Setelah kondisi Dafi sudah cukup membaik. Raya dan Dafi memutuskan untuk pulang kerumah. Meskipun luka lukanya belum sembuh total, setidaknya sekarang Dafi sudah mulai lebih baik.
Luka dipunggungnya lumayan parah. Dafi kena pecut beberapa kali yang mengakibatkan punggung dan perut bagian sampingnya penuh goresan. Sedangkan luka di tangan yang terkena belati, lumayan dalam karna belati itu sempat menancap dilengannya. Makanya Dafi kekurangan banyak darah.
"Aku masakin buat mas Dafi dulu ya... habis itu nanti baru tak ganti perbannya" ucap Raya setelah ia memastikan Dafi berbaring di kasur dengan baik.
"Biar mba Santi saja yang masak. Kamu disini saja temenin mas..." pinta Dafi manja. Ia menarik Raya agar ikut berbaring bersamanya. Karna sudah terlanjur, Rayapun memposisikan dirinya untuk berbaring.
Entah kenapa saat ini Dafi manja sekali. Ia ingin Raya berada didekatnya terus. Raya memeluk Dafi, membawanya kedada Raya agar Dafi merasa nyaman. Seolah mendapat kesempatan, Dafi semakin mendekatkan kepalanya agar ia bisa nyaman bersandar di dada Raya yang empuk itu. Sesekali Dafi menggoda Raya, ia membuka kancing baju Raya bagian atas dan mengelusnya perlahan.
"Mas.. ih... lagi sakit juga... masih mesum aja mikirnya..." ucap Raya sedikit tegas namun ia tetap membiarkan Dafi bermain disana. Tak memungkiri, ia pun menikmati sentuhan lembut Dafi.
"Mau tidur atau nggak...?? Kalau nggak mau tidur, ya aku ganti dulu perbannya habis itu aku mau masak." Ucap Raya memberi pilihan karena Dafi tak kunjung tidur malah asyik bermain diarea dadanya.
"Tidur.. tapi kamu juga tidur ya..." tuh kan. Sejak kapan Dafi menjadi manja seperti ini pada Raya...??
"Yaudah kalau mau tidur jangan mainan terus. Nanti nggak tidur tidur. Malah bangun lagi..." kata Raya
"Iya sayang... iya... kamu kok galak banget sama mas. Mas kan lagi sakit..."
"Iya... badannya sakit. Tapi otaknya tetep mesum... udah ayo tidur..." Raya mengusap rambut Dafi dengan lembut. Berharap bisa membawa Dafi agar bisa istirahat.
Kini Raya dan Dafipun terbawa kealam mimpinya. Mereka tidur dengan posisi yang sama. Saat mengingat kejadian dimana Dafi tiba tiba terjatuh tak sadarkan diri, Raya merasa ketakutan. Ia takut sekali Dafi akan meninggalkannya.
Namun saat ini. Ia bersyukur, sangat bersyukur malah. Karna Dafi masih diberikan keselamatan dan kesehatan oleh Allah swt.
Sorenya Setelah selesai mandi, Raya mengganti perban Dafi dan juga mengobati luka di punggung dan Perutnya.
Sebenarnya Raya tidak sanggup melihat luka yang begitu banyak di tubuh suaminya, ia juga tidak tega melihatnya. Dafi benar benar berkorban nyawa untuknya. Cinta Dafi memang sangat tulus untuk Raya. Dan Raya merasakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pria Misterius (Tamat)
ContoSoraya Aufarina, gadis berusia 24 tahun yang bekerja disebuah kantor majalah yang ada dikotanya. diusianya yang masih terbilang muda, Rita ibu dari Raya selalu menuntutnya untuk menikah segera. "Neng... seminggu lagi itu pertunangan Wulan. Padahal d...