"Dimakan dong baksonya... keburu dingin nanti nggak enak..." kata Raya yang sudah memakan setengah mangkok baksonya. Pria itu tak bergeming. Dia masih tidak melepaskan maskernya. Melihatnya masih terdiam, Raya merasa tidak enak sendiri karena telah memaksanya kesini.
"Lo nggak suka bakso yah..???" Tanya Raya lagi. Kali ini ia berniat untuk membungkusnya. "Bang..." belum sempat Raya meneruskan kalimatnya, terhenti karena si pria melepaskan maskernya dan mulai memakan bakso yang ada didepannya.
"Waaahhh... gantenge... kaya aktor taiwan Ming Dao..." batinnya. Kini Raya terdiam menatap pria didepannya melupakan bakso yang tadi ia santap.
"Apa sekarang wajah saya lebih mengenyangkan daripada bakso didepan kamu..???"
Seketika Raya tersadar dari lamunannya. "Eh... silahkan dimakan lagi baksonya.." ucap Raya yang salah tingkah karna ketahuan sudah memperhatikan pria didepnnya.
"Ngomong ngomong... makasih ya lo udah beberapa kali nolongin gue..." ucap Raya tulus sambil tersenyum kearah si pria yang kini sedang serius memakan baksonya.
"Gue mau tanya dech... kok lo bisa kebetulan banget yah ada didekat gue saat gue butuh bantuan..??? Lo bukaaann..." kata kata Raya menggantung. Ia tidak enak untuk melanjutkannya.
"Saya manusia... bukan hantu..." jawab pria itu seolah tahu apa yang ada di fikiran Raya. Raya meneguk ludahnya kasar. Ia merasa tidak enak dengan pria itu. Tapi ia juga masih penasaran dengan pria itu.
"Oh... ok... maaf kalau gue nyinggung.. tapi jujur gue kepo. Gue langsung tanya aja ya... akhir akhir ini gue ngrasa lo kaya ngikutin gue terus... lo mata mata ya...??" Tanya Raya, matanya kini menatap tajam kearah pria yang masih dengan santainya melahap bakso didepannya.
"Menurut kamu..??" Tanya pria itu balik, Raya menaikkan sebelah alisnya bingung mendengar jawaban singkat dan tak jelas dari pria didepannya...
"Maksudnya..?"
"Ya menurut kamu. Apa yang kamu lihat dari saya..??" Tanya pria itu lagi. Kalimatnya benar benar ambigu.
Raya menggeleng. "Gue nggak tau maksud lo apa...??" Tanya Raya jujur.
"Saya sudah selesai. Terima kasih untuk traktirannya. Saya tunggu traktiran selanjutnya..." jawab pria itu yang kemudian pergi meninggalkan Raya yang masih kebingungan.
"Dasar cowok aneh..." gerutu Raya kemudian memakan kembali baksonya.
"Bang... bakso 2 es teh 2. Jadi semua berapa bang..??" Tanya Raya setelah ia selesai menghabiskan baksonya.
"Udah dibayar semua neng..." jawab abang tukang baksonya.
"Lah... kapan gue bayarnya bang...?? Kan tadi baru pesen, lah ini baru mau bayar. Jadi berapa bang semuanya..??"
"Aduh si eneng... dibilangin udah dibayar semua sama suami eneng tadi..." jawaban abang tukang bakso tadi berhasil membuat Raya cengo.
"Si... siapa bang...??" Tanya Raya memastikan bahwa telinganya masih berfungsi dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pria Misterius (Tamat)
NouvellesSoraya Aufarina, gadis berusia 24 tahun yang bekerja disebuah kantor majalah yang ada dikotanya. diusianya yang masih terbilang muda, Rita ibu dari Raya selalu menuntutnya untuk menikah segera. "Neng... seminggu lagi itu pertunangan Wulan. Padahal d...