Disebuah rabu pagi yang cerah sedikit mendung, Lia berjalan dengan tas berwarna biru melewati koridor demi koridor SMA Garuda yang menjadi tempatnya menimbah ilmu dari para guru-guru. Perempuan itu bersenandung kecil menyanyikan sebuah lagu dari girlgroup Itzy kegemarannya.
"Oneulbuteo you're only mine mine mine mine~"
Baru saja Lia menyanyikan bait pertama lagu, perempuan itu langsung menghentikan nyanyiannya saat melihat sang dewita tengah memainkan bola basket secara asal dilapangan seorang diri.
Lia langsung berlari menghampiri Johan Aledran Adinaya. Meskipun Lia tau pada akhirnya perempuan itu akan merasakan rasa sakit yang menyerang kepalanya dengan kuat-kuat. Lia tidak perduli, dia masih setia berlari menghampiri Johan.
"Johan!!" laki-laki yang tengah berdiri ditengah lapangan itu langsung menoleh dengan tatapan datar saat mendapati Lia memanggilnya dengan nada ceria disaat Johan tengah menahan emosi secara mati-matian saat mendengar suara Lia.
"Kamu pasti belum makan'kan? Aku udah bawain kamu makanan." Lia nampak membuka tas sekolahnya dengan senyum manis yang perempuan itu tampilkan, sangat kontras dengan perlakuan Papanya yang kejam. "Nih, aku buatin nasi goreng sama sosis goreng buat Johankuuuu sayanggg!!" Lia menyerahkan kotak makan yang sudah perempuan itu buka pada Johan.
Johan menatap kotak makan itu dengan tatapan datar tanpa mau menyentuhnya atau menerimanya. "Johan ayo amb___" ucapan Lia terpotong saat Johan menyingkirkan kotak makan ditangan Lia hingga kotak makan itu jatuh diatas lapangan.
Brukk!
"Makanan sampah!" ujar Johan dan berlalu begitu saja meninggalkan Lia yang menatapnya dengan tatapan penuh tanda tanya, Lia beralih menatap nasi goreng yang berserakkan dibawah kakinya menatap nasi-nasi yang sepertinya menatap Lia dengan tatapan penuh tuntutan yang menyakitkan.
Dengan deru nafas yang tidak beraturan, kepala yang pusing bukan main sakitnya, dan pandangan yang mengabur. Lia berusaha sekuat mungkin untuk tetap sadar, perempuan itu melangkah perlahan-lahan dengan telapak tangan yang memegang kepalanya. Saat kedua kakinya tidak mampu untuk berdiri tegak bersamaan dengan itu semuanya mengelap dan Lia jatuh pingsan tepat saat kakinya hendak melewati pintu lapangan.
%$%$%$%$%$%$
Lia membuka matanya saat sesuatu yang lembut mengusap kepalanya berulang-ulang.sata dia menoleh dia mendapati Reno yang tengah tersenyum menyambut matanya yang terbuka dan menatap laki-laki yang tengah berada disamping brangkar yang tengah menjadi tempat Lia berbaring.
"Gue dimana?" tanya Lia sambil mencoba untuk bangkit dari posisinya.
"Jangan bangkit dulu Lia. Lo belum sehat." Cegah Reno.
Terkadang Reno iri dengan Johan atau mungkin setiap hari dia iri pada Johan. Bukan apa-apa melainkan Lia selalu menampilkan sikap yang manis pada Johan. Tapi padanya Lia selalu menunjukkan sikap yang kasar dan terkesan tidak menyukainya. Reno sadar betul bahwa kehadirannya tidak pernah dianggap dan disukai oleh Lia. Tapi siapa yang bisa mencegah Reno menyukai Lia dan ingin menjadi peran penting didalam hidup Lia?
"Cukup Li. Apa lo nggak capek ngejar Johan terus-terusan dan berharap kalo dia bakal ngejar lo juga? "
"Yang harus cukup itu lo Reno! Apa lo nggak capek ngejar Lia terus-terusan? Sedangkan Lia aja nggak pernah suka sama lo!" Lia dan Reno menoleh pada Yehan dan Ryna yang baru saja masuk kedalam ruang UKS.
"Ngapain lo berdua kesini?" tanya Reno.
"Lahk emang salah? Yang harusnya nanya itu kita, ngapain lo disini dan nyuruh Lia buat berhenti disaat Johan aja udah ngajak Lia serius dalam hubungan mereka?!" tanya balik Yehan.
"Lebih baik lo pergi!" ujar Ryna.
Reno tentu saja terkepal, laki-laki itu meraih tasnya dan keluar dari sana dengan perrasaan dongkol bukan main kesalnya. Reno pergi meninggalkan Lia yang tengah bersama Ryna dan Yehan yang baru saja datang dan mengusirnya.
"Heran kenapa sihh dia selalu aja nyuruh lo berhenti berhubungan sama Johan? Kenapa dia nggak nyuruh dirinya sendiri buat berhenti ngejar lo? Dasar cowok penyakitan!!" ujar Yehan kesal.
"Temenmu juga penyakitan kalo kamu lupa!" Lia menyeru.
"Maksud gue bukan peyakit itu Lia. Maksud gue..." Yehan menunjuk dahinya dan memainkan jari telunjuknya memutar. Lia menghela nafas lelah.
"Johan berubah..." Lia berujar dengan sendu.
"Maksud lo?" tanya Ryna.
"Maksud gue, Johan udah nggak kaya dulu lagi. kita balik jadi asing kaya nggak kenal satu sama lain." Lia memainkan jari-jemarinya. "Sejak hari dimana dia berangkat sekolah senin kemarin, dia berubah. Udah jadi Johan yang asing. Bahkan udah tiga hari berturut-turut gue liat dia sama Karina keluar masuk club malam. Johan jarang kasih gue kabar, telfon gue selalu ditolak, chat gue selalu diread doang, jarang ketemu Mama sama Papa. Dia berubah, jadi Johan yang nggak gue kenali tadi pagi." Lanjut Lia dengan tatapan kosong.
"Tadi pagi kenapa emang?" tanya Ryna agak kesal saat mendengar nama Karina.
"Dia buang makanan yang paling dia mau gue masakin." Ujar Lia menjawab pertanyaan Johan. Perempuan itu sedih bukan main, terluka sangat parah, teriris entah seberapa dalamnya. Yang jelas perlakuan Johan akhir-akhir ini sangat mengkentarakan bahwa Johan mulai berubah padanya.
"Apa lebih baik gue ikhlasin Johan sama Karina?" tanya Lia dengan pandangan kosong yang penuh dengan nada yang mengandung sendu.
Break Sebentar!!
Follow my Instagram
@shivavhisanipa04
-04 Desember 2021
Kita yang berubah jadi asing-
KAMU SEDANG MEMBACA
{1} Penyesalan | Lee Jeno✔ [REVISI]
Fanfiction"Apa yang bisa dilakukan pengagum, selain meratapi sebuah rasa yang meranum?" -Lia "Seberapa pun bosannya lo hidup, gue harap lo nggak pernah ninggalin gue, Li." -Johan tentang sebuah rasa yang tak akan berbalas dengan rasa kembali. Juga tentang pen...