5×5-4

388 49 17
                                    

Tuan Jung berlari di lorong rumah sakit sambil berteriak memanggil suster. Di gendongannya ada Hoseok yang lemas, hampir pingsan jika nyonya Jung sedari tadi tak menahannya memejamkan mata. Di belakang keduanya ada Dowoon dan Seokjin. Dowoon menatap khawatir ke arah sang adik bungsu sedangkan Seokjin seperti tak bisa berfikir.

Tatapan Seokjin kosong, ia baru sadar ketika lengannya di tarik Dowoon ke arah ruang tunggu IGD. Seokjin bersandar ke dinding, menarik nafas dalam. Mata coklat kehitaman Seokjin berkaca, menoleh ke arah keluarga Jung dengan tatapan bertanya.

"Tadi ia sangat semangat ketika ayah memberi tau kalau kau akan datang. Dan,, ini salahku.."

Dowoon menunduk. Tuan Jung, nyonya Jung dan Seokjin menatap bingung Dowoon.  Nyonya Jung mengusap pundak anak perempuannya menyuruhnya melanjutkan.

"Aku tak memperhatikan ketika Hoseok berlari turun. Dan semua itu sangat cepat.. aku mendengar suara seperti ada yang jatuh. Dengan panik aku berlari, dan yang ku temukan Hoseok terjatuh dari tangga. Darah keluar dari— ya kau tau. Maaf, seharusnya aku berteriak menyuruh Hoseok untuk tak lari"

Sejujurnya nyonya Jung udah mau ngomong "bukan salah mu Dowoon, Hoseok aja pecicilan" tapi gak cocok suasananya:(. Akhirnya ia hanya memeluk putrinya dengan lembut, membisikan bahwa ini hanya takdir.

INCEST
D

okter keluar dari ruang IGD bersama para suster yang mendorong kasur pasien ke ruang rawat. Dokter tersebut menghela nafas dan memanggil keluarga Jung. Dokter itu sama, Dokter yang juga memberitahukan kabar kehamilan Hoseok.

"Dia pendarahan. Di tambah stress berlebih. Dia—"

"Tidak.."

"Maafkan saya tuan Jung"

Brak

Siapa yang pingsan? Itu ibu-ibu sebelah pas tau anak perawannya hamil. Tenang elah, Jan tegang gitu susah nidurinnya:3.

Dowoon menggeleng, menenggelamkan wajahnya ke dada sang ibu menangis tersedu sambil bergumam memanggil nama Hoseok. Tuan Jung mendekat ke arah Seokjin yang terdiam. Tuan Jung sedikit melotot ketika mengetahui keponakannya menangis.

"A—anakku"

Seokjin berucap gagap menatap kearah lantai rumah sakit. Kakinya lemas tak tertahan, ia hampir jatuh kalau tak di tangkap tuan Jung. Nyonya Jung menyaksikan, mengingat ketika kedua orang tua Seokjin meninggal. Seokjin tak terpuruk sepertii ini, ia hanya menangis meluapkan sedih tak sampai melemah seperti akan pingsan.

Tuan Jung mengusap pundak Seokjin Tampa berbicara. Seokjin menangis Tampa suara, menyembunyikan wajahnya di pundak tuan Jung.

"Anakku... Anakku..."

INCEST

Hoseok terbangun dengan kepala yang pusing. Matanya bergerak meneliti sekitar ruangan. Putih, dan berbau obat. Hoseok kembali mengingat kejadian ketika dia jatuh dari tangga, tangan lentik Hoseok seketika reflek memegang perutnya. Hoseok mencoba merasakan kehadiran janinnya, tapi ia tak merasakannya.

Kepala Hoseok dengan cepat menyimpulkan, Hoseok menatap perutnya takut-takut. Kegelapan kembali mengambil dirinya.

"Ahh dimana aku?"

"HAIIII!!"

Suara riang seorang anak membuat Hoseok menoleh. Hoseok menunduk menatap dua laki-laki anak di hadapannya. Wajah mereka familiar, sangat familiar bahkan. Anak yang berada di sebelah kiri memilik tatapan tajam Seokjin tapi dengan senyum semanis Hoseok. Anak di sebelah kanan memilik wajah tembam dengan mata bulat, bibirnya sedikit tebal juga tambahan hidung mancung mirip dengan Hoseok. Hoseok tersenyum, berjongkok di hadapan keduanya sambil memiringkan kepala.

"Siapa kalian?"

Keduanya saling memandang lalu menerjang Hoseok dengan pelukan. Hoseok hampir terjatuh karna mereka. Ntah kenapa Hoseok membalas pelukan keduanya.

"Terimakasih papaa~"

Keduanya berucap bersamaan membuat Hoseok mengernyitkan bingung. Hoseok menatap keduanya dengan tatapan bertanya.

"Terimakasih telah menjaga kami hampit sebulan. Sayangnya kami tak bisa lahir untuk menemasin papa dan Daddy"

Hoseok terdiam, melihat sekitar. Padang rumput yang indah. Tunggu, apakah ini seperti di sebuah cerita atau film dimana ia ada di pertengahan alam lain?

Ketika Hoseok sedang befikir kedua anak tersebut mendorong Hoseok membuat Hoseok jatuh tertidur.

"Hoseok? Sayang??"

Sebuah suara membangunkan Hoseok. Hoseok langsung bangkit terduduk, menatap sekitar. Ia menatap seluruh keluarganya yang menatap nya takut. Ada Seokjin di sebelah kanannya, Hoseok dengan cepat memeluk Seokjin erat membuat Seokjin reflek membalas pelukan Hoseok.

"Maaf, aku tak bisa menjaga mereka Hyung"

"Mereka?"

"Anak kita"

"Loh kembar?"

Itu Dowoon yang ikutan panik:)

"Mereka tampan"

"Seok, kamu pasti kebanyakan baca buku kan? Pasti kamu mimpi kaya di cerita yang orang hampir mati terus hadir di Padang rum—"

"Eomma berisik ah"

TBC

Wayoloh... :3
Tenang tenang, Hoseok ataupun Seokjin gak bakal stress mereka bakal nganggap ini sekedar cobaan untuk hubungan mereka.

Incest ❨END S¹❩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang