Apakah Aku Harus Menunda Nunda Jika Aku Sudah Siap Membawamu Ke Jejang Yang Paling Halal?
Ikutlah Bersama Ku,Kamu Adalah Istriku Didunia Ini Dan Kamulah Pemimpin Bidadari Ku Disurga Kelak.
__________________Di sepertiga malam yang dingin dan sunyi, dua insan sedang melaksanakan salat tahajud di waktu yang sama, tapi di tempat yang berbeda.
Setelah selesai salat, mereka tak langsung beranjak dari tempatnya. Mereka bersimpuh sambil menengadahkan tangannya. Kemudian, mereka berdo'a dan meminta kepada Allah. Mereka meminta ampunan, perlindungan dan kasih sayang dari Allah untuk keluarganya, serta meminta yang terbaik untuk jodoh mereka masing-masing. Kurang lebih, apa yang mereka minta adalah hal yang sama.
Mereka saling menyebutkan nama dalam do'a, saling meminta. Hingga air mata pun membasahi pipi mereka. 2 insan berbeda, tapi memilik perasaan yang sama.
Setelahnya, di saat yang bersamaan pula, mereka berdua bersujud kepada Allah. Mereka berlama-lama dalam sujudnya untuk terus memohon kepada Sang Pencipta. Kemudian, salah satu dari mereka duduk sambil mengucapkan takbir. Seperti seorang makmum yang mengikuti imamnya, satu orang lainnya juga bangun dan duduk.
Sekali lagi mereka berdo'a dan saling menyebut nama untuk meminta. Kemudian, kata 'aamiin' pun mereka ucapkan. Tubuh mereka berada di tempat yang berbeda, tapi apa yang mereka lakukan terus seirama.
****
Di sebuah yang tak jauh dari rumahnya, Zahhra duduk di kursi panjang sembari melihat indahnya pemandangan danau. Sesekali ia melamun ketika pikirannya tertuju pada Islam. Tak berselang lama, seseorang yang ia bayangkan datang.
Islam keluar dari rumah kakeknya, berjalan menuju danau di mana dulu ia mengembalikan tasbih kepada Zahra. Ketika Islam melihat Zahra di tempat duduk yang sama seperti dulu, Islam mendekatinya dan berdiri di sebelah kursi panjangnya.
"Assalamu'alaikum, Zahra," ucap Islam sesampainya di samping Zahra.
Langit biru dengan awan-awan seperti kapas dan angin sepoi-sepoi menaungi mereka. Kicau burung pun hadir sebagai alunan musik yang merdu.
Zahra yang masih tenggelam dalam pikirannya dan melamun, tak mendengar salam dari Islam.
"Assalamu'alaikum, Zahra," ucap Islam sekali lagi. Kali ini, salamnya sedikit lebih keras.
Zahra pun terkejut karena ada yang mengucapkan salam padanya. Dirinya benar-benar tak menyadari orang tersebut. Namun, yang membuatnya lebih terkejut adalah siapa orang yang berada di sampingnya sekarang.
"Wa–wa'alaikumussalam," jawab Zahra terbata-bata. Zahra pun menundukkan wajahnya. "Maaf, a–aku tak mendengarmu."
Di danau inilah Zahra sering menyendiri. Dalam waktu 5 tahun, ia terus menanti. Menangkan diri dan terus memikirkan sosok Islam. Di danau inilah Zahra mengatakan kekagumannya pada seseorang yang ia kagumu. Danau ini begitu memberi ketenangkan untuk Zahra.
Keheningan pun menyelimuti mereka. Tak ada seorangpun yang mengeluarkan sepatah kata. Mereka tenggelam dalam pikiran masing-masing. Zahra berpikir, apakah ia harus mengatakannya? Beberapa waktu lalu, ia berkata kepada ibunya, kalau ia bertemu Islam, ia akan mengatakan perasaannya. Zahra berpikir sejenak untuk itu. Dia juga mencoba menenangkan hatinya.
"Islam," panggil Zahra dengan suara lirih, tapi terdengar oleh Islam. Zahra sedikit berhasil menenangkan hatinya dan membulatkan tekatnya. Lalu, menundukkan pandangannya.
"Hmm?" sahut Islam. Islam masih terus memandangi air danau yang menari dengan iringan angin.
"Aku ingin mengatakan sesuatu," ucap Zahra. Namun, ia tak kunjung mengatakan hal yang ingin ia ungkapkan. Ia masih berusaha untuk lebih menenangkan hatinya. Keheningan pun kembali menyelimuti untuk beberapa saat. Dan Islam hanya diam menunggu, apa yang akan diucapkan Zahra.
![](https://img.wattpad.com/cover/286921334-288-k533518.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengagumi Karena Iman & Taqwa √
Teen FictionSebelum membaca Alangkah baiknya untuk vote dan follow dulu ya... :) Jangan lupa jejak komentarnya HAPPY READING!! ________________________________ Blurb Kagum. Sebuah kekaguman yang luar biasa, sehingga kagum itu menjadi cinta. Kisah fiksi seo...