Tidak seperti biasanya, tiba-tiba Sarah mengajak Arkan keluar rumah sakit. Sarah mengajaknya ke suatu tempat. Sarah memacu kendaraannya pelan, agar ia bisa lebih leluasa mengobrol dengan pasiennya itu. Hingga satu jam kemudian mereka sampai di kawasan perbukitan, ia memandu Arkan hingga mereka sampai di sebuah bukit tertinggi di sana hingga mereka bisa melihat kawasan hutan di bawahnya dengan leluasa. Tidak ada orang di sana, hanya ada kawasan hijau yang asri. "AKU CAPEEEK!" Tiba-tiba Sarah berteriak, suaranya menggema,
Arkan terdiam melihat tingkah Sarah. "Ikuti saya Arkan, lampiaskan semua yang selama ini kamu tahan," tutur Sarah. "AAAAA!" Arkan mencoba berteriak. "GUE BENCI CINTA!" Pekik Arkan dan suaranya lebih keras dari sebelumnya.
Setelah puas berteriak mereka, berbaring di antara rerumputan. "Gimana perasaan kamu sekarang?" Tanya Sarah. "Lega di satu sisi, kak," jawab Arkan. "Jangan sering memendam perasaan, ya. Jika sudah tak terbendung cari tempat yang benar untuk lampiaskan," ucap Sarah. Arkan hanya tersenyum sambil menatap langit yang berawan. "Ayo kita lanjutkan perjalanan!" Ucap Sarah penuh semangat.
Sarah menarik Arkan masuk ke dalam mobilnya lalu ia menyetir mobilnya menuju kebun binatang. "Kebun binatang?" Gumam Arkan. "Iya kita kan mau refreshing," ucap Sarah. Mereka masuk dan melihat berbagai jenis hewan, Sarah sesekali memaksa Arkan berinteraksi dengan hewan yang memang di khususkan untuk berinteraksi dengan pengunjung. "Ar, satu spesies sama kamu ga tuh?" ucap Sarah sambil menunjuk ke salah satu kandang hewan. Arkan menoleh ke arah yang di tunjuk Hanna, setelah ia tahu yang Sarah tunjuk adalah kandang buaya ia berkata, "Itu mah pacar kakak." Mereka pun tertawa.
***
Seminggu berlalu, kondisi Arkan sudah benar-benar membaik, lebih cepat dari prediksi pihak rumah sakit. Hanna sudah sampai di rumah sakit, ia harus menjemput Arkan. Namun, di saat yang bersamaan Rendy juga sampai di sana dan akan menemui Arkan.
Tanpa di sengaja Hanna dan Rendy di pertemukan di ruangan Sarah. Sarah menjelaskan beberapa hal kepada Hanna, setelah mengetahui bahwa Arkan sebaiknya jangan pulang ke rumahnya dulu Rendy menawarkan diri pada Hanna agar sahabatnya itu menginap di rumahnya saja.
Awalnya Hanna ragu namun, saat mengetahui bahwa Rendy benar-benar sahabat Arkan Hanna memperbolehkan. Sebelum pulang Arkan berpelukan dengan Sarah, seorang dokter yang bisa menjadi sahabat dan kakak untuknya kemudian Arkan berpamitan pada ibu tirinya, Hanna memeluk Arkan erat, dan kembali mengucapkan kata maaf.
"Kamu jaga dia baik-baik, ya," ucap Hanna pada Rey. "Tenang Tante, saya akan menjaga Arkan dengan sepenuh hati. Karena dia adalah separuh nafas saya," ucap Rendy bercanda. "Oksigen kali," ucap Arkan sambil menarik kebawah kupluk yang di gunakan Rey hingga menutupi wajahnya. "Iya sayang," kata Rey. "Jangan-jangan lo naksir gue beneran," ucap Arkan. "Ga gitu juga konsepnya, gue masih suka cewe kali Ar," bantah Rey,
Hanna tersenyum melihat Arkan yang sudah jauh lebih baik, ia sadar selama ini ia sibuk bekerja hingga tidak bisa kenal baik dengan semua teman dekat putra sambungnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Don't Know What It's Like ✅(COMPLETE)
Fiksi Remaja⚠️ DON'T COPAST!⚠️ Brandal, Pembuat masalah, dan pembangkang! Itulah kesan banyak orang yang mengenal Arjuna Dwi Arkan, Pria menyebalkan yang hidupnya seakan tanpa beban meskipun meresahkan, juga tak sedikit orang yang tidak menyukai pria itu. Namu...