18

240 55 8
                                    


"Aku terus berusaha agar kita tak perlu saling bertegur sapa, dan tidak pula harus berkata mesra. Cukuplah aku sebut namamu dalam Butiran Tasbih dan doa."
__________________________

"__________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Satu minggu telah terlewati setelah keberangkatannya, akhirnya perkuliahan akan dimulai pada besok pagi. Dirinya sudah tak sabar untuk menginjakkan kakinya di universitas impiannya. Islam sekarang tinggal di sebuah rumah kontrakan bersama Zaid. Ia sudah beristirahat untuk beberapa hari setelah sampai di Mesir.

Tak berbeda dengan Islam, Zaid juga akan menuntut ilmu di mana Islam akan berkuliah. Zaid memiliki cita-cita untuk membangun sebuah tempat belajar untuk anak-anak dan remaja. Sedangkan, Islam ingin mengkhitbah seseorang sepulang menuntut ilmunya.

Saat ini, jarum jam menunjuk pukul 22.00. Berarti, di Indonesia sekitar pukul 03.00 karena perbedaan waktu lima jam. Sudah saatnya Islam tidur untuk bersiap kuliah besok pagi. Namun, dirinya akan melaksanakan kebiasaannya terlebih dahulu, salat witir sebelum tidur. Sebenarnya, ia ingin mengajak sahabatnya, tapi Zaid sedang keluar karena ada urusan.

Islam pun melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk mengambil wudu. Setelah itu, ia segera menunaikan salat sunah tersebut. Dengan khusyu'nya, ia menjiwai setiap surat dan ayat yang dibaca. Dan akhirnya, air mata pun mulai mengalir. Kini, pipinya dibasahi oleh air mata.

Setelah selesai salat, Islam tak langsung beranjak dari tempatnya. Ia duduk dan mengagumi seorang perempuan. Islam menyelipkan namanya dalam setiap do'a dan Dzikirnya. Begitulah caranya mengagumi perempuan tersebut.

Dengan butiran tasbihnya yang terus diputar dan di atas sajadahnya, ia berdoa, "Aku mengagumi seorang perempuan, Ya Allah. Jika ia akan menjadi milikku, tolong jagalah. Aku ingin, ia menjadi istriku di dunia dan menjadi bidadariku di surga nanti, Ya Allah."

Air mata yang sempat berhenti, kini kembali mengalir. Do'a dan dzikir terus ia panjatkan. Tak lama kemudian, ia beranjak dari tempatnya, lalu mengambil Al-Qur'an, dan kembali ke tempatnya lagi.

Islam membuka halaman demi halaman, hingga sampailah ia di Surah Ar-Rahman. Ia mengawalinya dengan ta'awudz, lalu membaca ayat demi ayat. Saat selesai membaca, air matanya begitu deras mengalir. Ia takjub dengan surah yang ia baca.

"Surah ini akan aku jadikan mahar yang akan kuberikan kepadanya, Ya Allah. Jadi, jodohkanlah aku dengannya. Dia akan menjadi yang terbaik untukku. Dialah perempuan pertama yang kukagumi setelah ibuku, Ya Allah, Ya Rabb. Meski aku belum pernah melihat wajahnya, aku yakin dia adalah perempuan yang terjaga. Aku yakin dengan akhlaknya, Ya Rabb," pinta Islam ditengah tangisnya.

Sekitar setengah jam Islam bersimpuh dan meminta kepada Allah. Ia terus menyebut nama perempuan yang ia harapkan. Dirinya juga merasa pantas mendapatkan perempuan tersebut. Ia ingin menikahinya setelah lulus dari kuliahnya. Dan Islam menyerahkan semuanya kepada Allah.

Dengan kepasrahan kepada Allah, Islam menyelesaikan do'anya. Ia juga menghapus air mata di pipi. Kemudian, menuju tempat tidur dan bersiap untuk istirahat. Saat itu pula, Zaid datang dan masuk ke kamar.

****

Mengagumi Karena Iman & Taqwa √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang