30. Story of Lia

47 7 1
                                    

Johan menutup pintu kamarnya dengan kasar, merosot hingga dia berbaring diatas lantai yang dingin bukan main. Saat-saat kepulangan Lia bahkan wanita itu meminta maaf padanya karna tidak bisa menemani dia hingga akhir. Sedangkan Johan? Apa yang sudah dia lakukan untuk Lia? Jawabannya tidak ada. Dia selalu berpikir apa yang sudah dia lakukan untuk wanita itu? Apa yang sudah dia berikan untuk Lia? Apa yang dia sudah membuat Lia bahagia sebelum wanita itu pergi meninggalkannya? Pertanyaan demi pertanyaan yang terlintas didalam kepalanya, terus berputar tanpa henti, seakan meminta untuk dijawab padahal dia sama sekali tidak tahu apa yang akan dia jawab.

Kenangan-kenangan bersama Lia selalu terbayang dalam benaknya. Dari awal Johan bertemu dengan Lia saat Pendaftaran Ulang Dua tahun yang lalu --kurang lebih-- Johan sudah menjatuhkan hati.

Lia yang selalu tersenyum kepada siapapun, mendapat tragedi dimana dia menjerit ketakutan hanya karna lampu mati mendadak tanpa ada pencahayaan sama sekali. Saat itu sama sekali tidak ada yang menolong, hingga pada akhirnya Johan memilih mendekat dan menyuruh semua orang untuk menghidupkan senter dari handphone mereka. Yang membuat Johan sangat ingat akan kejadian itu adalah, saat Lia memeluknya erat seakan dia adalah penolong yang hebat. Lia menangis, meraung-raung hingga Johan bisa merasakan Lia ditarik secara halus oleh Yehan dan Ryna. Mereka langsung membawa Lia pergi, padahal saat itu Johan sangat nyaman dalam pelukkan Lia. Seperti dia baru saja menemukan sebuah Rumah.

Karina Miftahul Lianti -- bahkan Johan langsung menangis saat meningat nama perempuan itu.

Karina Miftahul Lianti. Bukan hanya nama dan orangnya saja yang cantik, semua yang dilakukan atau diucapkan wanita itu selalu saja cantik. Johan ingat ketika dia terjatuh saat sedang bermain basket, saat sikunya terluka dan mengeluarkan darah. Lalu Lia datang dengan berlari kecil dan mengobatinya dengan sabar dan tulus --Johan bisa lihat itu dari cornea mata Lia.--

Johan merogoh saku celananya yang bergetar, disana tertera nama Jafian yang menelfonnya. Dia mengeser ikon tolak dan apa yang dia dapati? Sebuah fotonya dan Lia yang sengaja dia jadikan walpapper sejak tiga bulan yang lalu. Foto yang diambil saat Lia dan dirinya setelah menonton film horor berjendre ngeri. Tapi yang lebih horor dan ngeri adalah dirinya saat ini, terbaring diatas lantai kamarnya menatap foto Lia yang tengah tersenyum cantik.

Lia❤

Johan. Aku benci sama pak Harun!!

Bencinya sama pak harun kok marahnya sama aku?!

Nggak tauu 😣😳

Dhlh ngk ush dbhs

Hp kamu banting aja dehh!!

Nph

Muak aku sama kamu 😲😲

Johan terkekeh. Dia tau Lia tidak akan bisa membaca singkatan. Jadi dia akan selalu menggunakan huruf yang disingkat sesingkat mungkin untuk membuat Lia marah. Lalu setelah Lia marah lima menit setelah itu akan ada notifikasi lagi dari Lia.

Lia

Johan aku marah lohh😡

Iyah tauhh

Ya nggak usah pake h juga😠

Bauuu gosok gigi sana!!

Ini aku lagi dikamar mandi😶

{1} Penyesalan | Lee Jeno✔ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang