"Sar? Lu beneran gak mau cerita kenapa lu nangis tadi?"
Itu adalah pertanyaan yang ditanyakan Petter untuk ke tiga kalinya pada Sarah. Gadis itu sedang terduduk lemas sambil menyandarkan kepalanya disisi pintu mobil penumpang.
Sarah melihat malas ke arah luar mobil yang menuju jalan tol ke suatu tempat.
Gadis itu hanya menggeleng lemas sambil berusaha melupakan kejadian yang dilihatnya beberapa menit yang lalu di ruang guru sekolah itu.
"Jangan lemes gitu dong Sar. Galau banget gua lihat lu," Petter berusaha menghibur Sarah dengan semua omongannya yang sembarangan asal. "Apa gua belikan es krim aja biar lu ceria lagi? Mau gak lu?"
Sarah lalu mengangkat kepalanya dan tersenyum senang ke arah Petter.
Petter yang sedari tadi sibuk mengemudikan mobil menoleh lalu tersenyum melihat Sarah. Detik berikutnya Petter kembali melihat laju jalan tol, "Gituh dong Sar. Senyum. Jangan mewek mulu. Hilang nanti cantik lu."
Sarah terkekeh geli, "Gombal!"
Petter kembali menoleh memandang Sarah lalu kembali melihat ke depan begitu terus hingga berkali-kali. "Serius kali. Lu tuh cantik banget. Sayang udah ada yang punya."
Tiba-tiba senyum Sarah hilang dari wajahnya. Dia melihat bingung Petter, "Maksud lu?"
Petter tidak melihat Sarah dia hanya tersenyum miring lalu bersuara dengan intonasi yang serius, "Gua tahu lu nangis gegara siapa. Walaupun lu gak mau cerita tapi gua bisa nebak."
"Nebak apa?" Sarah membeo penasaran.
Petter menoleh melihat Sarah yang tegang, "Lu nangis gara-gara Sean kan? Ketos. Sepupu lu itu."
Sarah menelan ludah tidak berani melihat Petter. Dia lebih memilih memalingkan wajahnya ke arah jendela samping mobil.
"Ya.. walaupun gua gak yakin lu itu sepupuan sama dia," sindir Petter sambil tertawa hambar. "Tapi karena dia ngomong gituh ya... gua percaya aja. Udah."
Sarah menghembuskan napasnya. Berusaha menghilangkan perasaan galau dan sedihnya di dada.
Sarah lalu melihat Petter ragu dan kembali fokus melihat pantulan dirinya dikaca mobil.
Ah! Sarah lelah berpura-pura bohong.
Jadi tanpa melihat Petter gadis itu bergumam lirih. "Lu bener. Gua sama kak Sean bukan sepupu."
Petter melirik Sarah sesekali sambil tetap fokus pada arah pandangannya di jalan tol Jakarta.
"Kenapa ketos ngakunya sepupu lu? Bukan ngaku pacar lu?" tanya Petter tidak paham. "Emang apa enaknya backstreet?"
Sarah memilih tidak menanggapi pertanyaan Petter. Dia lebih tertarik melihat lalu lalang kendaraan disamping kaca mobil.
Tentu saja Kak Sean lebih memilih backstreet jadi dia bisa selingkuh sesuka hatinya tanpa ketahuan pacaran sama aku.
Petter masih menunggu jawaban Sarah. Pria itu sampai harus mencondongkan kepalanya ke depan beberapa detik hanya untuk melihat wajah Sarah.
"Sar?"
"Sar?" panggil Petter. "Lu lagi melamunkan Sar?"
⚠️⚠️⚠️
Di sekolah Sean yang sudah berdiri di lapangan parkir melihat fokus ke segala arah. Berharap dirinya melihat wajah Sarah sang pacar.
Napas Sean terdengar tidak teratur ada setitik keringat yang mengalir dipelipis matanya.
Sean cemas dan khawatir setengah mati dengan gadis perawan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERJEBAK PACAR NAKAL
RomanceINI KAWASAN 21++ YG GK SUKA MENJAUHHH JGN JDI JAHAT DGN REPORT CERITA ORANG!!! PERINGATAN!! CERITA INI MENYE MENYE2 YG GK SUKA MENYE2 MENJAUH!! -------------------------------------------------- Sarah memperhatikan kakak kelasnya yang sedang mendata...