"Ini ma baju mama. Papa pulangnya kapan sih ma..??" Tanya Raya saat ia sudah sampai dirumah Mila. Raya tadi meminta Rita untuk ketemu didepan gerbang saja, agar ia tidak ketemu dengan Mila dan yang lainnya.
"Makasih neng. Memangnya papa kamu nggak bilang sama kamu..?? (Raya menggeleng sebagai jawaban) papa tu pulangnya minggu depan. Kata papa urusannya diperpanjang. Kamu nggak nginep disini aja sama mama..?? Nanti kamu sendirian dirumah.."
"Males ah... lebih baik eneng dirumah sendirian. Ya udah eneng pamit pulang dulu ma.." ucap Raya sambil mencium tangan Rita.
"Kamu sama siapa neng kesininya..??" Tanya Rita yang melihat ada pria yang duduk di motor tertutupi gerbang.
"Sama temen ma. Tadi sekalian nganterin eneng pulang. Udah ya.."
"Eh neng.. awas lo. Minggu ini mama mau calon menantu. Jangan lupa ya.." ingati Rita sebelum Raya pergi dari hadapannya.
"Iya mamaku sayang... emmuach.." jawab Raya sambil mencium pipi Rita.
"Kamu ati ati ya dirumah.. oh... mama minta tolong om Teguh aja buat nemenin kamu dirumah ya..." ucap Rita mencegah Raya pergi
"Nggak usah ma. Lagian eneng malu sama om Teguh. Eneng kan sekarang udah gede. Masa masih aja ditemenin kaya anak kecil" tolak Raya.
"Yaudah. Pokoknya kalau ada apa apa kamu kabari mama sama om Teguh ya.." perintah Rita.
"Oki doki.." jawab Raya sambil menyatukan jempol dan jari telunjuknya menjadi huruf O dan tersenyum lebar kearah Rita.
"Ati ati neng..." ucap Rita sebelum Raya keluar dari pintu gerbang. Raya tersenyum sebagai jawaban.
"Mas.. " panggil Raya pada Dafi setelah ia selesai dengan urusannya.
"Udah selesai..??" Tanya Dafi yang dijawab anggukan kepala dari Raya.
Dafi melajukan motornya menuju rumah Raya. Ia sebenarnya tidak tega membiarkan Raya tinggal sendirian dirumah Raya yang saat ini sedang sepi.
"Kamu beneran mau tinggal disini sendirian..?? Kamu nggak takut kalau nanti ada maling..?" Tanya Dafi khawatir. Mereka kini sudah sampai didepan rumah Raya. Raya tersenyum kearah Dafi.
"Berani dong.." jawab Raya so kuat.
"Kamu tinggal sama saya saja gimana..?? Nanti kalau mama kamu udah pulang baru kamu pulang kesini lagi. Saya nggak tega ninggalin kamu sendirian disini.." usul Dafi
"Kita kan belum nikah mas. Masa mau tinggal bareng serumah...??"
"Kita bukan cuma berdua. Banyak pembantu dirumah saya. Anggap saja seperti kamu nginep di hotel kaya kemarin" bujuk Dafi pada Raya.
"Tapi mas... aku takut nanti kita digrebek sama warga, gimana..??"
"Kamu tenang saja. Rumah saya aman. Ayok..." ajak Dafi. Ia menarik Raya untuk naik kembali ke motornya.
"Tapi mas... baju aku gimana..? Aku kan belum bawa baju."
"Nanti kita mampir mall dulu beli baju baju buat kamu." Usul Dafi yang sudah melajukan motornya.
"ONEMALL... kaya kenal nama mall ini.." gumam Raya lirih, ia berusaha mengingat sesuatu tentang nama itu, tapi nihil, mungkin faktor kecapean juga.
Setelah Dafi memarkirkan motornya, Mereka pun masuk kedalam mall itu. Sambutan dari para karyawan di mall itu mengarah untuk Dafi dan juga Ray. Raya yang melihatnya menjadi bertanya tanya. Ia juga merasa risih diperhatikan seperti itu.
"Mas..." panggil Raya lirih sambil menarik lembut lengan baju Dafi.
"Kenapa..??" Tanya Dafi sambil menengok kearah Raya. Ia juga berhenti didepan Raya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pria Misterius (Tamat)
Short StorySoraya Aufarina, gadis berusia 24 tahun yang bekerja disebuah kantor majalah yang ada dikotanya. diusianya yang masih terbilang muda, Rita ibu dari Raya selalu menuntutnya untuk menikah segera. "Neng... seminggu lagi itu pertunangan Wulan. Padahal d...