Bab 4 - Istri Yang Perhatian

1.8K 130 3
                                    

Setelah siaran, Tya kembali menghampiri Nada yang masih duduk mendengarkan Adit menjelaskan segala jenis peralatan pada ruang radio.

"Semoga betah, Nada. Di Bintang Bersinar pasti enak kok. Penyiarnya juga cuma empat---ada satu lagi namanya Alka dia dapat jadwal siaran malam, hari ini." Tya memeluk Nada sebagai salam penyambutan.

Adit selesai menjelaskan semua tentang peralatan siaran. Dia kini mengambil sebuah kertas yang ada di saku kanan celananya---memberikan itu kepada Nada.

Nada segera membuka dan membaca, ternyata adalah nama program beserta jadwal-jadwalnya.

Jika dituliskan begini isi dari kertas itu:

1. Siaran Pagi 07.00 s/d 10.00

Nama Program: Pagi Bermusik

Isi Siaran: Berita dan Musik Pop

2. Siaran Siang 10.00 s/d 15.00

Nama Program: Idola Masa Kini

Isi Siaran: Info Artis dan Lagu Barat

3. Siaran Sore 15.00 s/d 18.00

Nama Program: Berdendang (Bersama Dengar Dangdut)

Isi Siaran: Musik Dangdut dan Atensi

4. Siaran Malam 18.30 s/d 22.00

Nama Program: Akustik Asik

Isi Siaran: Info Malam dan Lagu Akustik

Nada memahami satu demi satu jadwal siaran yang ada di kertas itu---sebentar lagi. Dia akan menyapa pendengar dan memperkenalkan diri sebagai penyiar baru di Bintang Bersinar FM.

Tya keluar ruangan karena jadwal siarannya telah selesai sekarang---Adit yang siaran siang dan sore.

Jika Nada sudah bekerja, jadinya setiap penyiar mendapatkan satu program setiap hari. Program-program itu diacak setiap harinya---siapa yang memegang program itu.

Nada tampak gugup, karena takut salah. Tetapi Nada yakin---dia bisa melewati siaran pertamanya besok.

Karena dia juga pernah beberapa kali menjadi seorang master ceremony atau pembawa acara pada pernikahan dan pertunangan seseorang. Dulu, sebelum dia menikah.

"Kembali lagi bersama Adit Zuk, di program idola masa kini. Teman bintang, mulai besok. Bintang bersinar ada penyiar baru yang akan menemani kalian semua." Adit mulai mengudara, Nada melihat ke arah Adit yang mulai bercuap-cuap. Dia belajar dari cara Adit menyapa para pendengar.

Hingga sampai program siang selesai, Nada sudah mengerti cara-cara menyapa dan mengoprasikan alat-alat di ruang siaran itu.

---

Nada sampai di rumah pukul tiga sore, dengan membawa dua kotak berisi ayam geprek yang dia beli di dekat tempat kerjanya. Dia tidak masak---untuk makan malam.

Dia naik keatas, menanggalkan segala pakaian yang dia pakai lalu berjalan ke kamar mandi. Berendam di bathup adalah cara terbaik untuk meninggalkan rasa lelah.

---

Dewa sedang beristirahat di food court tempat dia bekerja sebagai seorang tenant relation. Laki-laki muda itu sedang memesan makanan di salah satu kedai---untuk merayu istrinya.

Kemarin---ketika Nada merajuk dia tertidur di ruang tamu hingga pagi hari. Dan, ketika bangun. Sarapan dan segelas kopi sudah tersaji di meja makan.

Beruntung Dewa memiliki istri seperti Nada, walau dia marah. Dia pasti menyiapkan segala sesuatu keperluan dia.

Brakkk! Sebuah gelas berisikan air minum terjatuh mengenai celana sebelah kiri yang dikenakan oleh Dewa. Dewa mendongak---ternyata seorang perempuan.

"Ma-maaf, Pak." Gadis itu menatap Dewa.

Dewa hendak memarahinya tetapi dia urungkan, karena ini di tempat kerja. Dan, juga di depannya ini seorang perempuan.

"Tidak masalah, lain kali hati-hati ya." Dewa tersenyum melihat perempuan itu.

Sekilas Dewa memperhatikan penampilannya wanita yang mulai berlalu. Dari ujung kepala hingga ujung rambut. "Cantik," Dewa membatin.

Seorang pegawai mengejutkan Dewa yang masih terus memperhatikan perempuan itu---hingga hilang dari pandangan karena turun melalui eskalator.

Selepas mengucapkan terima kasih, Dewa berlalu turun. Menuju halaman parkir tempat motornya berada.


Bersambung...

After the Sacred Marriage [Dewasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang