Hari minggu pagi. Raya habiskan untuk memotret di pantai Muara yang tidak terlalu jauh dari rumahnya.
"Haaahhhh...!! padahal baru beberapa hari aja gue nggak motret, tapi rasanya kaya udah setahun nggak motret. Apa gue keluar dan buka studio pemotretan sendiri ya..??" Gumamnya sambil masih asyik memotret pemandangan pantai.
Saat matanya menyapu segala penjuru pantai. Raya lagi lagi melihat sosok misterius itu. Dia berdiri tak jauh dari raya. Segera ia memotretnya sebelum pria itu menyadarinya.
"Siapa sebenarnya dia..?? Kenapa akhir akhir ini dia seperti ngikutin gue ya..??" Gumamnya sendiri. Kemudian ia bermaksud untuk memotretnya lagi, namun saat kamera siap, pria itu menatap kearah Raya. Segera saja Raya mengalihkannya. Ia memilih pergi untuk duduk diwarung tempatnya biasa singgah. Takutnya si pria akan mengikuti Raya lagi.
"Mba Tika... mendoan sama es teh ya biasa." Pesan Raya ketika ia memilih duduk di dekat warung mendoan langganannya saat di pantai muara. Bukan tanpa sebab Raya memilih berlangganan disini. Karena tempatnya yang bersih dan mendoannya rasanya enak jadi Raya memilihnya untuk tempat singgahnya saat kesini.
"Siap mba Raya. Ditunggu ya..." jawab Tika pemilik warung. Karna seringnya Raya yang datang ke pantai muara untuk pekerjaan atau hanya untuk liburan saja, Mereka jadi akrab. Tika seumuran dengannya, hanya saja ia sudah menikah dan punya 2 orang anak yang masih kecil kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pria Misterius (Tamat)
Short StorySoraya Aufarina, gadis berusia 24 tahun yang bekerja disebuah kantor majalah yang ada dikotanya. diusianya yang masih terbilang muda, Rita ibu dari Raya selalu menuntutnya untuk menikah segera. "Neng... seminggu lagi itu pertunangan Wulan. Padahal d...