali-kali pindah wali hingga akhirnya dengan kekuasaan keluarga Rey, Rey berhasil membuat Louise terbebas dari orang-orang yang mengincar hartanya. Sejak hari itu mereka berjanji akan menjadi sahabat selamanya. "Gue, minta maaf," ucap Rey, ia tersadar semua langkahnya selama ini salah. Ia mengenang semua dosa yang telah ia lakukan.

Kedua sahabat itu berpelukan, tak lama namun dalam. Keduanya saling menyadarkan bahwa hati mereka sudah terpaut sejak lama. "Apa gue pantas di maafkan? Sejauh ini gue udah berrbuat jahat dan bunuh banyak orang, kan?" Ucap Rey, ia tahu meskipun kebanyakan tidak langsung ia lakukan tapi, ia yang memerintahkan. Louise tersenyum. Apakah Rendy, sahabatnya sudah kembali?

~~~

Arkan merasakan sesuatu yang berbeda, sudah seminggu Rey tidak memerintahkannya untuk melakukan apapun. Apa yang terjadi? Saat Arkan dan Tono ke rooftop mereka mendapati Louise dan Rey sedang bercengkrama di sana, untuk pertama kalinya mereka melihat sosok Louise dan Rey tertawa lepas.

Louise memberi kode agar mereka berdua bergabung, "Gimana kabar Lo Ar?" Tanya Rey. "Good, ya... good," jawab Arkan. "Lo gimana ?" Tanya Rey. "Baik juga," jawab Tono. Arkan dan Tono saling menatap, mereka kebingungan. Makhluk menyebalkan dihadapan mereka mendadak menjadi hangat? "Oh iya kalian ikut gue," perintah Rey, sambil bangkit dari tempatnya.

Arkan, Louise, dan Tono mengikuti Rey. Ternyata Rey membawa mereka menuju tempat parkir. Kemudian ia masuk ke dalam mobilnya dan memberi kode agar ketiga anak buahnya itu masuk. "Kalian pernah jatuh cinta?" Tanya Rey, ia ingin mencairkan suasana yang tegang. "Gua gak percaya cinta, jika itu berhubungan soal pasangan," jawab Arkan. "Gue tau, memang sulit memulihkan luka pengkhianatan." Ucap Rey.

Arkan terkejut bagaimana Rey bisa tau? Sebenarnya ia tak harus terkejut, Rey dan gengnya memang terkenal menyeramkan. "Santai, Gue juga benci perempuan kecuali, seorang gadis," jelas Rey. Saat di lampu merah Rey menoleh ke arah Arkan dan Tono yang duduk di bangku belakang. "Oh iya, nama gue Rendy," ucap Rey sambil mengulurkan tangan.

Mata Arkan dan Tono membulat, Rey mengajak jabat tangan? Arkan dan Tono berjabat tangan dengan Rey yang memiliki nama asli Rendy. Sikap Rey membuat Arkan berfikir bahwa Rey memiliki kepribadian ganda. "Anggap aja itu perkenalan awal kita sebagai teman," ucap Rey.

Arkan dan Tono terus terkejut, sementara Louise tampak tersenyum sendiri melihat reaksi kedua temannya. "Oh iya dia Allex, Louise itu cuma nama keluarga," kata Rey sambil menunjuk ke arah Louise. "Emang ga bisa jaga privasi Lo," celetuk Louise sambil menjitak kepala Rey. "Rey eh Ren, ini kan jalan keluar kota Lo mau kemana?" Tanya Tono. "Refreshing dong masa jadi gengster terus, sekali-kali cari warna lain buat kehidupan," ucap Rey.

You Don't Know What It's Like ✅(COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang