[Aku tidak bisa mengatakannya.]
Dia tidak bisa mengatakannya? Bukannya dia tidak akan mengatakannya?
'Jadi itu pasti dibatasi.'
Saat aku memikirkannya, sebuah kesimpulan secara alami terbentuk.
Bahkan jika dunia terbalik, hanya ada satu makhluk yang berani menahan iblis.
'Dewa.'
(God= Dewa, Tuhan. Aku pakai Dewa saja ya)
Pur, yang bisa membaca pikiranku, mengangkat kepalanya, yang tertunduk.
[Orang yang luar biasa.]
"Apa?"
[Hanya sedikit orang yang percaya pada Dewa. Bukankah manusia hanya percaya pada apa yang mereka lihat?]
"Ada iblis, bagaimana mungkin tidak ada Dewa? Dan ada banyak orang yang percaya pada Dewa hari ini. Bahkan ketika mereka tidak bisa makan, mereka masih akan menyumbang ke kuil."
[Dia. Banyak waktu telah berubah sejak waktu orang itu.]
Kiiii-!!!
Saat dia menggumamkan nama seseorang, suara tajam melintas di pikiranku. Saat suara itu terus bergema di otakku, aku duduk dan menarik napas dalam-dalam.
"Ugh......."
[Hah? Hah? Hei!]
Pur terkejut dan berdiri. Aku menggosok telingaku yang gatal.
'Apa itu?'
Aku merasa seluruh tubuhku berdebar-debar. Tubuhku yang sudah lelah menjadi lebih menyakitkan, tapi ini membuat satu hal menjadi jelas.
'Itu bukan Dewa Neliard.'
Tidak ada seorang pun yang tidak tahu nama Dewa Neliard yang disembah di kuil. Bukan Dewa itu karena siapa pun bisa memanggil nama Dewa Neliard dengan mudah tanpa merasa sakit. Apakah itu berarti nama yang Pur katakan adalah Dewa Jahat?
'Tapi mengapa Pur, yang memuja Dewa Jahat, termasuk dalam keluarga Mina, anak Dewa Neliard?'
Aku menghela nafas dan menggelengkan kepalaku.
"Jika kita memiliki etwal, bisakah kamu menjadi milik keluarga tanpa perlu pendapat iblis?"
Pur, yang mendekatiku, tersentak dan berhenti berjalan.
[T, tidak! Kamu salah!]
"Aku pikir itu benar."
Aku tersenyum dan mengeluarkan Chalcedonia dari sakuku. Kemudian Pur berlari ke arahku sambil berteriak [Tidak!] di kepalaku. Tapi sebelum Pur bisa menyentuhnya, aku naik ke tempat tidur dengan Chalcedonia.
"Jika tidak, mengapa kamu begitu terkejut?"
[Itu... itu! Bagaimanapun, bukan itu.]
"Ya, oke."
Ketika aku diam-diam membawa Chalcedonia ke Etwal, Pur berkata,
[Aku akan mengubah keinginanku! Tidak perlu hatimu... Tidak... ah, ya. Sehelai rambutmu...!]
"Ini sudah terlambat. Aku tidak punya kekuatan untuk menahanmu lebih lama lagi."
Karena itu, aku menempatkan Chalcedonia di Etwal. Kemudian, Chalcedonia direduksi menjadi ukuran yang sesuai dengan lereng di Etwal.
[Tidak!]
Segera setelah aku menempatkan Chalcedonia di Etwal, itu bersinar. Dan tidak lama kemudian...