9×2×1

376 61 21
                                    

Seokjin berjalan sambil tertunduk. Jalanan sepi, tak ada seorang pun lewat selain dirinya. Ya ini sudah jam 2 tengah malam, siapa juga yang masih bangun? Seokjin tersenyum miris, cintanya benar-benar di tolak oleh tuan Jung. Helaan nafas keluar dari bibir Seokjin, bokongnya terduduk di kursi taman yang gelap. Kepalanya bercampur antara kebahagiaan, kesal, sedih, juga kecewa. Ia kecewa tuan Jung tak mengerti hatinya dan Hoseok, tapi tak juga menyalahkan tuan Jung karna memang hubungan ini salah.

Seokjin memejamkan mata, membayangkan wajah tenang Hoseok yang sedang tertidur. Apakah manisnya sedang tidur? Atau ia masih menangis sekarang? Seokjin membuka mata, menatap langit malam yang terhiasi bintang lucu. Bibir Seokjin melengkung membuat senyuman, membayangkan bagaimana cantiknya Hoseok ketika perutnya membesar nanti.

Seokjin merogoh kantung celananya, menelpon seseorang.

"Bolehkan aku menginap?"

"Aku di usir"

"Yah, kami ketahuan"

"Terimakasih"

Seokjin bangkit dari posisinya, berjalan ke suatu tempat dengan senyum merekah. Hari ini tekad nya sudah bulat, salah atau tidaknya hubungan mereka Seokjin akan menjaga Hoseok, memberikan seluruh hidupnya ke si manis, melindunginya, menjaga keturunan mereka.

INCEST

Hoseok meringkuk di atas tempat tidur, tangannya memeluk perutnya sendiri memberikan kehangatan untuk dirinya sendiri. Bibir Hoseok tersenyum membayangkan sang janin bergerak bebas di perutnya. Membayangkan suatu hari anaknya keluar dengan wajah campuran antara dirinya dan Seokjin. Apakah ia akan sangat tampan? Atau bahkan cantik? Mata siapa yang akan ia dapat? Hoseok terus membayangkan mencoba melupakan kejadian sebelumnya.

Pikiran Hoseok melayang membawanya ke alam mimpi. Wajah tenang Hoseok di tatapi oleh cahaya bulan yang membawa bayangan itu ke Seokjin.

INCEST

Pagi datang membawa sang matahari menyinari kamar yang di isi oleh dua orang. Seokjin terbangun, menatap sekitar sebelum bangkit dan menoleh ke arah teman sekamarnya.

"Tae, bangunlah"

Seokjin mengguncang tubuh Taehyung yang hanya di balas rengekan oleh si pemilik kamar. Taehyung membuka matanya perlahan menatap Seokjin. Tubuh Taehyung bangkit menjadi duduk dengan mata yang masih setengah terbuka, bibirnya melebar menguap lucu seperti bocah. Seokjin terkekeh pelan, mengusap surai Taehyung dengan pelan, lalu menjambaknya.

"A—ah Hyung!!!"

Taehyung berteriak nyaring menahan tangan Seokjin yang menarik rambut hitamnya. Taehyung mendongak menatap Seokjin dengan sok imut.

"Dedih lepaskan"

"Jijik"

Ya tau lah pasti siapa yang ngomong:(. Seokjin melepaskan jambakannya dan keluar menemui ibu Taehyung yang sedang memasak serapan. Seokjin ikut membantu nyonya Kim membuat serapan, mengaduk telur dengan beberapa bumbu untuk membuat telur gulung.

"Ibuuuuuuuuuu"

Suara rengekan Taehyung terdengar, Taehyung mendekat ke arah meja makan dengan wajah bantalnya juga pakaian yang sama. Seokjin terkekeh pelan, tingkah Taehyung mirip Hoseok saat di rumah hanya ada mereka berdua. Hoseoknya akan sangat manja dan memeluk Seokjin erat sembari menggesekan wajahnya ke punggung Seokjin.

"Tunggulah, aku akan menjemputmu"

INCEST

Seokjin berjalan masuk ke sebuah toko makanan cepat saji, berjalan tegas ke arah kasir dan bertanya dengan lembut tentang lowongan pekerjaan.

"Ya memang, gajinya lumayan juga waktunya seperti pekerjaan part time. Kau bisa masuk ke sana dan berbicara pada pemiliknya"

Seokjin berjalan mendekat ke ruangan yang di tunjuk sang kasir. Dengan sopan ia mengetuk pintunya dan masuk ke ruangan tersebut. Di tatapnya seorang pria yang tak terlalu tua dengan sebuah kamera yang mengalung di lehernya. Pria tersebut menatap Seokjin terkejut dengan mata melebar.

"Ah permisi tuan, saya ingin melamar peker—"

"Ya! Kau di terima sebagai model disini!!"

"M-model?"

Seokjin berkedip-kedip bingung sambil mengerutkan dahinya. Pria tersebut hanya tersenyum, mendekat ke arah Seokjin dan menepuk pundaknya.

"Apa kau berharap menjadi pelayan biasa dengan wajah tampanmu itu?"

INCEST

Lain Seokjin lain juga dengan Hoseok, si manis kesayangan Seokjin tersebut hanya menatap makanan di hadapannya Tampa selera. Helaan nafas keluar dari bibir Semerah Cherry Hoseok. Tatapannya kosong seakan tak semangat hidup.

"Aku akan mencari dokter untuk anak itu"

Hoseok tersenyum kecil mendengar ucapan sang ayah. Kepala Hoseok mendongak siap untuk berucap terimakasih karna setidaknya sang ayah mau menerima anak di dalam perutnya.

"Kau harus kuliah, jadi kau harus menggunakan benda itu"

"TIDAK!"

Nyonya Jung, Dowoon, dan Hoseok berucap bersamaan dengan tatapan tajam mengarah ke arah tuan Jung. Dowoon menggeleng tak percaya atas pemikiran kepala keluarga Jung tersebut. Ibu Dowoon dan Hoseok membanting sumpitnya ke meja, matanya tak lepas menatap sang suami tajam.

"Aku takkan membiarkan kau menyakiti anakku. Tidak!"

Nyonya Jung berucap tegas. Dowoon menghela nafas, menatap sang ayah.

"Ya, aku tau ayah pasti benci dan kesal, tapi tetap saja itu cucu ayah juga"

"Cucuku bukan hasil dari hubungan satu saudara"

"Cukup! Jika memang ayah tak menerima bayi ini.."

Hoseok menarik nafas sebelum mencoba melanjutkan, menahan seluruh air matanya. Menatap tajam ke arah sang ayah yang dulu sangat ia banggakan.

"Biarkan aku pergi, aku akan mengurusnya bersama Seokjin Hyung. Kami saling mencintai, dan ayah tak bisa memisahkan—"

Tuan Jung bangkit dari duduknya dan pergi begitu saja untuk berkerja Tampa suara. Dowoon mengusap pundak sang adik, mengusap pipi tembam yang memucat milik adik kesayangannya.

"Hoseok rindu Hyung/aku merindukan Hoseok"

TBC

Saya tuh pengen skip time langsung ke Hoseok sama Seokjin nikah:) tapi tapi sebuah cerita tak akan menarik Tampa sebuah konflik kan?? :3

Incest ❨END S¹❩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang