Berita Baru

898 40 1
                                    

Pagi ini Raya sudah berada di sebuah pantai yang masih terletak dikotanya. Ia akan menambahkan isi majalah dengan kutipan tentang keASRIan Negara Indonesia yang kaya akan keindahan tempatnya.

Kali ini ia pergi bersama Lovi dan Ratih untuk menemaninya karna tempatnya yang lumayan jauh. Lovi dan Ratih adalah teman sedivisi Raya. Sebenarnya kalau hal ini sampai terdengar ketelinga Irwan pimpinan kantor majalah PERDANA, siap siap saja mereka harus mendengarkan Pidato selama 3 jam full tanpa iklan.

Tapi dasarnya Raya yang keras kepala. Dia memaksa Lovi dan Ratih untuk ikut terjun bersamanya.

Drrrtt.. drrtt...

Suara musik di HP Raya berbunyi menandakan ada telpon masuk untuknya.

"Pak Kumis" ucapnya saat membaca nama sipenelpon. Kemudian beralih menatap kedua temannya.

"Tuh kaaaan... gue bilang juga apa..??? Ini semua gara gara lo sih Ray..." keluh Lovi yang kini ketakutan. Ia tahu julukan untuk Irwan adalah pak Kumis karna kumisnya yang lebat dan panjang. Hanya mereka bertiga yang mengetahui julukan itu. Julukan khusus dari Raya untuk Irwan.

"Angkat tuh..." celetuk Ratih yang biasa saja dalam menanggapinya. Ia juga seperti Raya. Lebih senang kerja diluar daripada di kantor.

"Males..." jawab Raya kemudian ia melanjutkan kegiatan memotretnya.

Lovi dan Ratih hanya saling pandang mendengar jawaban Raya. Perasaan mereka mulai tidak enak. Dilihatnya HP mereka masing masing, siapa tahu Irwan menelpon mereka.

Benar saja, giliran Ratih yang mendapat telpon dari Irwan.

"Dari pada gue kena pidato 3 jam tanpa iklan, mending gue nusul Raya aja lah.." ucap Ratih kemudian menaruh HPnya di slingbag nya. Dan ia beranjak menuju Raya untuk membantunya.

"Eh... gue juga ikut...!!" Ucap Lovi yang juga beranjak mengikuti Ratih.

Bukan tak mungkin setelah Ratih, Lovi akan ditelpon juga oleh Irwan. Ia juga memilih seperti kedua sahabatnya dengan menghindar dari Irwan. Biarlah mereka tanggung bersama hukuman saat dikantor nanti. Toh ia kesini juga ada manfaatnya, selain tidak suntuk dikantor, ia juga bisa sekalian bebas refreshing menikmati udara segar pantai.

Lovi mengetik beberapa paragraf untuk melengkapi Artikel yang sedang mereka kerjakan saat ini. Sedangkan Ratih membantu Raya mencari apa apa saja yang menarik untuk dijadikan obyek foto mereka.

Biasanya Raya akan menulis Artikelnya sendiri, tapi setiap kali mereka pergi bersama, Lovi lah yang akan menulis Artikelnya.

Jam 10.07 pagi mereka akhirnya sampai dikantor. Hari ini terpaksa Raya nebeng motor Ratih karna motornya yang sudah mulai butuh vitamin dari bengkel.

"Lo didepan...!" Ucap Ratih yang kini sudah berjalan dibelakang Raya.

Sebelum pulang kesini, Lovi mendapat telpon dari Afgan.

"Kalian dimana woy...???" Suara Afgan di telpon yang sudah mereka loudspeker.

"Kita lagi di Pantai Purwa." Jawab Lovi

"Gile lo pada.. ini bos udah marah marah. Lo malah asik asikan ngepantai..." kata Afgan sewot.

"Siapa yang ngepantai coba. Kita tu lg ngetugas tau.. !" Kali ini yang menjawab Ratih.

"Lo tugas apa represing, hah..?? Dari jam 8 ampe jam 10 belum balik. Cepetan balik..!! Keburu si boss kena serangan jantung gara gara kalian...!" Cerocos Afgan.

Bagaimana Afgan tidak marah. Kalau Raya pergi membawa antek anteknya. Ya sudah dipastikan yang dikantor akan dapat sayur soup cabe dari Irwan. Afgan salah satunya yang di kambing hitamkan. Ia selalu dimarahi Irwan sebagai pelampiasannya.

"Iye... kita pulang sekarang..!" Jawab Raya akhirnya. Dan berakhirlah mereka bertiga diruangan pak Irwan.

