Sabar Ya...

184 17 0
                                    

Raya memutuskan pulang lebih awal, ia sudah tidak sanggup dengan ocehan tante tantenya yang selalu memojokkannya. Tadi saja ia hampir menarik rambut Fatma kalau Rita tidak menahannya, pasti sudah terjadi perkelahian hebat antara tante dan keponakan di acara itu.

Ya bagaimana Raya tidak tersulut emosi, dengan gamblang dan jelas, Fatma mengatakan kalau Rita adalah orang yang emosian dan tidak sabaran, makanya Raya tumbuh menjadi seseorang yang gampang marah marah. Dan karna posisi Teguh adik dari Rudi yang masih belum menikah juga diusianya yang sudah tidak terbilang muda lagi, Raya disamakan dengan Teguh yang katanya Tidak laku laku dan menjadi bujang lapuk.

"Kalau mereka nggak mancing amarah gue, nggak bakalan gue sesewot ini kemereka. Mana tau mereka perasaan gue sama mama, yang selalu dibully dan dikucilkan, ini lagi bawa bawa om Teguh segala, dia nggak ada salah kok malah dibawa bawa. padahal kalau dipikir pikir, mama gue begitu baik sama mereka, tapi kenapa mereka tidak pernah menghargai kebaikan mama. Dasar adik adik durhaka semua..!" Omel Raya sepanjang ia menunggu Dafi untuk menjemputnya.

Tadi Raya sudah mengajak Rita untuk pulang bersamanya, namun Rita menolaknya karena ia beranggapan acara belum selesai, ia masih harus bantu bantu Mila beberes..

Tuh kan, apa Raya bilang, Rita itu adalah kakak yang baik untuk adik adiknya, namun entah sifat darimana, ke-4 adik kandungnya itu nggak ada yang mirip sifatnya seperti Rita. Sedikit cerita, Rita adalah anak sulung dari 5 bersaudara, dan ke-4 adiknya itu adalah wanita semua, mempunyai anak juga wanita, sampai sampai keponakannya juga wanita semua. Namun sayang, kedua orang tua Rita sudah lama meninggal, namun Rita malah yang sering bersilaturahim kepada adik adiknya.

Sedangkan Rudi, dia hanya 2 bersaudara, ia anak sulung dan Teguh anak bungsu. Teguh sendiri masih belum menikah padahal kedua orang tuanya sudah beberapa kali menjodohkannya dengan anak dari teman temannya. Orang tua dari Teguh memang masih hidup dan masih lengkap, bagi mereka Raya adalah cucu kesayangan mereka, makanya Raya lebih dekat dengan keluarganya Rudi dibandingkan dengan keluarga Rita. Namun kembali lagi, jodoh adalah urusan Allah. Kita manusia hanya bisa berusaha dan berdo'a dan selebihnya kita pasrahkan semua kepada-Nya.

"Maaf... buat kamu nunggu lama.." sesal Dafi yang melihat Raya sudah menunggunya didepan gerbang dengan wajah yang kusut.

"Nggak apa apa mas. Aku yang harusnya minta maaf, udah banyak ngrepotin mas Dafi terus." Jawab Raya

"Acaranya belum selesai...?? (Raya mengangguk) kok kamu sudah minta pulang...??" Tanya Dafi yang melihat rumah Mila masih ramai orang orang.

"Udah nggak tahan dibully mulu.." gerutu Raya. Kemudian Ia naik keatas motor Dafi setelah tadi menerima helm dari Dafi.

"Kamu yang sabar ya... trus mama kamu ditinggal nggak apa apa..?" Tanya Dafi

"Mama nggak mau pulang. Tadi aku udah ngajakin pulang bareng. Paling besok baru pulang kerumah." Jawab Raya

"Ya sudah.. kita pulang sekarang...??" Tanya Dafi yang dijawab anggukan kepala dari Raya. Dafi melihatnya dari kaca spion motor miliknya. Ia tersenyum lalu menjalankan motornya dengan pelan.

Dafi membawa Raya kerumah Dafi lagi untuk menginap. Mungkin semalam lagi dan besok Raya bisa kembali ke rumahnya lagi.

"Mau cerita..??" Tawari Dafi saat ia melihat wajah Raya yang masih masam. Mereka kini sudah sampai di rumah Dafi tepatnya di kamar Dafi.

"Cerita apa..?" Tanya Raya tidak mengerti maksud Dafi.

"Cerita soal tadi. Apa Kamu nggak mau cerita, berbagi keluh kesah kamu ke saya, siapa tahu saya bisa bantu kamu." Kata Dafi menawarkan.

Raya pun menceritakan semuanya kepada Dafi. Dari awal sampai perdebatannya dengan Fatma mulai memanas.

"mmmm... apa semua wanita akan seperti itu, memuji dan membully satu sama lain.?" Tanya Dafi menanggapi cerita Raya

Pria Misterius (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang