Orang berbohong, akan tetap seperti itu. Karena menutupi kebohongan yang lain.
Al Rizky Pratama
Selepas makan, Dewa masih duduk di meja makan. Saqila sudah beranjak membersihkan bekas makan mereka berdua.
Tidak ada pembicaraan sama sekali saat makan malam berlangsung, serius, Dewa dan Saqila benar-benar diam tanpa bercanda---tanpa bicara.
Tiba-tiba Saqila berdiri di belakang Dewa dan meraba bagian depan tubuh laki-laki tersebut, dadanya. Dewa melonjak kaget dan reflek berdiri.
"Ada apa Saqila?" Dewa menatap Saqila dengan kebingungan.
"Kamu jangan naif," Saqila tetap mencoba mengelus dada Dewa.
Dewa ingin kabur, tetapi tangannya di tarik. Dan Saqila terjatuh dipelukan Dewa. Dalam posisi terhimpit seperti ini Dewa sulit untuk kabur, karena dalam hati kecilnya---dia menyukai Saqila.
Mereka berpandangan dalam diam cukup lama, tidak ada suara di sana. Sampai tersadar saat sebuah mobil membunyikan klakson di depan---tetangga melintas.
"Kalau kamu tidak mau, aku akan membuka aibmu dipekerjaan," Saqila memberikan ultimatum.
Saqila lantas bangkit dan menarik Dewa berjalan ke kamar. Dewa mau tidak mau ikut Saqila.
Mereka berdua masuk, dan Saqila mengunci pintu dan menyuruh duduk Dewa di ranjang. Saqila duduk dan tidur atas perut Sadewa.
Dewa hanya diam ketika Saqila menatapnya dengan lekat sekali---mencoba tidak tergoda dengan pakaian yang Saqila gunakan.
"Aku mau pulang," Dewa menyingkirkan kepala Saqila tetapi Saqila tetap menolak dan kembali lagi tidur di atas perutnya.
"Ayo, Mas." Saqila merengek seperti bayi.
Dewa memutar bola mata, di dalam batinnya bergejolak antara ingin menolak karena takut Nada yang kecewa lagi. Setelah adegan lehernya dipenuhi kissmark.
Tetapi kalau menolak, Saqila akan berbuat nekat dan karirnya akan terancam. Akhirnya Dewa tidak bisa menolak ketika Saqila mencium bibirnya.
---
Nada sedang menghabiskan bekal yang dia bawa, untungnya, tempat bekal tahan panas. Dia benar-benar lapar---pada pukul delapan baru makan di sela-sela paruh kedua acara, masih ada beberapa jam lagi untuk acara ini berakhir.
Dia sedang ditemani oleh Adit, karena takut kalau meninggalkan Nada sendiri. Padahal di luar juga banyak satpam yang sedang berjaga. Ada juga tim dibalik layar ketika acara penghujung sudah selesai.
Walau, Akustik Asik atau Kisah Kasih Asmara selesai---lagu-lagu akan terputar otomatis, tetapi masih ada yang berjaga. Takut-takut kalau ada gangguan secara tiba-tiba.
Nada minum dari botol yang dia bawa, setelah benar-benar tertelan. Nada kembali ke meja siaran untuk mulai bercuap-cuap lagi. Headphone sudah kembali ia pakai.
"Waktunya Damara membacakan lagi atensi teman-teman semua ya sahabat! Wah! Ada mbak Saqi di Malang saja, katanya aku sedang mengalami fase mencintai dalam diam, Kak. Tetapi, mencintai suami orang. Bagaimana ya, Mbak?" Nada membaca pesan ini dengan meresapi
Pesan Saqila yang masuk di gawai Bintang Bersinar FM. kini sudah centang dua biru karena sudah dibaca.
Saqila: Aku sekarang sedang dalam posisi mencintai dalam diam, karena aku dekat dengan seseorang yang sudah menjadi milik perempuan lain. Bagaimana ya, Mbak?
Mencintai suami orang? Nada baru mendengar satu kali ini dalam hidupnya. Mencintai suami orang baginya suatu kesalahan. Meski cinta itu memang buta dan tidak memandang siapa dia orangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
After the Sacred Marriage [Dewasa]
General FictionVOTE DULU SETELAH BACA! FOLLOW JUGA! Judul sebelumnya: Pendengar Baru Itu Ternyata Simpanan Suamiku Fernada Rima Ariani terkejut ketika nama suaminya disebut oleh pendengar baru di radio tempatnya bekerja. Walau dia hanya menyebutkan nama; Sadewa. T...