Bab 37 - Luka Mendalam Gyo (2)

1.9K 88 4
                                    

"Tetapi Mas sudah jahat sama Mbak Nada, terang-terangan selingkuh," Gyo mencoba melawan omongan Dewa.

Dewa langsung bungkam soal itu, dia tidak bisa melawan langsung perkataan yang diberikan oleh Gyo.

"Mbak Nada kurang apa, Mas? Sampai-sampai tergoda sama jalang murahan itu," Lanjut Gyo sambil santai berkata seperti tadi.

Tidak, Dewa tidak main kekerasan. Dia hanya mengepalkan tangannya erat-erat, menahan emosinya supaya tidak dilampiaskan ke Gyo.

Dewa juga tidak bisa menyangkal perkataan Gyo barusan, jalang murahan. Itu memang seorang Saqila di mata Dewa sekarang.

Ibu dan Ayah Dewa masih tetap di posisi---dia bahkan melupakan kopi untuk Gyo yang sudah mulai dingin. Tujuan Gyo ke sini memang sebenarnya bukan untuk bertemu Dewa.

Melainkan membahas tentang uang hasil rumah yang di jual di Blok Panda dulu. Gyo ingin membuka sebuah kos-kosan baru, supaya uang itu berjalan.

Dirinya ingin mendapatkan pemasukan yang terus setiap bulannya---seperti sang ibu. Juga tidak ingin merepoti orangtuanya.

"Jawab Mas." Gyo menepuk paha kanan Dewa.

"Mbakmu adalah orang yang paling sempurna di mata Mas Dewa," jawab Dewa dengan melihat ke jendela di depannya.

Gyo tertawa bengis, mendengar omongan Dewa yang benar-benar bikin muak. Karena omongannya tidak sesuai dengan apa kenyataannya.

"Omongan dusta, kamu cocok kok Mas jadi bintang sinetron," Gyo tiba-tiba tertawa keras.

Dewa diam lagi, hatinya sangat sakit. Mendengar ucapan Gyo barusan. Egonya mulai beraksi---Dewa mengira bahwa Gyo sedang mengejeknya.

"Maksudmu apa? Kamu ya! Dibiarin malah ngelunjak!" Dewa bangkit menunjuk ke arah Gyo---Dewa memajukan tubuhknya. Hingga Gyo terhimpit.

"Loh? Mas kok marah? Apa aku salah? Gak sesuai dengan kenyataannya Mas!" Gyo mendongak menatap Dewa.

Bug! Satu pukulan melayang mengenai pipi kanan Gyo. Gyo kontan menendang bagian sensitif milik Dewa---Dewa terjerembab ke lantai, karena benar-benar kuat tendangan yang diberikan Gyo.

Ayah dan Ibu Dewa kalang kabut berlari---memisah Gyo dan Dewa yang masih terus berkelahi. Bahkan satu cangkir kopi sengaja dia letakan begitu saja di atas ubin. Ibu Dewa membangunkan Gyo, sedangkan Ayah Dewa menarik Dewa mundur menjauh dari Gyo.

"Gyo, mana yang sakit Nak?" Kecemasan terjadi pada Ibu Dewa---saat melihat Gyo sudah dipenuhi luka lebam di wajahnya.

"Ndak masalah, Bu. Gyo gak kaget kok, Mas Dewa bakal ngasarin Gyo," Jawab Gyo sambil merintih sakit.

"Ibu ambilkan air dingin sama kain dulu ya," Ibu Dewa berlari ke dapur lagi.

Gyo melihat ke arah Dewa yang sedang memandangi dirinya dengan bengis, dia tidak takut sama sekali dengan mantan kakak iparnya ini.

"Kamu mesti kayak gitu Dewa, gak bisa mengontrol emosi," Ayah Dewa berbisik.

"Loh, Dewa sudah bisa menahan emosi Pak. Tapi Gyo bilang cintaku ke Nada hanya ilusi," Dewa masih membela diri.

"Loh! Benar itu yang dikatakan oleh Gyo, mana letak salahnya?" Ayah Dewa menaikan satu alisnya.

Dewa tidak bisa berkata-kata lagi, bahkan dia mengira bahwa orangtuanya akan membelanya. Tetapi nyatanya? Ya memang fakta bahwa Dewa selingkuh dari Nada dulu---itu tidak bisa disangkal.

---

Di tempat yang berbeda, Saqila sedang berbagi ranjang rumah sakit bersama Doni. Doni mulai memejamkan matanya, seiring lantunan lagu akustik di radio yang terdengar di telinganya.

After the Sacred Marriage [Dewasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang