Lia berlari secara tergesa-gesa, menelusuri koridor yang gelap terang Rumah Sakit dengan air mata yang terus menguyur pipinya. Ini tidak mungkin! Bunda tidak mungkin meninggalkannya secepat ini! Lalu langkah kakinya berhenti, tepat saat netranya menangkap punggung Johan yang selalu tegar kini terkulai lemah bersandar pada dinding Rumah Sakit yang dingin.
Lia mendekat, mendekap punggung yang tengah lemah itu dengan dekapan yang hangat. Mencoba menyemangati meskipun penyemangat yang asli dan laki-laki itu kagumi telah pergi.
"Ada Lia. Jangan sedih, Johan harus kuat." Ujar Lia sambil melepaskan dekapannya dan mengusap air mata yang telah menuruni pipi Johan.
"Kenapa Bunda ninggalin Johan. Lia? Apa salah Johan? Johan janji bakal berubah, tapi kenapa Bunda pergi gitu aja? Tanpa ketemu Lia. Tanpa ketemu Ayah. Bunda pergi tanpa pamit yang layak yang seharusnya Bunda lakuin terlebih dahulu." Johan menatap Lia dengan tatapan nelangsa dan murung, sangat kentara bahwa laki-laki itu tengah kehilangan harta yang paling berharga dihidupnya.
Hingga pada akhirnya, Lia kembali membawa Johan kedalam dekapannya.
"Siapa lagi penengah kalo Johan sama Ayah bertengkar? Siapa yang usap kepala Johan pas Johan mau tidur? Siapa yang ngobatin Johan kalo Johan jatuh dari motor? Siapa Lia? Siapa? Kenapa Bunda pergi gitu aja? Kenapa harus Bunda? Kenapa nggak Johan aja?" Johan meremas celana abu-abu yang masih dia kenakkan. " Harusnya yang pergi itu Johan... harusnya Johan yang nyebrang. Harusnya Johan...." tangis laki-laki itu kembali pecah saat mengingat kejadian yang terjadi dua jam yang lalu.
Baik Johan maupun Lia sama sekali belum bisa menyadari keadaan yang mereka alami. Tadi pagi tepat saat matahari telah muncul menyinari langit dan bumi, Bunda tengah tersenyum sambil memasak nasi goreng bumbu kecap yang nikmat. Tapi sekarang, Bunda telah pergi meninggalkan semuanya dalam isak tangis yang haru. Padahal belum sempat Lia menepati janjinya pada Bunda yang menemani Johan sampai laki-laki itu mencapai mimpinya.
Apa yang harus Lia lakukan selanjutnya? Sedangkan orang yang mengajarinya banyak hal selain Mamanya telah pergi untuk selama-lamanya?
Ini baru Bunda. Lalu bagaimana jika Lia juga pergi meninggalkan Johan? Siapa yang akan menyemangati laki-laki itu? cukup! Jangan memikirkan masa depan yang belum tentu terjadi! Sekarang Lia harus fokus menyudahi sedih Johan.
"Johan jangan sedih. 'kan ada aku. aku bisa jadi Bunda buat kamu, jangan sedih yahh. Bunda pasti bakal ikut sedih kalo Johan kaya gini." Lia menangkup wajah Johan yang basah karna ar mata, membuat Johan harus menatapnya dengan lamat. "Senyum dong." Lalu perempuan itu menarik sudut kanan dan kiri bibir Johan membentuk senyum tipis yang menawan. "Kalo murung terus nanti gantengnya ilang loh. nanti aku nggak suka lagi." ujar Lia dengan senyum yang ceria, berbohong pada Johan bahwa semuanya baik-baik saja, karna nyatanya kepalanya pusing bukan main.
"Lia." Lia menatap Johan.
"Hmm." Dan berdehem singkat untuk menjawab.
"Jangan tinggalin Johan yahh, temenin Johan sampe akhir." Lia menghentikan gerakkan telapak tangannya yang tengah merapihkan rambut Johan yang berantakkan. "Janji bakal peluk Johan kalo Johan sedih, jangan tinggalin Johan kaya Bunda. Sekarang Cuma Lia wanita yang bakal Johan jaga. Jadi, jangan pergi yahh. kalo kita sama-sama terluka ditengah perjalanan, kita bisa menepi dan sama-sama mengobati, jangan pergi sendiri-sendiri. Kalo diantara kita ada masalah, tolong jangan memilih lari dan pergi untuk mengakhiri."
Tanpa pikir panjang Lia langsung menjawab.
"Ayo kita berbagi luka." Menatap Johan tanpa tanda tanya yang menyesatkan. Menatap seolah-olah tidak ada rasa sakit yang membunuhnya secara perlahan-lahan. Padahal didalam sana ada sebuah benda besar yang menghantamnya kuat-kuat, tapi sebisa mungkin Lia bersikap seolah-olah dia baik-baik saja, karna Lia tidak ingin membuat Johan khawatir.
Break sebentar!!
Gimana tripel updatenya? Seru nggak? Tinggalkan jejak dan komen 'Ngefeel Thor!' makasih....
-15 November 2021
Kita yang tengah bertengkar-
KAMU SEDANG MEMBACA
{1} Penyesalan | Lee Jeno✔ [REVISI]
Fanfiction"Apa yang bisa dilakukan pengagum, selain meratapi sebuah rasa yang meranum?" -Lia "Seberapa pun bosannya lo hidup, gue harap lo nggak pernah ninggalin gue, Li." -Johan tentang sebuah rasa yang tak akan berbalas dengan rasa kembali. Juga tentang pen...