Masa Lalu (2)

182 16 0
                                    

Keduanya masih memperhatikan gadis manis didepannya. Hingga suara klakson mobil dibelakang mereka berhasil membuyarkan lamunan mereka.

"Woy... mas... kalau mau berhenti jangan di tengah jalan. Mau mati kalian. Hah..!!" Bentak salah satu sopir angkot yang ada dibelakang mereka.

"Maaf mas... maaf..." ucap Dafi dan Galang bersamaan kemudian mereka menepi tepat disamping 3 gadis SMA yang sedari tadi berdiri di pinggir jalan.

"Aufa.. Naila.. gue duluan ya..." ucap salah satu teman si gadis. "Ok Sela... hati hati lo..." jawab Aufa dan Naila bersamaan. Tinggal Aufa dan Naila yang tersisa sebelum akhirnya Naila dijemput oleh seorang pria berseragam SMA juga.

"Aufa... maaf... gue duluan ya... lo... nggak apa apa kan gue tinggal...??" Ucap gadis yang bernama Naila. Ia seolah enggan untuk meninggalkan Aufa sendirian.

"Kaya nggak biasanya aja lo. Udah sana pergi. Bentar lagi juga jemputan gue dateng" jawab Aufa. Kemudian temannya pun melaju pergi meninggalkan Aufa sendirian.

Dafi dan Galang masih memperhatikan gadis didepannya. Namun tiba tiba pemandangan mereka terusik dengan datangnya 3 cowok SMA yang baru saja keluar dari gerbang sekolah. Mereka mendekati Aufa.

"Fa... lo belum balik...??" Tanya salah satu dari mereka. Jelas sekali tergambar raut ketakutan di wajah manis Aufa.

"I... iya kak... ini sebentar lagi dijemput." Jawab Aufa dengan suara bergetar.

"Ikut gue aja yuk. Kita seneng seneng bareng. Ngeplay gitu..." ajak cowok itu lagi.

"Nggak deh kak. Makasih..." tolak Aufa lirih. Kemudian Aufa berjalan untuk menghindari ke 3 cowok yang mengganggunya tadi. Otomatis Dafi dan Galang juga mengikuti Aufa yang kini sedang diikuti oleh ke 3 cowok itu.

Entah bagaimana kejadiannya. Tiba tiba tangan Aufa sudah ditarik paksa oleh cowok yang tadi mengajaknya bicara. Sontak Aufa berontak untuk melepaskan diri. Namun tenaganya tidak cukup kuat untuk melawan cowok itu.

Dengan cekatan Dafi langsung menarik tangan Aufa satunya dan berhasil. Dia menyembunyikan Aufa dibelakang badannya "kamu tidak apa apa...??" Tanya Dafi pada Aufa yang masih ketakutan. Galang juga berdiri disamping Dafi bersiap untuk membantu melindungi Aufa.

Aufa melihat wajah Dafi, pria yang tadi menolongnya. kemudian ia menggeleng untuk menjawabnya. "Kamu cari tempat yang aman, mereka biar saya yang mengatasi" ucap Dafi lagi yang disetujui oleh Galang.

Kini Dafi dan Galang berkelahi melawan 3 cowok pengganggu tadi. Tidak sampai babak belur. Hanya memberi mereka pelajaran agar tidak mengulangi perbuatan mereka lagi pada Aufa.

Setelah dirasa aman. Dafi dan Galang mendekati Aufa "kamu nggak apa apa kan..??" Kali ini Galang yang bertanya. Lagi lagi Aufa menggeleng untuk menjawabnya.

"Makasih... " ucap Aufa lirih sekali.

"Saya antar kamu pulang ya..." tawari Dafi pada Aufa.

"Tidak usah." Tolak Raya.

"Neng..." suara bariton seseorang membuyarkan percakapan mereka. Aufa yang mengenali suaranya, dengan segera ia berbalik untuk memastikannya dan benar saja, dia adalah orang yang Aufa tunggu. Segera saja Aufa berlari menghambur kepelukan pria tinggi bertubuh atletis itu.

Aufa memeluk pria itu dengan erat seolah mengatakan bahwa ia sedang ketakutan saat ini. "Neng... kamu kenapa..??" Tanya pria itu. Tak ada jawaban dari Aufa, hanya ada pelukan yang semakin erat ditubuhnya membuatnya menjadi khawatir kemudian ia menatap tajam kearah Dafi dan Galang yang tadi bersama Aufa.

"Siapa kalian..??!!" Tanya pria itu kepada Dafi dan Galang dengan nada marah

Aufa yang mendengarnya segera ia mengurai pelukannya dan menatap pria didepannya dengan iba.

Pria Misterius (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang