Sarah mematung lalu menghembuskan napasnya. Sean selalu begini over posesif dan selalu mau menang sendiri. Sarah tidak membalas pelukan Sean.
"Kamu ke mana sayang? Aku cariin kamu dari tadi. Aku takut kamu di culik cowok jahat," Sean mengoceh tiada henti dengan wajah pucat pasi.
Sarah lalu melepaskan pelukan mereka dan berjalan masuk ke dalam unit apartemen. "Kan aku udah di culik cowok jahat dari dulu."
"Siapa?!" Sean tiba-tiba berteriak nyaring berdiri di depan Sarah menghalangi jalannya. "Siapa yang melakukan itu sayang? Bilang aku! Biar aku patahkan tangan dan kakinya."
Sarah masih diam lalu melewati Sean sambil melepaskan sepatunya. "Coba ngaca nanti kelihatan orangnya siapa."
"Hah?" Sean melongo mendengar ucapan Sarah barusan. Kok ngaca sih kalo ngaca yang kelihatan wajah gua dong. Maksudnya gua gituh?
"Sayang..."
Sean hendak bertanya tapi keburu Sarah memotong pembicaraan, "Jangan lupa patahin ya tangan sama kakinya."
Sean berjalan cepat lalu mencekal tangan Sarah dan membalikkan badan Sarah menghadapnya, "Kamu kok ngomong gitu sayang? Jadi selama ini kamu merasa di culik sama aku? Kamu gak mau tinggal berdua sama aku lagi?"
Sarah menghembuskan napas entah untuk keberapa kalinya. Dia enggan melihat Sean.
"Kalau dulu aku masih mau tinggal sama Kak Sean tapi kalau sekarang gak!" kata Sarah tegak sambil melihat mata Sean. "Apalagi Kak Sean udah berani bawa cewek lain ke sini ng*we di kamar Kak Sean. Kak Sean gak mikirin gimana hati aku?"
Rasanya sakit banget saat Sarah mengakui hatinya yang hancur.
Apalagi Sean sama sekali tidak mengatakan apa-apa dia hanya diam mematung.
Beberapa detik kemudian.
"Ya udah lupain aja, Kak Sean emang gak ada hati," Sarah tidak lagi menatap Sean dia sudah kembali membuka pintu kamarnya mau masuk ke dalam kamar.
"Sarah! Tunggu!" Sean menarik tangan kanan Sarah lalu mendekatkan tubuhnya dengan gadis itu. "Maaf, iya aku tahu aku salah. Maaf sayang. Aku gak tahu dia datang ke sini. Bukan aku yang nyuruh. Bukan aku yang mau ng*we sama dia. Dia yang mancing duluan."
"Udah deh Kak," Sarah menepis tangan Sean. "Kak Sean emang tega. Kak Sean egois. Kak Sean selama ini nyakitin aku terus."
Sarah sudah mulai membalikkan badannya dan mau masuk ke dalam kamar tapi Sean kembali menghalangi dengan menahan ke dua lengan Sarah. "Sarah tunggu!"
Mata Sean turun melihat mata Sarah yang sudah berwarna merah. "Sayang aku emang melakukan itu di kamar tapi bukan di tempat tidur kita tapi kamar mandi itu pun karena dia terus yang minta. Please Sarah.. aku minta maaf. Aku janji ini yang pertama dan terakhir cewek masuk ke apartemen kita. Gak akan ada cewek-cewek yang lain."
Sarah melihat mata Sean yang cemas,"Kak Sean gak bohong?"
"Gak sayang. Ngapain aku bohong. Aku cuma mau tidur di kamar aku itu sama kamu aja. Aku gak akan mau kamar aku di tiduri selain kamu. Please sayang percaya sama aku," mohon Sean iba.
Sarah terdiam untuk sesaat lalu akhirnya menghembuskan napas dan mengangguk ragu, "Ya deh. Aku percaya."
Sean yang bahagia mendengar Sarah percaya lalu memeluk Sarah erat. "Makasih sayangku."
Setelah itu Sean melepaskan pelukan mereka dan menggendong Sarah dengan cepat. "Kak Sean! Apaan sih kak?! Turunin aku! Kak Sean! Aku mau tidur di kamar aku sendiri!"
"Gak!" tegas Sean. "Siapa yang ngasih peraturan kek gituh. Pokoknya malam ini dan malam-malam selanjutnya kamu tidur sama aku."
"Kak Sean! Gak mau! Kakak! Iihhhh..." Sarah meronta-ronta digendongan Sean tapi Sean tidak peduli sampai mereka masuk ke dalam kamar Sean dan meletakkan gadis itu di atas ranjang dan Sean mulai mengunci tubuh Sarah.

KAMU SEDANG MEMBACA
TERJEBAK PACAR NAKAL
RomanceINI KAWASAN 21++ YG GK SUKA MENJAUHHH JGN JDI JAHAT DGN REPORT CERITA ORANG!!! PERINGATAN!! CERITA INI MENYE MENYE2 YG GK SUKA MENYE2 MENJAUH!! -------------------------------------------------- Sarah memperhatikan kakak kelasnya yang sedang mendata...