You Don't Know VI

239 30 1
                                    

"Sayang kamu dari mana? Bunda suka khawatir kalau kamu gak pulang semalaman," Tanya Hanna yang mendapati Arkan yang sudah ada di dalam kamar tidurnya sambil memainkan game di ponselnya,

"Arkan baik-baik saja Bunda," ucap Arkan sembari melengkungkan bibirnya,

Hanna tersenyum, ia sudah tau putranya itu akan memberi jawaban serupa sedari ia kecil. Mengapa kamu harus menyembunyikan rasa sakitmu, nak? Batin Hanna.

"Syukurlah sudah tidak bengkak lagi, jadi wajah tampan kamu berseri lagi," tutur Hanna melihat wajah Arkan sambil memposisikan diri duduk di sampingnya,

"Arkan kan memang tampan Bunda bagaimanapun keadaannya," goda Arkan,

Hanna tertawa kecil, ia mengusap kepala Arkan,

"Lalu bagaimana kamu sudah memikirkan tawaran Bunda?" Tanya Hanna menyinggung soal perpindahan Arkan,

"Lihat saja nanti, Bunda," ucap Arkan,

Hanna melirik sekitar kamar Arkan, menatap cukup lama semua penghargaan atas prestasi Arkan yang entah faktor sengaja atau tidak di masa SMA Arkan tidak mendapatkannya samasekali,

"Bunda rindu kamu mengejar bahagia mu, " ucap Hanna,

Arkan melihat pandangan ibu tirinya yang mengarah ke penghargaan miliknya,

"Bahagia Arkan itu Kehadiran Bunda," ucap Arkan di akhiri senyuman lebar,

Seketika Hanna langsung memeluk Arkan dan berkata, "Maafkan Bunda ya, sayang,"

"Bunda, jika kehidupan kedua itu ada, tolong jadilah ibu kandung Arkan," ucap Arkan sambil membalas pelukan ibu tirinya.

~~~

Malam itu Arkan dengan kedua anggota Gank nya, Louise dan Tono mendatangi markas musuh mereka, Agnibirawa. Terlihat para anggota Agnibirawa terkejut mendapati mereka hanya datang bertiga. Louise dan Tono langsung menghadapi anak buah Jason sementara Arkan terus masuk ke dalam gedung hingga ke ruangan Jason,

"Wah kita punya tamu istimewa," tukas Jason,

"Lo bisa gak gausah nyari masalah? Urus daerah kekuasaan masing-masing?" Ucap Arkan,

Jason mendekati Arkan hingga jarak mereka hanya beberapa inci saja, mata mereka saling menatap tajam penuh kebencian. Tanpa peringatan Jason menyerang Arkan dan tentu saja dengan mudah Arkan mematahkan serangan Jason. Melihat ketua mereka terjatuh, orang-orang Jason di ruangan itu ikut menyerang Arkan dan tanpa butuh waktu lama Arkan berhasil menghabisi semuanya, kemudian kedua teman Arkan menyusulnya dan dapat menebak bahwa Arkan pasti bisa menghadapi bos bos itu dengan mudah,

"Jangan pernah cari masalah sama kami!" Ucap Tono sebelum meninggalkan markas musuh mereka,

Di dalam mobil mata Arkan terpejam, memang benar ia bisa menghabisi banyak orang sekaligus tapi, ia lemah dihadapan papanya. Ia berharap penuh jangan sampai ada yang tau sisi lain dari dirinya.

Sesampainya di markas Arkan mendengar ada seseorang yang mendatangi mereka memerintahkan mereka menghabisi seseorang, orang itu tentu saja boss besar orang yang selama ini memfasilitasi kegiatan mereka, alias bos yang sebenarnya! atau biasa mereka kenal sebagai Rey, Arkan memeriksa data calon korban itu dan terkejut karena calon korban itu adalah temannya Rangga, wajahnya persis dengan orang yang ada di akun media sosial Rangga,

"Gua gak mau," ucap Arkan,

PLAK!

Rey meninju wajah Arkan, Arkan berusaha untuk tetap tenang atau hal buruk lainnya akan terjadi,

"Sejak kapan Lo lemah Arjuna?" Tanya Rey

Arkan menatap tajam ke arah mata Rey, usia Rey mungkin tidak jauh beda dengannya tapi entah kenapa dia bisa memiliki kekayaan yang bisa membuatnya memegang kuasa,

PLAK!

Arkan merasa harga dirinya hancur, di tampar terus menerus oleh bocah yang ada di hadapannya. Seketika wajah bundanya terbayang, Arkan tidak ingin lagi melakukan hal salah, ia merasa benar-benar tak ingin lagi menyakiti orang yang tidak bersalah ataupun membunuh.

BUG!

Arkan tak sanggup menahan kepalan tangannya, sebuah tinju mendarat di wajah Rey, hingga pria itu terjatuh, Rey tersenyum kemudian bangkit dan mendekati Arkan hingga wajah mereka hanya berjarak beberapa inci saja. Rey langsung membalas pukulan Arkan dan dalam sekali pukul Arkan terjatuh dan perlahan kehilangan kesadarannya.

Saat tersadar, Arkan sudah berada di ruangan gelap dengan keadaan tangan terborgol, Arkan tidak terkejut karena hal ini biasa dilakukan Rey saat menghukumnya, Mungkin memang Arkan sangat kuat namun ada seseorang yang lebih kuat darinya dan itu adalah Rey.

"Sejak kapan Lo mempertanyakan perintah gue?" Tanya Rey, suaranya menggema di ruangan itu,

"Gua bukan budak Lo!" Jawab Arkan,

"Habisi orang itu atau Lo yang gua habisi?" Ucap Rey sambil menodongkan pistol di kepala Arkan,

"Gue gak mau bunuh orang lagi!" Bentak Arkan,

"Oh gitu, ya?" Rey langsung meninju wajah Arkan, hingga ia terpental ke dinding.

Karena geram, Rey menarik pelatuk dan menembakkan satu peluru dan mengenai dinding yang tepat berada di samping Arkan tapi, Arkan malah tertawa ia terus tertawa hingga tawanya terdengar mengerikan, dan Rey hanya tersenyum, kemudian pergi meninggalkan ruangan itu. Sementara Tono dan Louise yang berada di sana hanya terdiam.

Setelah memastikan Rey pergi, Tono dan Louise melepaskan borgol Arkan tentu saja Arkan tampak baik-baik saja dan ia masih mampu berdiri dan berjalan keluar.

Arkan merenung memikirkan akan sesakit apa rasanya kehilangan sahabat? Rangga orang baik mana mungkin ia akan menghancurkan perasaan orang sebaik itu? Ia menyesal karena telah mengikuti gank mengerikan dan telah membantu menghabisi banyak nyawa hanya untuk melampiaskan amarahnya. Arkan memikirkan Faruq, ia tak akan mau sesuatu yang buruk menimpa sahabatnya itu. Arkan semakin tersadar, bahwa masuk ke kelompok ini adalah kesalahan besar. Setelah itu ia memikirkan tawaran bundanya, apa gua menghilang saja? Batinnya

~~~

Arkan melihat data-data calon korbannya, ia sangat heran ini kali pertama ia harus membunuh seseorang yang seusia dengannya. Entah siapa manusia jahat yang menginginkan nyawa seorang anak SMA yang tidak memiliki riwayat kejahatan apapun. Ia tak bisa melwan Rey lebih jauh, ia benar-benar sudah terikat dengan geng itu.

Saat akan menjalankan aksinya seketika Arkan terhenti melihat targetnya menolong seorang gadis, seorang gadis yang taka sing untuknya. Itu adalah sahabat masa kecilnya! Arkan merasa targetnya kali ini benar-benar tidak pantas untuk mati. Kemudian ia mengehntikan aksinya, dan mengatakan pada Rey target mereka tidak layak di bunuh. Jika orang itu mati apa aka nada yang menolong sahabat masa kecilnya itu? Rey benar-benar murka saat tau perintahnya di langgar, ia menyiksa Arkan dengan brutal. Perlakuannya berhenti saat Arkan mengatakan, "Jika orang itu mati, apa gadis yang bersamanya kehidupannya akan baik-baik saja?"

"Lo kenal mereka?" Tanya rey. "kita memang biadab tapi, bukankah akan lebih biadab jika menghabisi manusia yang baik?" jawab Arkan. "Tidak ada manusia yang tanpa dosa, Arjuna." Ucap Rey. "Lo bisa nyuruh gue bunuh siapapun asal jangan dia dan orang-orang yang bersamanya," jelas Arkan. "jadi, lo kenal Aifa?" Tanya Rey. Arkan tersentak saat Rey menyebut nama teman masa kecilnya. "Jangan pernah lo sentuh dia!" ucap arkan dengan nada lebih tinggi. Rey hanya tersenyum simpul kemudian pergi meninggalkan Arkan. "Gawat gue emosi, gue yakin dia pasti akan berbuat hal gila," gumam Arkan.

You Don't Know What It's Like ✅(COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang