28. Kepulangan

57 8 0
                                    

Johan berlari menyusuri lorong Rumah Sakit dengan keadaan bisa dibilang tidak terlihat baik. Baju yang dipakai secara asal, celana jeans yang sobek sobek, wajah yang cemas, dan nafas yang tak beraturan.

Tadi Mama menghubunginya, dan memberitahu bahwa Lia dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Seorang Karina Miftahul Lianti kecelakaan dengan kepala yang kondisinya sangat parah. Padahal jelas jelas Lia tengah dalam masa-masa yang tidak baik dipenyakitnya. Dan Johan baru tahu akan hal itu.

Waktu terus berputar dengan keadaan yang terus mendesak Johan.

Hingga pada akhirnya, Johan berhenti berlari. Diujung sana, tepat didepan pintu ruangan IGD Mama menangis dipelukkan Papa dengan isak haru biru. Johan harap dia tidak terlambat.

Namun saat hendak menghampiri Mama. Johan sudah ditendang dari depan oleh Reno yang menghadangnya.

"Ngapain lo disini?! Nggak usah lo temuin Lia! Dia nggak pernah butuh cowok bajingan kaya lo!!" Reno menunjuk tepat didepan wajah Johan. Dan menarik kerah baju hitam distro yang Johan kenakkan. "Atas kelakuan lo yang egois, Lia hampir celaka. KITA NGGAK AKAN TAU LIA HIDUP ATAU NGGAK! Apa lo mau Lia nyusul nyokap lo yang udah gue bunuh?! hah! Jawab gue Joh!!" Reno berteriak kasar.

Laki-laki itu menarik Johan sedikit menjauh dari Mama dan Papa. Reno membenturkan punggung Johan pada dinding yang dingin. Johan masih berpikir hingga saat Reno berada ditepat didepan wajahnya. Johan memutar keadaan dan memukul sudut bibir Reno dengan kasar.

"KENAPA LO NGGAK NGAKU! BANGSAT?! HARUSNYA GUE UDAH BUNUH LO JAUH JAUH HARI!"

"BUNUH GUE SEKARANG!! Mungkin dengan itu semua, gue bisa nemenin Lia yang nggak akan pernah bisa terselamatkan." Reno menyeringai kecil. Membayangkan betapa hancurnya Johan saat Lia pergi itu adalah hal yang membahagiakan menurutnya. Dia benar benar sudah gila.

Bugh!

Bugh!

Johan berulang kali memukul wajah Reno dan sesekali menendang perutnya. Tanpa perduli saat Reno memuntahkan banyak darah dari mulutnya. Dia tidak perduli.

"Jawab gue! Lo yang bocorin semua rencana kita ke Yordan kan?! Jawab gue!" Johan menekan setiap katanya.

Membuat Reno tersenyum menang.

"Kenapa? Lo kalah? Lo ngerasa nggak berguna? Lo seharusnya nggak pernah jadi ketua Joh. Karna lo nggak pernah pantas disebut ketua saat kelakuan lo aja kaya BAJINGAN TERNAMA!" Reno berteriak didua kata terakhir pada kalimat. "Gue heran. Kenapa Lia bisa bodoh jatuh cinta sama orang pengecut kay__"

"YANG PENGECUT ITU LO BANGSAT!!" Johan menyela. Dia menarik kerah baju Reno lebih kuat lagi. Membuat Reno hampir kehilangan nafasnya. "Gue bakal ngebunuh lo seperti yang lo lakuin sama nyokap gue!!" Johan menghempaskan kerah Reno. "Lo tunggu waktu itu." Johan berjalan kearah Mama dan Papa. Setibanya disana Johan langsung dipeluk Mama dengan isakkan kecil.

Reno yang melihat itu langsung mengepalkan kedua telapak tangannya kuat kuat. Inilah alasan mengapa Reno ingin sekali membunuh semua orang yang memihak pada Johan. Termasuk semua teman-temannya yang sudah dia garis bawahi sebagai penghancur kebahagiaan.

Reno hanya perlu menunggu waktu untuk menghabisi semua orang terdekat Johan. Dan mereka yang ditargeti hanya perlu menikmati nafasnya sampai Reno benar benar menghabisi mereka semua.

{1} Penyesalan | Lee Jeno✔ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang