5×2+9

368 57 16
                                    

Hari berganti Minggu. Sudah sekitar tiga Minggu semenjak kejadian menyeramkan di keluarga Jung terjadi. Tuan Jung semakin jarang ada di rumah, menyibukkan diri dengan kertas-kertas sialan di kantornya. Nyonya Jung dan Dowoon mencoba acuh, lebih memilih menghibur si bungsu yang perutnya semakin hari semakin membesar.

"Ahh kau baru hamil satu bulan tapi perutmu sudah seperti ibu saat mengandung mu 3 bulan"

Ucapan Dowoon membuat Hoseok cenberut. Bibit berbentuk hati Hoseok maju beberapa senti, jika ada Seokjin sekarang pasti ia akan mengecup bibir merah tersebut. Nyonya Jung menepuk kepala anak perempuannya 'sayang' dengan tatapan penuh 'cinta' yang membuat dowoon menyengir tak bersalah.

"Mungkin bayinya perempuan jadi terlihat lebih besar"

Nyonya Jung mengelus Surai Hoseok sayang, mengecup pipi Gembil Hoseok dengan gemas. Hoseok menyengir lucu, mengelus perutnya dengan lembut bagai berbicara pada janin di perutnya.

"Heum~ perut Hoseok besar karna ibu dan Noona selalu memberi makan Hoseok Tampa henti"

"Sepertinya kau yang meminta sebucket ayam untuk dirimu sendiri..."

Sekali lagi Dowoon di pukul dengan penuh cinta oleh ibunya yang juga mendapat bonus jeweran. Hoseok tersenyum menatap keduanya, ia menunduk menatap perutnya sambil tersenyum membayangkan wajahnya dan wajah Seokjin menyatu pada si malaikat kecil di perutnya.

Pintu terbuka dengan kasar, ketiga orang di dalam rumah menoleh bersamaan mendapati tuan Jung yang melempar sebuah majalah di tengah mereka.

"Lihat Hoseok, itu cinta mu"

Tuan Jung berkata sarkas membuat ketiganya menatap ke arah majalah tersebut. Wajah tampan Seokjin ada disana, tersenyum manis menatap kamera.

"Dia bahkan tak peduli padamu dan menjadi model sekarang. Itu yang kau sebut cinta?"

Tuan Jung menatap seluruh anggota keluarganya, tersenyum miring merasa menang. Kekehan Hoseok membuat ketiganya mengeluarkan ekspresi bingung.

"Dia menjadi model secara tidak sengaja. Rencananya hanya melamar menjadi pelayan tapi justru pemilik restoran terpesona akan ketampanannya"

"Bagaimana—?"

"Seokjin Hyung tak bodoh sampai tidak membawa hp nya ketika di usir"

Hoseok menatap tuan Jung dengan tajam secara sekilas, tersenyum miring merasa puas. Tuan Jung terdiam, berjalan masuk ke arah kamarnya.

INCEST

Tuan Jung merenung di kamarnya. Menatap kosong ke arah dinding kamar tersebut sambil menghela nafas. Lima menit yang lalu, ia melihat sebuah artikel tentang sepasang sepupu yang menjadi kekasih. Dan menurut artikel, beberapa agama dan daerah memperbolehkan hal tersebut karna mereka tak sedarah.

Tuan Jung meremat rambut coklat gelapnya, memejamkan mata merasa pusing menyerang. Tetap saja, itu di daerah lain bukan Korea.

Ketukan pintu menyadarkan tuan Jung, ia menoleh mendapati istrinya tersenyum manis sambil menatapnya. Nyonya Jung mendekat, duduk di sebelah tuan Jung dan memijat kedua pundak sang suami.

"Kau tak apa sayang?"

Suara nyonya Jung sangat lembut, hal yang jarang taeseok dengar beberapa Minggu belakangan. Tuan Jung tersenyum kecil mengetahui yoonji —nyonya Jung tak sepenuhnya marah kepadanya. (bentar saya ngbayangin yoonji alias Yoongi beneran •́  ‿ ,•̀)

"Aku bingung. Hoseok dan Seokjin hanya seorang sepupu, dan di beberapa daerah bahkan agama itu di perbolehkan"

Nyonya Jung bergumam menyetujui kata-kata tuan Jung. Tangan lentiknya tetap berada di pundak tuan Jung memberikan kenyamanan.

"Tapi ini Korea, bagaimana—"

Suara tuan Jung tertahan, mata nya terpejam erat, bibirnya mengeluarkan desahan frustasi. Tuan Jung berbalik badan menatap sang isti dengan tatapan menyedihkan.

"Bagaimana jika anak kita di asingkan dari lingkungan? Aku takut.. takut.. Seokjin sudah seperti anakku sendiri, aku serius.."

Setetes air mata keluar dari mata tuan Jung. Nyonya Jung dengan lembut mengusap pipi suaminya, mengecup lembut bibir Tuan Jung.

"Mereka sudah dewasa"

"Tetap saja—"

"Sst... Mereka saling mencintai, pasti mereka akan saling melindungi. Dengan kau memisahkan mereka, mereka makin tersiksa. Setidaknya jika mereka memang di asingkan, mereka tetap akan bersama dan saling melindungi"

Tuan Jung terdiam menatap sang istri. Sebuah anggukan kepala tuan Jung berikan pada  sang istri. Tangannya mengambil telfon di dekat meja dan mengetik sebuah kontak.

Calling penerus perusahaan . . .

TBC

Kan sudah saya bilang, konfliknya gak banyak.. ringan ringan aja. Tau kenapa? Nggak bukan karna saya pengen 2Seok Uwu terus, alasan utamanya karna saya mager ^^

Kalo konflik nya banyak, chap nya banyak dong.. KAN NANTI SAYA HARUS MIKIR JUDULNYA, MANA SAYA GAK BISA MATEMATIKA:(

Incest ❨END S¹❩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang