36. Ayah Sayang Kamu

19 3 0
                                    

-horeeee tripel updatee🐇❤ vote dan komennya jangan lupa ya, kikikikikik-

-Jangan lupa buka mulmednya, biar tambah feel-

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pagi pagi sekali Danu sudah sibuk didapur, membakar roti dan membalurinya dengan selai cokelat kesukaan Johan. Berhubung ini adalah hari minggu, dia  akan mengajak Johan berlibur untuk menenangkan pikiran anak laki-lakinya itu.

"Mas kamu ngapain?" Suara Helmahera yang masuk kedalam indera pendengarannya, langsung membuatnya menoleh dan menatap Helmahera yang tengah berjalan mendekatinya.

"Aku lagi bakar roti buat kita semua. Kamu harus coba, kamu pasti bakalan suka." Danu tersenyum dan kembali melanjutkan kegiatannya.

"Kalau kaya gitu, aku bangunin anak-anak dulu yahh." Danu mengangguk dan Helmahera langsung kembali menaiki tangga untuk membangunkan Johan dan Reno.

Setelah Helmahera berada tepat didepan pintu kamar Reno, baru saja Helmahera ingin mengetuk pintu, pintu sudah terbuka dan menampilkan Reno yang sudah bangun dengan wajah yang sudah segar. "Mama ngapain?" Tanya Reno dengan mengaruk tengkuknya yang gatal.

"Mama baru aja mau bangunin kamu." Helma mengusap kepala Reno dengan penuh kasih sayang. "Kamu turun ya, Mama mau bangunin Johan dulu." Helmahera langsung berlalu sebelum Reno mencegahnya.

Dalam hati Reno berdoa semoga Johan tidak menyakiti Mamanya.

Memang tidak adil, disaat Reno sendiripun menyakiti Syifa dengan kejamnya. Tapi Reno tidak ingin Johan menyakiti Helmahera. Bukan apa-apa, tapi wanita satu-satunya yang masih bertahan dihidupnya hanya Helmahera, cuma Helmahera yang ada disaat Lia tidak ada. Biasanya Lia akan hadir dan menyemangatinya, tapi sekarang? Bagaimana Reno kembali semangat saat Lia juga tidak ada lagi dihidupnya. Perempuan itu telah pergi dengan segala rasa sakit yang menerjang Reno kuat-kuat, membuat Reno merasa bersalah dan membunuh Reno secara perlahan-lahan. Reno tidak pernah berpikir Lia akan pergi, yang selalu Reno pikirkan adalah Lia akan sembuh dan kembali menyemangatinya saat dia terpuruk. Sebenarnya Reno dan Johan itu sama, mereka sama-sama membutuhkan Lia dihidup mereka, tanpa tau kalau Lia tersakiti ada ditengah-tengah mereka. Mereka tidak pernah tau, kalau Lia ingin hidup bersama salah satu dari mereka -terutama Lia ingin hidup bersama dengan Johan tanpa harus menyakiti Reno. Tapi sepertinya kedua laki-laki itu ingin memiliki Lia secara bersamaan.

Reno melangkah menuruni tangga dan berjalan kearah dapur hanya untuk mendapati Danu yang tengah menaruh dua gelas susu coklat. "Pagi Pa." Sapa Reno yang langsung membuat Danu menatapnya.

"Pagi. Kamu udah bangun? Ayo sini duduk, kamu belum pernah'kan cobain roti bakar buatan Papa? Sekarang kamu harus cobain." Reno hanya tersenyum menanggapi, dia mengangkat piringnya dan berniat pergi untuk kembali kekamarnya, tapi sebelum itu terjadi Danu sudah lebih dulu menghentikannya.

"Kamu mau kemana?" Tanya Danu dengan raut wajah heran, melihat kelakuan putra sambungnya itu.

"Mau balik kekamar." Jawab Reno. Danu semakin menatapnya dengan raut wajah bingung. "Kalo Reno makan disini, yang ada Johan nggak akan pernah mau makan Pa." Danu terdiam dan tersenyum.

"Kamu duduk disini aja, urusan Johan mau makan atau enggak, itu urusan Papa." Setelah Danu mengatakan Itu terlihat Helmahera yang menuruni tangga dengan senyum tipis bahkan saking tipisnya senyum itu tidak terlihat sama sekali. "Gimana? Johan udah bangun?" Tanya Danu.

Helmahera tersenyum. "Udah dia bakalan turun." Danu mengangguk-anggukkan kepalanya.

Lima belas menit kemudian, Danu kembali berujar. "Kamu makan duluan aja Reno. Kayanya Johan juga lagi mandi dulu. Kebiasaan tuhh anak kalo lagi ditungguin suka ngebug dulu, semuanya dilakuin secara lambat kalo lagi ditungguin." Danu tidak mengerti dengan sifat Johan yang satu itu. 

{1} Penyesalan | Lee Jeno✔ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang