Hari ini langit sedikit mendung, tapi entah mengapa burung-burung masih bernyanyi mengikuti irama hembusan angin yang sedikit mengguncang.
Dikelas ini, tepatnya kelas XII IPS 1, Johan mengerutu sebab kesal karna dia kegerahan. Upacara harus tetap diselenggarakan meskipun langit sedikit mendung. Tentu saja Johan dibuat kesal oleh kepala sekolah yang botak melisnang, jika terkena sinar matahari itu.
Tapi saat Lia masuk kedalam kelasnya untuk mencari sapu, senyum Johan langsung mengembang terlebih saat Lia berjalan kearahnya. Dengan rambut dikuncir kuda, rok abu-abu yang melekat menutupi hingga lutut, dan jangan lupakan gelang emas yang melingkar dipergelangan tangannya juga kalung yang serasi dengan gelang yang melingkari lehernya. Lia sangat cantik.
"Johan. Lia pinjem sapu." dan saat perempuan itu berujar kepadanya, Johan ditarik kembali pada dunianya dari imajinasi yang terus memuja kecantikkan Lia.
"Woii Moa!! Kita punya sapu nggak?" ujar Johan sedikit berteriak. Sedangkan Moa Delitta yang tengah menyisir rambutnya yang agak berantakkan langsung menoleh setelah acarannya selesai.
"Emang Lia mau pinjem?" tanya Moa. Moa sudah mengenal Lia dari waktu pertama kali masuk sekolah ini, yahh iya karna tragedi dia dikunci kakak kelas yang iri pada kecantikkan dia.
"Iya boleh yahh Mo."
"Bentar ambil dulu." Moa yang bertugas menjadi seksi kebersihan kelas, langsung mengambil kunci lemari, berjalan kearah lemari dibagian belakang kelas, dan mengambil dua buah sapu. Satu untuk Lia dan satu lagi untuk Ryna yang sekarang tengah berfoto bersama Haezra disalah satu meja depan Johan.
"Ini." Moa menyerahkannya. "Nanti kalo mau dibalikin, taruh dibelakang pintu aja yahh." lanjut Moa.
Lia menerimanya. "Makasih, Moa." ujar Lia. Yang langsung menyerahkan satu sapu lagi pada Ryna. Saat hendak pergi, Lia merasakan pergelangan tangannya dicekal oleh Johan. "Kenapa?"
"Nggak mau bilang makasih sama Johan?"
"Buat apa?"
"Johan kan udah kasih cinta yang banyak buat, Liaaaa.." Lia hanya tersenyum.
"Makasihhhh. Johan." Johan tersenyum. Setelah pergelangan tangannya sudah dilepaskan oleh Johan, Lia memutuskan untuk kembali kekelasnya dengan Ryna yang mendumel habis-habisan karna jijik melihat Johan yang sok manis pada Lia.
(●^o^●)
Johan menyenggol lengan Haezra yang sepertinya tengah sibuk dengan handphone yang tengah menjalankan game online.
"Apaan?" tanya Haezra tanpa menoleh.
"Apa si Reno ngelakuin hal aneh lagi?" tanya Johan seketika membuat jari jemari Haezra berhenti bergerak dan mematikan handphonenya.
"Lo mau nggak terima saran gue?" Haezra memfokuskan netranya pada Johan. "Apaan?" Johan mengkerutkan keningnya tidak mengerti.
"Seenggaknya kalo lo nggak mau Reno ngelakuin hal yang aneh-aneh, kalo lo nggak mau lepasin Lia. Saran gue, lo cari cewek buat Reno." ujar Haezra.
"Kok gitu sihh?" Johan menutup pulpen standarnya.
"Karna yahhkan, kalo dia punya cewek yang dia sukain selain Lia apa nggak mungkin kalo dia bakal ngelupain Lia?" Haezra memasang wajah serius, sedangkan Johan hanya bisa mengaruk tengkuknya berfikir. "Ceweknya tuhh harus kaya Lia. Ngelebihin dehh." Haezra berujar lagi.
"Dimana gue carinya?"
"Itu sihh bukan urusan gue yahhh." Haezra masa bodo.
Tiba tiba Johan harus menutup matanya yang silau karna sinar matahari mengenai matanya lewat jendela yang berada tepat disamping kanannya. Bersamaan dengan itu, Pak Rois masuk dengan perempuan yang sepertinya Johan pernah temui, tapi Johan lupa dimana tepatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
{1} Penyesalan | Lee Jeno✔ [REVISI]
Fanfiction"Apa yang bisa dilakukan pengagum, selain meratapi sebuah rasa yang meranum?" -Lia "Seberapa pun bosannya lo hidup, gue harap lo nggak pernah ninggalin gue, Li." -Johan tentang sebuah rasa yang tak akan berbalas dengan rasa kembali. Juga tentang pen...