24

436 64 62
                                    

"Sebelum Aku Menjadi Milikmu Izinkan Aku Untuk Menghadiahkan Mu Surah Ar Rahman Saat Ijab Kabul Nanti.Engkau lah Jawaban Atas Doaku Terima Kasih Telah Menerimaku."

___________________

 Jelang hari pernikahan, kedua belah pihak disibukkan untuk mempersiapkan segalahal. Dari undangan, tempat, serta serta menu makan yang akan dihidang saat acara pernikahan nanti.

Tiga hari sebelum hari persiapan, Zahra sudah menyiapkan mentalnya. Ia tak sabar untuk segera sah dengan Islam. Sungguh, ia tak menyangka, bahwa Islamlah jodoh yang telah dipersiapkan Allah untuknya. Nama yang Zahra sebut di setiap butir tasbih, saat sujudnya, dan di setiap do'anya, kini benar-benar terkabul dan menjadi jawaban atas do'anya.

****

Waktu terus berjalan. Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, dan tibalah hari istimewa bagi Islam dan Zahra. Hari ini adalah hari Ahad, dimana acara pernikahan Islam dan Zahra akan berlangsung,

Waktu telah menunjukkan pukul 09.00, mempelai laki-laki tampak gagah dibalut dengan baju koko putih bersih dilengkapi dengan sorban senada dengan baju yang ia kenakan. Ia pun duduk di atas sajadah biru. Dengan begitu, dirinya nampak berwibawa.

Para tamu undangan sudah tak sabar menunggu moment halal antara dua mempelai. mereka sedikit gaduh karena memuji mempelai laki-laki yang sudah duduk di hadapannya. Sedangkan, Zahra masih di belakang bersama kedua sahabatnya. Ia menunggu Islam mengucapkan qabul.

Sebelum ijab-qabul, ada sesuatu yang ingin Islam lakukan, yaitu membaca Surah Ar-Rahman untuk Zahra.

"Bismillahirrahmanirrahim. Ar-Rahman ...." Suara Islam menggema di seluruh tempat acara. Para tamu undangan, yang tadinya gaduh, pun diam dibuatnya.

Suara halus nan lantang merambat melalui udara. Lalu, masuk ke telinga dan berlabuh ke hati. Setiap orang yang mendengarnya pun menikmati lantunan surah tersebut. Sungguh merdu.

Suara dari lantunan ayat-ayat tersebut membuat hati Zahra tersentuh. Ia pun mulai meneteskan air matanya. Tibalah pada ayat 'Fabiayyi 'ala irobbikuma tukadziban'. Kali ini, air mata Zahra benar-benar terjatuh karenanya. Ia terharu dan bahagia memiliki calon suami seperti Islam. 'Meski aku pernah mendengar lantunan ayat dari dirinya, tapi suaranya tetap begitu merdu dan menyentuh hatiku.'

Tamu undangan tak membuat suara apa pun, sehingga suara Islam begitu jelas terdengar dan membelai hati Zahra. Nada yang begitu indah. Seolah, menghipnotis setiap telinga yang mendengarnya.

****

Beberapa menit kemudian, Islam telah menyelesaikan Surah Ar-Rahman yang dibacanya. Setelah itu, suara-suara pujian dari para tamu undangan mulai dilontarkan, sehinga kegaduhan kembali.

Dan sekarang, acara pun memasuki acara inti, yaitu ijab-qabul. Yang tadinya gaduh, kini hening kembali karena ketegangan. Mereka tak sabar untuk menyaksikan ijab-qabul tersebut. Kemudian, Akbar mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Islam. Islam pun menggengam tangan Akbar.

"Bismillah, apakah kamu siap?" tanya Akbar.

"Insya Allah, aku siap!" tegas Islam sambil mempererat genggamannya di tangan Akbar.

Suasana terasa begitu tegang, baik itu dari para tamu undangan ataupun dari Islam sendiri. Selain itu, Zahra yang memperhatikan dan menunggu ijab-qabul diucapkan, merasakan kegugupan. Degup jantungnya begitu kencang.

"Bismillah. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, aku nikahkan kamu, Muhammad Zeski Islami Pasha bin H. Hamzah, dengan adikku, Siti Zahra binti Abdul Wahid, dengan seperangkat alat salat dan emas seberat 100 gram karena Allah Ta'ala, tunai!" Ijab telah diucapkan dengan lantang oleh Akbar, sehingga seluruh tamu undangan dapat mendengarkan. Ia juga menekankan suaranya saat mengucapan kata 'tunai'.

Mengagumi Karena Iman & Taqwa √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang