Cinta sejati tidak akan mungkin berpaling, walau banyak godaan dari lawan jenis.
Fernada Rima Ariani
Mereka semua, termasuk Nada sudah berada di ruang HRD. Semua penyiar dan tim kreatif sudah duduk menghadap satu buah meja dan layar proyeksi---pada pukul enam pagi.
Alma akan melakukan rapat singkat, mengenai acara ulang tahun Bintang Bersinar FM. Walau masih dua bulan lagi, Alma tidak mau acaranya pada hari pelaksanaan berantakan.
"Selamat pagi, teman-teman," Alma masuk dengan membawa laptop dan buku.
Dia mengambil laptop yang dicas di ruang siaran sambil memutar lagu Indonesia Raya---beserta lagu-lagu santai yang sudah disiapkan hingga dua jam ke depan.
Menyapa para penyiar dan tim kreatif---selayaknya seorang dosen menyapa mahasiswanya.
"Selamat pagi, Bu," jawab Nada lebih kencang daripada teman-temannya.
Alma sibuk membuka laptop dan menyambungkannya ke layar. Dia membuka miscrosoft word dan akan mengetik sesuatu.
Nada memperhatikan gerak dari Alma yang masih fokus---dia mengenakan baju berlengan panjang berwarna hijau toska.
"Kita akan menyusun rencana acara dari H-7 hingga hari lahir Bintang Bersinar FM. Ada yang mau memberi masukan? Baik perwakilan tim kreatif dan tim penyiar?"
Alma menatap bergantian pada empat orang tim kreatif yang duduk sebelah kanan. Kemudian beralih ke tim penyiar yang duduk sebelah kiri.
Merasa masih menjadi anak baru, Nada hanya diam ketika mendengarkan perwakilan tim kreatif mengutarakan pendapatnya.
"Kalau menurut saya, untuk tahun ini kita mengangkat tema satu tujuan, dengan kata tuju diganti dengan angka tujuh. Seperti tahun kemarin kita membuat tema gelora bintang, dan huruf 'g' diganti angka enam. Supaya Nada tahu," tim kreatif perempuan itu tersenyum ke arah Nada.
Nada hanya mengangguk dengan santun ke arah dia, kemudian satu per satu dari tim kreatif mulai mengutarakan pendapat. Tim penyiar diwakili oleh Adit dan Alka yang sangat interaktif, Tya dan Nada hanya mengikuti.
Ibu Alma sangat senang menerima masukan-masukan dari semua orang, dia menampungnya dengan menulis di buku tulis berukuran kecil ini.
Dia suka sekali akan kekompakan dari tim kreatif dan tim penyiar yang sama-sama berpendapat untuk kebaikan Bintang Bersinar FM. Supaya lebih terkenal dan maju.
"Saya setuju untuk Satu Tujuan itu, untuk serangkaian acara kita laksanakan minggu depan rapatnya ya. Setiap selasa, kita berkumpul." Ucap Alma sekaligus menutup rapat singkat ini.
Semua orang yang ada dalam ruangan HRD ini mengangguk dan menatap satu sama lain. Inilah tempat kerja yang diidamkan sebagian orang yang tidak lolos seleksi, karena di Bintang Bersinar FM. Mengangkat kekeluargaan yang tinggi, tidak saling tikam dari belakang.
"Baik, teman-teman kreatif dan penyiar bisa membubarkan diri, untuk yang mendapatkan program Pagi Bermusik silakan bersiap-siap ya," Alma tersenyum ke arah Tya, dia mendapatkan jadwal siaran pagi.
Nada setelah libur---dia mendapatkan siaran malam, jadi beruntung masih banyak waktu yang bisa dia pergunakan.
Nada berjalan menuruni anak tangga, dia akan ke rumah Ibu, tadi sebelum ke sini sudah memberitahu Ibu Nada. Rindu yang membuncah selalu datang tiba-tiba.
Namun, ketika sampai bebarapa langkah. Nada ditarik tangannya oleh seseorang.
"Erik?!" Nada terkejut mengetahui seorang teman dekatnya saat masa menjadi mahasiswa baru itu datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
After the Sacred Marriage [Dewasa]
General FictionVOTE DULU SETELAH BACA! FOLLOW JUGA! Judul sebelumnya: Pendengar Baru Itu Ternyata Simpanan Suamiku Fernada Rima Ariani terkejut ketika nama suaminya disebut oleh pendengar baru di radio tempatnya bekerja. Walau dia hanya menyebutkan nama; Sadewa. T...