"Kalian dari mana...!!" Tanya Irwan dengan nada keras. Mereka bertiga memalingkan wajah mereka kesembarang arah. Bukan karna takut dimarahi Irwan. Tapi mereka takut akan dapat sayur soup cabe dari Irwan.

"Kalau ditanya itu lihat orangnya...!" Bentak Irwan lagi. Seketika Lovi dan Ratih melihat kearah Irwan. Sedangkan Raya. Dia masih setia melihat kearah samping.

"Raya...!!" Suara Irwan otomatis membuat Raya langsung menatapnya malas.

"Kalian dari mana..!!" Tanya Irwan lagi setelah mereka semua melihat kearahnya.

"Pantai Purwa pak.." jawab Lovi

"Kenapa rame rame..??? Mau camping..??" Tanya Irwan lagi.

Tidak ada jawaban dari mereka. Irwan menghela nafasnya lelah.

"Sudahlah... kalian boleh keluar..."

Raya, Lovi dan Ratih seketika melongo mendengar kalimat terakhir Irwan tadi. Tidak ada pidato selama 3 jam kah..??

"Kenapa masih disini...??!! (Mereka tersentak kaget, tadi itu mereka lagi mikir kenapa Irwan dengan mudahnya melepaskan mereka..??) Keluar...!" Tambahnya.

Langsung saja mereka keluar. Tapi baru saja mereka sampai dipintu.

"Raya... kamu tetap disini..."

"Tapi pak..." belum sempat Raya protes. Sudah dipotong terlebih dahulu oleh Irwan.

"Kamu tidak dengar apa yang saya bilang tadi...??" Tanya Irwan melotot. Akhirnya dengan berat hati Raya balik lagi. Sedangkan Lovi dan Ratih sudah berhasil lolos dari kandang macan ini.

"Mulai hari ini, anak saya akan menggantikan saya disini. Saya akan tetap memantau kalian dari rumah. Dan sekali kali saya akan memantau kalian langsung." Suara Irwan setelah Raya sudah duduk dikursi depan mejanya.

"Lalu...?? Apa hubungannya dengan saya pak..??" Tanya Raya heran. Bukankah seharusnya Irwan mengatakannya pada Selvi, sekretarisnya.?

"Karna saya mau kamu jadi PA buat dia." Jawab Irwan enteng.

"Kan sudah ada mba Selvi pak..??" Ujar Raya berusaha menolak.

"Selvi itu sekretaris. Kamu tau bedanya sekretaris dengan PA kan..??" Tanya Irwan dengan nada sedikit meninggi.

"Ya.. terus kenapa harus saya pak. Kan yang lain masih banyak..." elak Raya

"Siapa bosnya disini...??" Tanya Irwan lagi.

Raya menunduk " Bapak bosnya..." jawab Raya lirih.

"Kalau begitu. Kamu tolong siapkan ruang meeting. Saya mau mengumumkan pada mereka semua. Sebentar lagi anak saya sampai." Perintah Irwan.

"Tapi pak... menyiapkan ruang meeting kan bukan tugas saya..."tolak Raya lagi.

"Siapa bosnya disini Raya..???" Tanya Irwan dengan nada lelah.

"Baik pak.." jawab Raya akhirnya. Kemudian ia pamit dan pergi dari ruangan laknat itu.

"Gimana Ray..?? Lo... nggak dipecat kan..??" Tanya Ratih yang melihat Raya keluar dari ruangan Irwan.

"Gue dipecat..." jawab Raya lemes.

"Haaahhhh..??!" Kaget mereka semua. Ratih, Lovi, Afgan dan Melky.

"Sumpah lo...??!!" Tanya Ratih memastikan bahwa telinganya masih normal.

"Iye... gue disuruh jadi PA... udah ah... pusing gue. Mau keruang meeting dulu.." akhiri Raya sambil berlalu menuju ruangan meeting. Meninggalkan teman temannya yang masih melongo tak percaya.

Kemudian ia menyiapkan tempat meetingnya. Membersihkan dan mengelap meja kursinya. Tidak lupa ia membeli minuman botol dan snack untuk rapat. Itu semua sudah jadi kebiasaan dikantor majalah ini.

Setelah selesai dengan tugasnya, Raya kembali lagi menuju ruangan Irwan untuk melaporkan hasil tugasnya.

"Baik... kumpulkan semuanya di ruang meeting sekarang juga.." perintah Irwan lagi. Dengan berat hati, Raya keluar dan mengumumkan kepada setiap divisi untuk kumpul diruang meeting.

Pria Misterius (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang