Dengan berat hati Raya membatalkan janjinya dengan Ratih, karna tadi Galang menyuruhnya untuk lembur. Raya tidak pernah lembur sebelumnya. Ini pertama kali baginya. Irwan memang ketat dan galak tapi tidak menyeramkan seperti Galang yang seolah tidak mengenal kasihan pada bawahannya.
"Dasar boss nggak punya perasaan...!!! laporan bulanan kenapa harus dikumpulkan sekarang coba..?? Baru saja jalan 2 minggu. Masa sudah mau laporan bulanan..?? Mana gue disuruh buat laporan setiap minggu lagi. Dasar kurang kerjaan banget dia. Memangnya dia kira pekerjaan gue nggak numpuk apa..?? Semenjak jadi PA gue berasa kerja RODI.." gerutu Raya sambil membereskan semua barang barangnya.
Pukul 19.10 wib ia baru saja menyelesaikan laporannya. Untung saja bukan cuma dia yang lembur. Tapi masih ada bagian penerbitan yang lembur untuk menyelesaikan proses pencetakan majalah untuk minggu depan.
"Bang Imel... (julukan untuk Melky) gue pulang dulu ya..." pamit Raya pada seniornya.
"Lo nggak mau bareng gue..?? Ini gue bentar lagi selesai.." tawar Melky pada Raya.
"Nggak dech bang. Gue duluan ya.. mau jalan kaki, mumpung malam minggu.." jawab Raya enteng.
"Oh... yaudah.. lo ati ati ya.."
"Siiip..." jawab Raya sambil mengacungkan jempolnya.
Seperti ucapannya tadi. Ia berjalan untuk sampai kerumah. Memang jarak kantor ke rumahnya tidak terlalu jauh, terlebih karna suasana malam minggu juga mendukungnya untuk jalan kaki.
Ia memasang headset ditelinganya. Berjalan sambil mendengarkan musik kesukaannya. Menikmati jalanan ramai yang dilengkapi gelap terangnya suasana malam minggu ini.
Tak terasa. Rumahnya hanya tinggal beberapa meter lagi, tapi ia merasa ada yang mengikutinya dari belakang.
"Ah... mungkin cuma kebetulan aja..." ucap Raya untuk menghilangkan rasa takutnya. Ia terus berjalan hingga melewati lorong yang lumayan sepi. tiba tiba Raya merinding, Bulu kuduknya sudah berdiri. Ia bergidig ngeri. mencoba memberanikan diri untuk melihat kebelakangnya.
"Nggak ada siapa siapa." Gumamnya lirih. Namun ia seolah melihat bayangan hitam di lorong itu. Semakin mendekat dan jelas. Ada sosok hitam yang berhenti dan menatap Raya dalam. Tak jelas dari wajahnya. Otak Raya memerintahkannya untuk segera berlari menyelamatkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pria Misterius (Tamat)
Short StorySoraya Aufarina, gadis berusia 24 tahun yang bekerja disebuah kantor majalah yang ada dikotanya. diusianya yang masih terbilang muda, Rita ibu dari Raya selalu menuntutnya untuk menikah segera. "Neng... seminggu lagi itu pertunangan Wulan. Padahal d...